Ada Apakah dengan Adab Remaja dan Pelajar Saat Ini?

Oleh. Bunda Hanif

Beberapa hari lalu, viral video sekumpulan pelajar SMA di Tapanuli Selatan yang menendang seorang perempuan lansia hingga mental. Sebelumnya, juga viral video beberapa pelajar SMP yang membully kawannya di dalam kelas. Mereka ramai-ramai memukuli dan menendang kepala korban hingga pingsan.

Masih banyak lagi video tindakan pembulian juga tindak kriminal yang dilakukan remaja dan pelajar yang beredar. Sebenarnya ,ada apa dengan remaja dan pelajar di negeri ini?

Tidak dapat kita mungkiri, bahwa krisis adab yang melanda remaja dan pelajar merupakan kesalahan dan persoalan besar dalam dunia pendidikan. Pelajar negeri ini semakin dijauhkan dari pengajaran Islam dengan berbagai isu seperti radikalisme, terorisme dan istilah keji lainnya terhadap Islam.

Pelajar yang taat beribadah, menutup aurat dengan sempurna, berakhlak mulia, dan berprestasi justru dituding terpapar radikalisme. Sehingga, banyak orang tua yang khawatir jika anaknya mempelajari agama Islam. Padahal sejatinya, agama akan menuntun manusia selalu berada dalam kebenaran dan kebaikan, bukan sebaliknya.

Bila kita lihat di sekeliling kita, remaja dan pelajar saat ini sudah sangat terbiasa dengan perilaku amoral. Mereka terbiasa berkata kasar, mengumpat, melawan orang tua dan guru, melakukan perundungan bahkan sampai melakukan tindakan kriminal seperti tawuran, pencurian, perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan. Apakah pelakunya remaja dan pelajar yang taat beribadah? Tentu tidak. Mereka yang taat beribadah tentu akan berpikir ribuan kali sebelum berbuat. Selalu merasa diawasi oleh Allah adalah benteng pertahanan yang paling kuat.
Data hasil riset Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan murid yang mengaku pernah mengalami perundungan (bullying) di Indonesia sebanyak 41,1%. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang murid sekolahnya paling banyak mengalami perundungan. Di tingkat nasional, pada tahun 2018, KPAI melaporkan bahwa 84% pelajar mengalami kekerasan di lingkungan sekolah. Dari 445 kasus yang ditangani sepanjang 2018, sekitar 51,2% di antaranya merupakan kasus kekerasan fisik, seksual maupun verba) (Muslimahnews.com, 26/11/2022).

Sungguh ironi, jika kita melihat krisis adab para remaja dan pelajar saat ini. Semua itu terjadi akibat diterapkan sistem sekulerisme. Sistem ini telah mengacaukan tatanan kehidupan manusia. Pemisahan agama dari kehidupan membuat manusia semakin bebas berbuat. Semuanya atas nama hak asasi manusia.

Krisis adab ini terjadi tidak hanya di sekolah umun, tetapi juga di pesantren. Seperti yang pernah terjadi seorang santri tewas dianiaya dan bahkan ada yang di bakar kakak kelasnya.

Dunia Pendidikan seharusnya menjadikan pelajarnya semakin beradab. Bukan hanya mementingkan prestasi akademis yang berorientasi untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka dicetak untuk memenuhi lapangan pekerjaan, sehingga wajar saja jika jauh dari adab yang luhur. Berbeda dalam Pendidikan Islam yang mencetak pelajarnya berkepribadian Islam. Sehingga, mereka tidak hanya cemerlang dalam bidang akademik namun juga berkepribadian luhur.

Pendidikan saat ini semakin menjauhkan pelajar dari agamanya. Pelajaran agama di sekolah maupun perguruan tinggi sangat minim. Targetnya hanya sekedar mengejar kurikulum dan ujian kenaikan kelas. Pelajaran agama hanya sebatas hafalan tanpa pernah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, tidak heran jika pelajar saat ini semakin tidak kenal dengan agamanya sendiri. Lebih parahnya lagi mereka fobia dengan agamanya.

Remaja dan pelajar yang aktif mengkaji Islam dan bergabung dalam organisasi kerohanian selalu diawasi. Namun, remaja dan pelajar yang melakukan tindakan amoral bahkan kriminal luput dari perhatian. Sebenarnya, siapakah di antara mereka yang lebih membahayakan?

Islam tidak pernah mengajarkan umatnya melakukan kerusakan. Islam adalah agama satu-satunya yang bisa membentuk umatnya berkepribadian mulia. Bahkan mampu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang berperadaban unggul. Islam pulalah yang mencetak masyarakatnya yang tadinya tidak bisa baca tulis menjadi cendekiawan dalam berbagai bidang. Sehingga, banyak sekali melahirkan ulama ilmu-ilmu keislaman dan para ilmuwan yang ahli di berbagai bidang.

Mengapa Islam bisa mencetak generasi yang gemilang? Semua dikarenakan Pendidikan Islam menerapkan 3 hal penting yaitu :
Menjadikan akidah Islam (keimanan) sebagai dasar pendidikan. Pelajar ditanamkan keimanan kepada Allah Swt. Dengan begitu, setiap ilmu yang dipelajari membuat mereka semakin beriman dan bertakwa.
Mempunyai tujuan yang jelas, yaitu mencetak kepribadian Islam. Kecerdasan yang mereka miliki harus bisa memberikan kontribusi bagi umat. Seperti sabda Nabi saw., “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR Ahmad)
Memberikan tindakan tegas terhadap tindakan kriminal. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh negara.

Demikianlah, pendidikan dalam Islam yang telah terbukti dalam sejarah mampu melahirkan generasi hebat yang berakhlak mulia. Selamatkan para remaja dan pelajar dari krisis adab. Karena di pundak merekalah, harapan masa depan umat. Jangan sampai mereka semakin tenggelam dalam derasnya arus sekulerisme yang telah terbukti nyata menghancurkan segalanya. Hanya Islamlah solusi satu-satunya untuk mengembalikan masa kejayaan yang pernah ada.

Wallahu a’lam bisshowab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi