Aborsi Kian Marak, Moral Generasi Kian Rusak

Oleh. Ledy Ummu Zaid

Ibu mana yang tidak miris rasanya ketika mendengar berita aborsi kian marak di masyarakat. Aborsi yang mana merupakan tindakan kriminal menghilangkan nyawa bayi tidak bersalah kini mulai dianggap hal biasa bagi generasi hari ini. Bagaimana tidak, mereka yang kebanyakan masih belasan tahun ternyata sudah berani mengambil keputusan besar sekaligus bertindak nekat demi menutupi aib busuk mereka, yaitu berzina. Sepantasnya kita bertanya, di mana moral generasi hari ini, dan apa yang menyebabkan kasus semacam ini merajalela di masyarakat.

Baru-baru ini, hangat diperbincangkan di masyarakat, penemuan praktik aborsi ilegal di Ciracas, Jakarta Timur. Dilansir dari laman humas.polri.go.id (03/11/2023), Polda Metro Jaya telah melakukan penggeledahan di sebuah rumah yang diduga sebagai praktik aborsi ilegal di Jalan Tanah Merdeka, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Pada saat penggeledahan, tim Puslabfor melakukan pembongkaran pada septic tank untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mana akhirnya berhasil ditemukan sejumlah tulang yang diduga berasal dari janin hasil aborsi yang dibuang para pelaku.

Adapun para pelaku merupakan warga pendatang yang mengontrak sejak dua tahun belakangan. Betapa mengejutkannya, guna menutupi praktik aborsi ilegal tersebut, mereka membuka salon kecantikan. Dilansir dari laman tvonenews.com (05/11/2023), Penyidik Reskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus tersebut yang terdiri dari pemilik rumah dan seorang pembantu rumah tangga.

Ada yang tak kalah menghebohkan jagat maya, tengah viral di media sosial, sebuah video yang menunjukkan seorang perempuan muda ditemukan tergeletak kejang-kejang setelah dipaksa kekasihnya untuk meminum obat aborsi dan dianiaya oleh beberapa rekan pelaku di area jembatan Suramadu, Jawa Timur. Dilansir dari laman jatim.tribunnews.com (05/11/2023), seorang wanita berinisial AHS (21) mengaku telah dianiaya tiga laki-laki di dekat Jembatan Suramadu sisi Surabaya hingga mengalami kejang-kejang. Adapun para pelaku itu adalah pacar dari korban dan dua orang lain yang merupakan saudara dari pacar AHS.

Miris, aborsi kian marak, moral generasi pun kian rusak. Hal ini juga dapat menjadi indikator rusaknya sistem sosial di masyarakat. Generasi hari ini banyak yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Inilah buah dari sistem rusak yang datang dari Barat, yang tak lain adalah sekularisme. Ideologi yang menanamkan paham kapitalisme ini telah menjangkiti masyarakat dalam berbagai sektor, mulai dari sistem ekonominya sendiri, pendidikan, kesehatan, sosial, informasi hingga sistem sanksi yang terbukti tidak membuat jera para pelakunya.

Individu hari ini tanpa sengaja terbawa arus liberalisasi yang mana menjunjung tinggi kebebasan karena mereka sengaja memisahkan agama dari kehidupan. Adapun pencapaiannya hanyalah sebatas materi atau yang nampak secara lahiriah belaka. Inilah ajaran asas kapitalisme yang mana membuat orang berlomba-lomba menjadi yang paling unggul. Dalam hal ini, tentu para pelaku aborsi tidak ingin masa depan mereka hancur begitu saja karena hamil di luar nikah. Oleh karena itu, untuk menutupinya mereka rela merasakan sakit yang amat luar biasa untuk menggugurkan calon bayi dalam kandungannya. Sungguh, ngeri dan keji rasanya mendengar kasus semacam ini.

Hal yang aneh sebaliknya datang dari kaum feminisme di Barat. Bagi mereka, aborsi aman dilakukan untuk mencegah kematian ibu dan menyelamatkan mereka dari berbagai risiko lainnya. Mereka akhirnya lantang menyuarakan kebebasan perempuan, khususnya memberikan hak reproduksi bagi perempuan. Oleh karenanya, zina baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis menjadi hal yang sangat wajar di Barat. Lantas, apakah kita harus berkiblat juga pada budaya kebebasan yang kebablasan ini?

Sebagai muslim, kita tentu wajib mengikuti aturan yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan. Adapun hukum aborsi adalah haram. Islam tidak membenarkan membunuh nyawa seorang manusia tanpa sebab yang syar’i. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (QS. Al-Isra: 33)

Jadi, tidak mungkin Islam memfasilitasi adanya layanan aborsi aman. Kemudian, mengakui adanya hak reproduksi sebagaimana yang disuarakan kaum feminisme Barat jelas tidak ada dalam syariat Islam.

Islam yang hadir di dunia sebagai rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam tentu akan menjamin kehidupan manusia dengan baik. Begitu juga dengan kualitas kepribadian individunya. Dalam sistem Islam, sebagaimana yang telah diterapkan kekhalifahan Khulafaur Rasyidin masa lalu, individu muslim akan dijaga sistem pergaulan atau sosialnya melalui berbagai macam cara yang sesuai dengan hukum syara’. Misalnya, seorang perempuan wajib menutup auratnya secara sempurna dan tidak tabarruj atau berhias secara berlebihan supaya tidak mengundang syahwat lawan jenis. Adapun seorang laki-laki wajib ghodul bashor atau menundukkan pandangannya dari yang haram. Kemudian, keduanya juga wajib menghindari khalwat atau berdua-duan dengan yang bukan mahram, dan menghindari ikhtilat atau bercampur baur laki-laki dan perempuan tanpa alasan yang syar’i, misalnya dalam perdagangan, pendidikan, kesehatan dan hukum.

Melihat begitu kompleks dan detailnya aturan Islam dalam menjaga setiap individu muslim, maka hal ini tidak akan kita temukan jika sistem Islam atau kekhalifahan di masa lalu belum diterapkan hari ini. Negara yang mana memiliki andil terbesar dalam mengatur kehidupan rakyatnya akan mengarahkan seluruh sektor kehidupan berdasarkan syariat Islam. Dimulai dari sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, informasi hingga sistem sanksi yang semua berasal dari petunjuk dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Oleh karena itu, individu, masyarakat dan negara akan bersama dalam ketaatan menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Taala dan menjauhi larangan-Nya. Keberkahan pun akan terpancarkan dalam kehidupan seluruh umat karena menerapkan sistem yang benar. Namun sayangnya, apa yang terjadi hari ini, khususnya fenomena aborsi yang kian marak, maka tak heran moral generasi kian rusak dan mengalami kemerosotan yang teramat parah. Wallahu a’lam bishowab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi