Oleh. Afiyah Rasyad
Kelam tak berarti padam
Peradaban memanglah temaram
Di bawah cengkeraman kapitalisme yang suram
Duka bukan berarti tak ada cinta
Terselip di dalam dada
Rasa yang membuncah dan semakin menggelora
Perih tak berarti sedih
Semangat tak menepi walau ditimpa pedih
Terus berjuang meski telah banyak buih
Sejatinya cinta
Dari Sang Maha Penggenggam nyawa
Menggerakkan nurani yang tak buta
Terus melaju walau teriris sembilu
Berjuang sepenuh jiwa tanpa ada rasa ragu
Tak patah arang saat bergerak maju
Tak sepekat malam
Menyingkirkan kelam
Dengan menerapkan syariat Islam
Sejatinya cinta
Bukan sekadar kata
Namun, aksi dan kontribusi sebagai bukti nyata