Kekuatan Ide

Oleh. Haris Abu Muthiah

Saya mencoba menggali dari berbagai referensi bagaimana metode dakwah Rasulullah SAW berdakwah hingga mampu membangun peradaban Islam yang begitu kuat dan tak terkalahkan.

Ternyata rahasianya berawal dari sebuah ide (fikrah) besar, visi besar yakni membebaskan manusia dari penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan hanya kepada Allah Swt.

Inilah yang disebut the power of idea atau the power of vision. Kekuatan inilah menggerakkan Rasulullah bersama sahabat berjuang tiada henti kendati tantangannya sangat berat dari kaum quraisy saat itu.

Tapi apa yang terjadi? Islam menjadi kekuatan yang disegani dan tak terkalahkan di Eropa dan menguasai dua per tiga selama 1.335 tahun lamannya. Peradaban mulia lahir, pendidikan maju, dan sektor-sektor lainnya.

Kekuatan sebuah ide tampak pada sosok pemuda, bernama Muhammad Al Fatih yang terinspirasi dengan bisyarah Rasulullah saw. Suatu ketika Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat. ”Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?” Nabi menjawab, ”Kota Heraklius (Konstantinopel).” (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim)

Berdasarkan hadis, para khalifah berlomba-lomba ingin membebaskan Konstatinopel. Tapi apa yang terjadi? Baru tujuh abad kemudian, bisyarah Nabi terbukti.

Dengan kekuatan tak kurang 100 ribu pasukan, pasukan kekalifahan Utsmani di bawah komando Mehmed II, dikenal dengan panggilan Muhamad Al-Fatih, berhasil menaklukkan jantung peradaban Kristen terbesar itu.

Apa pelajaran yang bisa kita tarik dari keberhasilan dakwah Rasulullah dan kekuatan Muhammad Al Fatih? Tidak lain karena ia yakin bahwa mimpi besarnya akan tercapai jika dilakukan dengan fokus, konsisten, dan komitmen tiada henti.

Bisa dibayangkan jika seandainya Rasul berhenti dari dakwahnya hanya karena iming-iming materi atau tekanan dari orang-orang Quraisy, saya yakin, Islam tidak akan menjadi kekuatan besar. Begitu juga dengan Muhammad Al-Fatih, seandainya berhenti hanya karena cobaan dan perlawanan yang begitu kuat dari pihak musuh, saya yakin Konstatinopel akan tetap kuat dan tidak terkalahkan.

Lalu bagaimana dengan impian kita hari ini? Bagaimana visi bisnis kita hari ini? Apa sudah tercapai? Kalau tidak, boleh jadi mimpi kita hanya mimpi biasa saja sehingga tidak menjadi motor penggerak dalam kehidupan kita.

Atau mimpinya sudah luar biasa, tapi kita sendiri tidak yakin untuk mencapainya, kita lebih menyakini mimpi orang lain. Akibatnya, kita tidak fokus pada mimpi kita tapi lebih sibuk memikirkan mimpi orang lain.

Makassar, 26 Septenber 2022

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi