Malaikat or Rasulullah?

Oleh. Choirin Fitri

Sob, pernah baca ayat ini?

۞ وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ نَرٰى رَبَّنَا ۗ لَقَدِ اسْتَكْبَرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْ عُتُوًّا كَبِيْرًا

“Dan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) berkata, “Mengapa bukan para malaikat yang diturunkan kepada kita atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sungguh, mereka telah menyombongkan diri mereka dan benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan kezaliman).” (QS Al-Furqan: 21)

Perhatikan ucapan orang-orang yang enggan beriman dalam ayat ini, Sob! “Mengapa bukan para malaikat yang diturunkan kepada kita atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?”

Nah, kira-kira nih, kamu pernah enggak punya pikiran gitu? Kenapa sih Allah enggak kelihatan? Kenapa sih enggak malaikat aja yang diutus langsung ke kita?

Allah memang enggak terlihat. Namun, Dia ada. Dia melihat kita.

Kita bisa membuktikan keberadaan Allah lewat berbagai hal yang ada di sekitar kita. Cek deh! Udara, oksigen, angin, bahkan kentut terlihat enggak? Enggak kan? Lalu, apa benda-benda berwujud gas ini enggak ada? Adakan? Hanya dapat dirasakan, tetapi enggak terlihat wujudnya.

Nah, Allah-lah yang menciptakan wujud benda tak tampak ini. Enggak mungkin dong, ya, Tuhan yang bentuknya patung yang jelas-jelas dibuat oleh manusia. Enggak mungkin juga Tuhan aliran kepercayaan yang enggak bisa dibuktikan.

So, bukti ini cukup membuat kita harusnya yakin kalau Allah ada. Kita enggak bisa melihat Dia di dunia ini. Kalau mau lihat Rabb kita, kita mesti masuk surga. Siap dong, ya?

Terus, kenapa sih enggak malaikat aja yang diutus langsung ke kita? Waduh, horor, Sob, kalau malaikat langsung diutus untuk mengajarkan kita tentang Islam. Why?

Coba deh baca sirah alias sejarah diturunkannya Al-Qur’an pertama kali! Nabi Muhammad saw. saja yang sudah disiapkan oleh Allah menjadi seorang Nabi dan Rasul sejak dalam kandungan, saat bertemu pertama kali dengan malaikat Jibril, beliau menggigil kaget. Apalagi kita yang manusia biasa. Bisa-bisa bukannya beriman, malah pingsan duluan. Astaghfirullah.

Selain itu, malaikat juga makhluk Allah yang gaib. So, enggak mungkin dong jadi teladan. Diikuti tindak tanduknya dan didengar segala petuahnya.

Lalu, siapa yang pasti pas untuk diteladani dan didengarkan petuahnya? Hanya Rasulullah saw. saja ya, Sob, yang memenuhi kriteria ini. Kenapa? Karena, beliau manusia sama seperti kita. Bukan makhluk gaib yang tak tampak.

Allah sebagai Al-Khalik Al-Mudabbir, Pencipta sekaligus Pengatur telah menjadikan Rasulullah sebagai teladan terbaik untuk kita. Hal ini termaktub dalam surat cinta-Nya yang berbunyi:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Surah Al-Ahzab ayat 21 ini memberikan penekanan bahwa Rasulullah teladan terbaik kita. Enggak ada yang lain yang lebih baik dari beliau. Maka, tak heran ya, Sob kalau setiap tutur katanya, kebaikan akhlaknya, bahkan diamnya beliau dalam suatu peristiwa dicatat dengan tinta emas sejarah peradaban Islam.

Rasulullah Muhammad saw. inilah yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan kita tentang syariat-Nya. Kita tahu mana yang halal dan haram juga dari beliau. Kita tahu bagaimana menjadi seorang muslim sejati juga dari beliau. Bahkan, kita pun tahu cara terbaik untuk menggapai rida Allah dan surga-Nya yang seluas langit dan bumi pun dari beliau.

So, bukan saatnya lagi kita sibuk mempertanyakan hal yang nirmanfaat seperti pertanyaan orang-orang kafir, mengapa bukan malaikat yang langsung diturunkan? Asli kita enggak bakalan sanggup jika yang terjadi demikian.

Sekarang sudah saatnya kita meyakini Rasulullah sebagai teladan. Jangan sampai kita malah sibuk mengidolakan artis-artis yang secara agama dipertanyakan kesalehannya. Apalagi mengidolakan artis-artis yang agamanya malah bersebrangan dengan kita. Heeemmm, bisa berabe urusan. Kok bisa?

Ya, bisalah. Namanya kita mengidolakan seseorang. Bisa dipastikan ada hal-hal yang bakal kita contoh dari mereka. Bayangkan saja jika idola kita suka membuka aurat, enggak mau salat, suka ngajakin maksiat, gimana dengan agama kita? Bakal rusak ‘kan?

Jangan sampai juga kita mengikuti arahan orang kafir yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 24-25 yang artinya:

“Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu. Dan seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dahulu. Dia hanyalah seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai waktu yang ditentukan.”

Astaghfirullah. Hanya pada Allah kita memohon ampunan dan dijauhkan dari sifat buruk orang-orang kafir yang enggak mau menjadikan Rasulullah saw. teladan. Bahkan, menuduhnya gila.

Kini, saatnya kita menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Tak hanya kehidupan pribadi kita, tetapi juga masyarakat bahkan negara. Karena, nyatanya Rasulullah tak hanya sebagai seorang Nabi dan Rasul. Beliau telah menjadi teladan terbaik sebagai seorang suami, ayah, sahabat, hakim, kepala negara, bahkan komandan jihad.

Pertanyaannya adalah gimana sih kita bisa meneladani beliau. Yuk, jangan duduk diam berpangku tangan! Kajilah sejarah kemuliaan Rasulullah plus Islam kafah! Insyaallah dengan cara inilah kita bisa menjadi seorang muslim sejati yang taatnya pasti sampai mati.

Wallahu a’lam.

Batu, 8 November 2022

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi