Oleh. Anni Siaturrahmah, S.Pd.
(Kontributor MazayaPost.com)
Gen Z adalah sebutan bagi generasi kelahiran dari tahun 1997-2012. Di umur kisaran 12-27 tahun, Gen Z menjadi harapan perubahan bangsa. Dengan banyaknya potensi yang dimiliki, Gen Z akan menjadi bagian dari pemegang estafet kepemimpinan umat di masa depan. Akan tetapi, untuk melakukan perubahan yang luar biasa, tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, apalagi dilakukan dengan rebahan sambil scroll Instagram.
Banyak sekali stigma yang dijuluki kepada Gen Z. Seperti generasi yang mageran, suka healing, generasi strawberry, mental illnes, generasi jompo karena masih muda udah sering sakit-sakitan. Na’udzubillah-nya, Gen Z hari ini apatis atau tidak peduli dengan problem yang terjadi pada umat saat ini. Lantas bagaimana akan melakukan perubahan dan menjadi penerus kehidupan jika tidak bisa menjadi problem solver bagi masyarakat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Gen Z apatis dengan permasalahan sosial yang terjadi, salah satunya karena Gen Z merasa permasalahan hidupnya lebih rumit, jadi untuk apa peduli dengan masalah orang lain? Masalah sendiri saja belum bisa teratasi. Faktor lainnya karena Gen Z kurang kesadaran bahwa dirinya dengan yang lainnya adalah saudara seiman, satu tubuh. Sebagaimana hadis Rasulullah, bahwa kaum muslim itu adalah satu tubuh, jika ada satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit juga. Faktor terpentingnya adalah tidak ada dukungan dari negara.
Untuk menumbuhkan kepedulian Gen Z terhadap problem umat, agar Gen Z bisa menjadi problem solver di tengah masyarakat, Gen Z butuh kesadaran akan pentingnya ilmu dan iman. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti kajian Islam secara intensif. Karena dengan ilmu mereka akan tahu dan sadar bahwa harus memaksimalkan potensi yang mereka miliki untuk kebangkitan umat. Dengan keimanan itu, Gen Z dapat meningkatkan kesadaran akan hubungannya dengan Allah. Sehingga ketika sudah sadar bahwa segala aktivitas harus disandarkan kepada Allah, maka waktu dan potensi yang dimiliki akan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Masyarakat juga harus peka pada apa yang terjadi pada Gen Z hari ini. Arah perubahan ada di tangan Gen Z. Jika Gen Z terus dibiarkan berada dalam zona nyaman maka bukan perubahan yang terjadi, tetapi malah bertambahnya kerusakan. Cara untuk menyadarkan pemuda yaitu dengan beramar makruf nahi munkar. Istilah kerennya adalah dakwah yaitu menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dengan demikian, jika semua masyarakat sudah terpahamkan dengan ilmu Islam, maka jalan untuk menerapkan Islam dalam kehidupan akan lebih mudah.
Akan tetapi tidak akan maksimal jika penerapan Islam ini hanya dilakukan oleh sekolompok orang tanpa adanya peran negara. Negara yang memiliki peran penting dalam melakukan pengontrolan dengan cara menetapkan aturan dan sanksi sesuai syariat Islam sebagai bentuk pencegahan kemungkaran. Ketidak maksimalan potensi Gen Z saat ini karena negara minim dalam memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh Gen Z sekarang, seperti pendidikan gratis, pelatihan gratis, lapangan pekerjaan dan sebagainya. Jika negara terus abai dalam meningkatkan potensi Gen Z dan membiarkan kemungkaran terus terjadi, maka sulit tercipta masyarakat ideal yang sesuai Islam.