Wahai Ibu, Apa Harapanmu pada Putra Putrimu?


Oleh: Ummu Zakkiyah

Memasuki bulan Rabiul Awal 1444H, Kajian Ibu Shalihah (Kaisha) kembali dihelat. Kali ini tema yang diangkat adalah seputar parenting,
“Wahai Ibu, Apa Harapanmu pada Putra-Putrimu?”.

Tepat pada pukul 09.00 Wib, acara kajian rutin bulanan itu dimulai. Bertempat di rumah pemateri Ustadzah Arien, Jalan Ronggojalu No. 192 Leces Probolinggo, suasana tampak meriah dan ceria, seceria warna warni busana indah ibu-ibu tamu undangan yang silih berganti memasuki aula kediaman pemateri. Senyum hangat pun tersuguh dari para panitia menyambut kedatangan mereka. Meski tampak riweh dengan beberapa anak kecil dan juga bayinya, semangat mengkaji ilmu sungguh tampak luar biasa dari para undangan.

Beberapa menit berselang Ibu Wiwik sebagai moderator kemudian membuka forum kajian dengan sapaan hangat, diawali dengan lantunan kalam Ilahi pembacaan tilawah oleh Ibu Diah.

Acara inti yang dinanti-nanti pun tiba. Ustadzah Arien sebagai pemateri dengan gamblang menjelaskan materi yang dibawakannya . Sekelumit pertanyaan sepele terlontar untuk para hadirin, “Apa sih yang menjadi cita-cita terbesar seorang Ibu pada anaknya?”

Sebagian ibu-ibu yang hadir menjawab bahwa mereka ingin anak-anaknya bisa bekerja, mempunyai profesi yang membanggakan, di antaranya profesi dokter, insinyur, atau guru. Bahkan ada ibu-ibu yang bersenda gurau menjawab bahwa mungkin menjadi anggota DPR atau artis.

Pada dasarnya kita memang sedari awal telah terdoktrin bahwa seolah-olah cita-cita profesi itulah sebagai tujuan manusia hidup di masa depan. Sebagian besar ibu-ibu zaman dulu pun sekarang, sangat bahagia dan bangga dengan memiliki pemikiran cita-cita tersebut. Karena memang informasi atau maklumat yang di dapatkan tentang hidup hanya berdasar apa yang membuat kita bahagia.

Pertanyaan kembali diajukan oleh ustazah Arien kepada hadirin.

“Kenapa pandai mengaji, pandai berdakwah, bahkan menjadi ahli perang bukanlah suatu cita-cita untuk anak-anak? Kenapa tidak tertarik dengan cita-cita yang mengagungkan agama? Padahal cita-cita dengan target yang bertujuan Islam akan diganjar pahala di sisi Allah Swt.”. hadirin diam.

Ustadzah Arin kemudian memaparkan bahwa ada 3 jenjang level pendidikan.

Pertama, level orang tua yang berharap anaknya menjadi shalih, taat beragama, dan patuh kepada orang tua.

Kedua, orang tua yang berharap anaknya menjadi tenaga ahli di bidang sains dan agama.

Ketiga, orang tua yang berharap anaknya menjadi pejuang dan pembela Islam.

Orang tua adalah sosok yang paling bertanggungjawab terhadap anak, karenanya orang tua harus selalu kroscek pemberian pendidikan sampai pada tahapan mana. Misalnya, cara berwudhu, cara sholat yang benar, dan lainnya. Untuk itu orang tua pun harus memiliki ilmu atasnya.

Pada dasarnya setiap individu wajib menuntut ilmu agama agar ke depannya tidak menyelesaikan masalah kehidupan dengan hawa nafsunya.

Ilmu tujuannya harus diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan. Misalnya, hukum waris dan zakat, sehingga nantinya tidak menjadikan ilmu hanya sekedar suatu ilmu yang hanya dikaji atau dibaca saja.

Berbeda dengan ilmu dunia, semisal ilmu sains. Hukum mempelajarinya adalah sesuai dengan kebutuhan saat itu. Contohnya, jika suatu penduduk terkena wabah, maka harus belajar ilmu sains. Menuntut ilmu dunia hukumnya fardhu kifayah di mana jika ada yang belajar maka gugur kewajiban muslim yang lain. Praktiknya hampir sama dengan hukum menshalati dan memandikan jenazah.

Demikianlah pemaparan ustadzah Arin yang membuat ibu-ibu yang hadir semakin antusias untuk bertanya. Ustadzah Arien pun menjawab semua pertanyaan dengan memuaskan.

Sampailah di pembagian doorprize yang mendebarkan. Ibu Nanik dan Ibu Humairah mendapat hadiah doorprize yang menarik dari panitia karena menjadi penanya pertama dan kedua di sesi tanya jawab.

Acara pun ditutup dengan doa. Kemudian bu Wiwik tak lupa mengingatkan kepada yang hadir bahwa, acara Kaisha akan selalu ada setiap bulan. Jadi ibu-ibu diminta tidak bosan jika diundang lagi. Wallahu a’lam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi