Exploring Sapudi Island

Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Solitude)

Oktober menjadi bulan yang paling ditunggu di tahun 2023. Sebab, Sekolah Pra dan Baligh Khoiru Ummah menggagas kegiatan rihlah tahunan ke Pulau Sapudi. Yah, sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia adalah negeri yang terdiri dari pulau-pulau, besar ataupun kecil. Adapun Pulau Sapudi adalah salah satu pulau di negeri ini, tepatnya di wilayah Jawa Timur.

Hal aneh mungkin jika memilih pulau kecil sebagai tujuan rihlah, tetapi Pulau Sapudi saat dieksplorasi begitu memesona dan menarik hati. Pulau Sapudi berada di antara gugusan pulau di sebelah timur Pulau Madura atau di sebelah utara Pulau Jawa di bagian ujung timur, yakni wilayah Situbondo. Secara administratif, Pulau Sapudi masuk ke dalam wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Perjalanan menuju Pulau Sapudi sudah mudah aksesnya. Ada beberapa alternatif pelabuhan yang bisa dijadikan pilihan untuk menyeberang ke Podei, sebutan Pulau Sapudi. Rute Sumenep-Sapudi lebih familier, waktu tempuh lebih singkat. Namun, karena kami ada di bagian timur Jawa Timur, maka memilih rute Situbondo-Sapudi.

Meski jadwal keberangkatan sempat mundur, kami tetap membulatkan tekad untuk menjelajah pulau tersebut. Selasa, 17 Oktober 2023, kami berangkat ke Sapudi dengan rute Pelabuhan Jangkar-Tarebung. Maklumah alias informasi tentang kapal laut kepada anak-anak sempurna tatkala mereka secara langsung mengihsas, menaiki, dan menikmati seluk beluk kapal saat kapal berlayar. Anak-anak merasakan langsung kapal-kapal yang di tengah lautan tampak seperti gunung. Sebagaimana Allah kabarkan dalam surah Asy-Syura ayat 32:

وَمِنْ آَيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.

Lebih dari itu, perjalanan kami memberikan kesan moral, sosial, dan spiritual sekaligus kepada anak-anak. Belum lagi tadabur alam yang tertangkap indra. Betapa hamparan laut yang luas, ombak yang bergulung dengan ukuran berbeda dalam tiap gulungannya, jernihnya air, perbedaan warna air, terumbu karang dan ikan-ikan yang tersaji di dalam laut, memberikan energi positif bagi kami. Perjalanan 4 jam di laut tak membuat semangat patah arang dan bosan untuk menjelajah. Setibanya di Sapudi, kami dijemput dengan Pick Up. Hawa panas turut serta menyambut langkah kecil kami yang mulai kelelahan.

Setelah 20 menit angin laut menemani perjalanan kami dari pelabuhan ke tempat mukim, santapan makan siang menyambut kami yang sudah mulai keroncongan. Ramahnya penduduk Sapudi turut berkontribusi dalam memberikan rasa nyaman pada kami yang kelelahan. Menu ikan layang segar dan glowing tersaji dan mengetuk selera makan kami, eh saya maksudnya. Masyaallah, hamdan lillah wa syukurillah, menu olahan ikan segar begitu nikmat.

Berbagai jenis ikan memang mudah didapatkan di pulau kecil ini. Hawa panas menemani hari-hari kami di sana. Namun demikian, kegiatan Exploring Sapudi Island tetap terlaksana. Berbagai agenda di luar ruangan dilakukan dengan riang. Pemandangan pantai terhampar luas. Sejauh mata memandang, kemolekan pantai dengan ketenangan ombaknya mendorong lisan melafazkan kalimat tasbih.

Pantai Sapudi begitu indah. Pasirnya putih dan bersih. Berbagai jenis keong dan kerang mudah dijumpai, kerangkanya pun diburu oleh anak-anak dan dijadikan oleh-oleh. Ubur-ubur, aneka ikan, gurita sangat bisa dilihat dengan mata telanjang. Keseruan bermain di laut membuat anak-anak senang dan kerasan tinggal di Sapudi meski hawa panas enggan menepi.

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Anak-anak benar-benar tadabur alam di hamparan laut yang luas. Dermaga menjadi saksi betapa antusiasnya anak-anak bermain dan eksplorasi di pantai. Kami makin yakin dengan apa yang Allah firmankan,

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 14)

Kalau tidak yakin bahwa Allah yang menundukkan lautan, lantas siapa yang kuasa menundukkannya? Masyaallah, Exploring Pulau Sapudi memberikan sebuah pelajaran sangat berharga tentang tauhid dan kekuasaan Allah. Apalagi saat mengelilingi pulau tersebut. Suasana sepi dan bersih dari polusi cukup membuat hati tenang dan terus bertafakur atas Kebesaran Allah.

Kegiatan utama kami di Sapudi adalah Qur’an and Leadership Camp dan menjelajah pulau tersebut. Kemah bersama anak-anak Pulau Sapudi memberikan animo positif pada setiap tujuan kami. Di pagi hari, lepas salat subuh, kaki ke sumber mata air Tonggung. Meski kemarau, suasana asri sangat bisa dirasakan bagi kami yang berasal dari luar pulau.

Ada beberapa kolam pemandian yang dibangun di sekitar mata air tawar itu. Kesibukan pagi hari menyambut kedatangan kami. Banyak warga yang sudah mencuci beras, baju, dan hajat lainnya. Sebuah pemandangan yang sangat tidak biasa kami jumpai di wilayah asal kami. Namun, itu menjadi rutinitas warga sekitar. Makin siang, makin banyak orang yang berdatangan untuk menunaikan keperluan mereka.

Selain Tonggung, kami menikmati perjalanan di siang yang terik. Kami menyusuri dua kecamatan yang ada di pulau ini, Kecamatan Gayam di bagian selatan dan Kecamatan Nonggunong di bagian utara. Pulau kecil ini merupakan pulau terbesar kedua di antara gugusan pulau yang tersebar di perairan Selat Madura. Jumlah penduduknya paling padat menurut Wikipedia. Namun di alam nyata, tetap pulau ini sepi bagi kami. Jarak antarrumah sangat jauh. Perkampungan tidak padat dan selalu ada batas tegal atau lahan kosong yang luas antarrumah. Suasana ini yang justru memberikan ketenangan, jauh dari kebisingan.

Eksotisnya pantai di sekeliling Pulau Sapudi menghalangi rasa bosan. Hanya ketenangan yang berdansa dalam tiap embusan napas kami. Kegirangan anak-anak bertemu teman baru dan lautan lepas melukiskan kebahagiaan yang mengalun di pulau mungil ini. Horizon Sapudi sangat cerah dan indah. Ada kerinduan yang terselip saat kaki kami melangkah di kapal yang telah berlabuh di pelabuhan Tarebung. Ada banyak harapan agar bisa kembali lagi tatkala netra menangkap mercusuar kian menjauh dan mengecil, sementara kapal yang kami tumpangi telah melaju dengan gagah mengantar kami pulang.[]

Sumber: https://narasipost.com/traveling/11/2023/exploring-sapudi-island/

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi