TIDAK ADAKAH SHALAHUDDIN AL AYYUBI ZAMAN INI YANG AKAN MEMBEBASKAN PALESTINA ?

Muhammad Ayyubi ( Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community )

Setahun sudah Palestina menderita, gempuran Israel tidak berhenti meski dunia mengecam tindakan brutal mereka.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 43.000 ribu orang meninggal sejak serangan Israel yang telah berlangsung satu tahun lebih tersebut.

Tetapi tidak ada satu pun solusi yang bisa menghentikan kekejaman Israel. Dari konferensi ke konferensi semua tidak mampu menolong Palestina dari cengkraman Isreal.

Pidoto -pidato kecaman dan ancaman kepada Israel dianggap angin lalu tanpa bekas. Bahkan demonstrasj seluruh dunia tidak membuat Israel berhenti menghujani Palestina dengan bom.

Bahkan eskalasi serangan semakin meluas hingga ke Lebanon, Iran dan Yaman. Hal ini dikawatirkan akan menyerat ketiga negara tersebut ke dalam perang yang tidak berkesudahan.

Apa sejatinya solusi yang bisa menghentikan agresi Israel bahkan mengusirnya dari Palestina?

Ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama pendekatan sejarah dan kedua pendekatan normatif dalil.

Secara historis, Palestina pernah dijajah dan dikuasai oleh pemerintah Eropa yang tergabung di dalam Pasukan Salib pada abad 10 M.

Hingga kemudian Pasukan Khilafah Ayyubiyyah dibawah pimpinan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Palestina dengan merebut serta mengusir pasukan salib dari Paelatina pada tahun 1187.

Shalahuddin Al Ayyubi adalah Khalifah dari Bani Ayyubiyah yang mengorganisir kekuatan umat dibawah komandonya untuk berjihad memerangi Pasukan Salib.

Dengan strategi, pasukan, pelatihan dan logistik layaknya sebuah negara Adidaya tidak sulit bagi Shalahuddin untuk memenangkan peperangan.

Berkaca dari sejarah, untuk mengulangi kesuksesan Shalahuddin maka tidak bisa tidak kecuali harus ada Khilafah yang mengorganisir umat dari seluruh penjuru negeri untuk berjihad.

Khilafah dengan dana tak terbatas akan melatih tentara regiuler, menyiapkan logistik, menambah alutsista, mengirimkan intelejen perang dan propaganda ke suluruh dunia semua dilakukan untuk mengunci posisi Israel dan mengahuncurkannya hingga tidak tersisa.

Kedua, secara normatif dalil bahwa kehancuran Israel adalah sebuah keniscayaan. Sebagaimana bisyarah dari Rasulullah.

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حتَّى تُقاتِلُوا اليَهُودَ، حتَّى يَقُولَ الحَجَرُ وراءَهُ اليَهُودِيُّ: يا مُسْلِمُ، هذا يَهُودِيٌّ وَرائي فاقْتُلْهُ

Tidak akan terjadi kiamat hingga kalian memerangi Yahudi hingga batu batu dan pepohonan berkata di belakang Yahudi, ” wahai muslim, ini Yahudi di belakangku maka bunuhlah dia ” ( HR. Bukhari Muslim )

Secara i’tikadi sebagai muslim kita mempercayai Rasulullah tidak akan menyalahi janjinya. Kita pun percaya bahwa beliau tidak pernah salah.

Janji itu pasti akan terwujud cepat atau lambat, akan tetapi kebenaran janji tersebut harus dijemput dan diperjuangkan sebagaimana janji janji beliau yang lain.

Siapkah kita berjuang mewujudkan kembali Khilafah sebagai fakta historis yang akan menjemput kembali janji Rasulullah akan kemenangan Palestina dan kekalahan Israel.? La’natullah Alaihim.[]

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi