Oleh. Kak Resti Nana
Acara Kajian Milenial Muslimah Besuk, Pakuniran, Paiton, Kotaanyar atau yang kita kenal dengan nama (Kamilah Bepapako) pada Ahad, 28 Juli diadakan di Pondok Pesantren Ghuroba Pakuniran. Acara ini dibuka oleh Host Kak Azizah pada pukul 09:30 WIB.
Setelah Acara dibuka oleh host, maka acara dilanjutkan dengan pembacaan tilawah dari santri Ghuroba, Ukhti Cholida dan Ukhti Zulfa. Setelah pembacaan tilawah selesai, dilanjutkan sesi materi oleh Ustadzah hikmah dengan tema “To be a Real Muslimah.” Materi disampaikan dengan jelas dan menarik. Pemaparan materi sangat interaktif karena terkadang pemateri melemparkan pertanyaan kepada peserta agar suasana makin hidup. Peserta terlihat antusias mengikutinya.
Menurut Ustadzah Hikmah, beliau menyampaikan
bahwa Muslimah itu adalah kita, kata kita merujuk karena peserta yang hadir di keseluruhan acara ini adalah wanita/remaja. Mengapa hidup di zaman sekarang , muslimah mulai kehilangan jati dirinya ? Karena meski menjadi seorang muslimah, jalan hidupnya tidak mengikuti aturan Islam, tetapi mengikuti aturan Barat/modernisasi.
Bagaimana menjadi muslimah sejati? Ustadzah Hikmah menjelaskan untuk menjadi muslimah sejati dapat dilakukan dengan cara memperbanyak membaca shiroh Nabi saw., sehingga bisa meneladani Nabi saw. dan harus mengetahui hakikat hidupnya. Apa itu Hakikat hidup seorang muslimah? Hakikat hidup seorang muslimah adalah sadar bahwa diciptakan oleh Allah Swt., untuk beribadah kepada Allah Swt., dan akan kembali kepada Allah Swt.
Selain itu, untuk menjadi muslimah sejati, kita harus mengetahui konsekuensi keimanan sebagai muslimah adalah beriman secara kaffah/menyeluruh seperti yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 208 berikut ini,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Selanjutnya, konsekuensi keimanan sebagai muslimah yaitu menjadi pribadi yg shahih, menjadi teladan bagi keluarganya, mampu menjaga komunitas dan lingkungannya. Menurut Ustadzah Hikmah, lingkungan dan komunitas juga kita dakwahi, misal
mendakwahi berpakaian sesuai syariat sebagai muslimah, berani amar makruf dan nahi mungkar pada kebatilan/keburukan yg terjadi. Nah, setelah kita mengetahui apa itu muslimah dan konsekuensi iman, maka kita harus mengetahui juga karakter sebagai muslimah sejati. Ada beberapa karekter Muslimah sejati yang harus kita miliki, antara lain:
1. Memiliki iman yg kokoh.
Bagaimana jika belum memiliki iman yang kokoh? Maka kita perlu memperbaiki diri. Iman yang kokoh adalah tidak mudah terombang-ambing dengan zaman, tetap mengingat Allah Swt. meskipun pada situasi genting.
2. Berakhak mulia.
Berakhlak mulia kepada siapa pun,yaitu yeman, guru, masyarakat, dll. Contoh sikap berakhlak mulia:
– Santri menjawab pertanyaan dari guru dengan baik dengan adab-adab yang baik, jangan sampai su’ul adab kepada ustaz/ah.
– Tidak boleh membentak kepada orang tua.
– Tinggalkan hal-hal sepele.
3. Terus belajar
Belajar itu harus terus dilakukan sekalipun kita sudah lulus sekolah SMA, lulus kuliah, atau sudah menjadi istri/ibu, bukan sampai batas SMA/kuliah/menjadi istri/ibu berhenti. Karena menjadi ibu perlu ilmu dalam mendidik anak, bagaimana kita hormat kepada orang tua, suami, itu semua perlu ilmu yang perlu kita bekali dengan belajar dan jangan pernah malas belajar. Berikut bunyi hadis yang menjelaskan bahwa menuntut ilmu dari buaian arang tua sampai liang lahat,
اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.”
4. Menjaga aurat
Menjaga aurat agar tidak terlihat orang yang bukan mahromnya. Apa saja aurat perempuan? Aurat perempuan adalah dari ujung rambut sampe ujung kaki, kec telapak tangan dan muka. Sesuai Hadis Riwayat Abu Dawud berikut ini,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْه [رواه أبو داوود].
“Dari ‘Aisyah ra (diriwayatkan) bahwa Asma’ binti Abu Bakar masuk ke tempat Rasulullah saw. dengan memakai baju yang tipis, kemudian Rasulullah saw. berpaling daripadanya dan bersabda, “Hai Asma’, sesungguhnya apabila wanita itu sudah sampai masa haid, tidaklah boleh dilihat sebagian tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau menunjuk kepada muka dan kedua tapak tangannya.” (HR. Abu Dawud dan dikatakan hadis ini mursal, tetapi Al-Albani mengatakan hadis ini sahih)
5. Ibadah konsisten, antara lain
Melaksanakan ibadah baik wajib maupun sunnah secara konsisten. Contoh ibadah antara lain:
~ Salat wajib ✓
~ Salat/ibadah sunah ✓
~ Puasa sunah ✓
Semua contoh ibadah tersebut di atas dilakuakn secara konsisten.
6. Kepedulian Sosial
Sebagai muslimah hraus ikut berperan dalam dakwah di masyarakat, berani beramar makruf nahi mungkar terhadap kebathilan yang terjadi. Sebagaimana dengan pengertian hakikat ibadah yaitu tunduk patuh pada syariat Allah Swt. artinya menjalankan yang Allah Swt. perintahkan dan menjauhi yang Allah Swt. larang.
Apa saja peran muslimah? Bagaimana kita berperan menjadi muslimah? M
Di rumah, muslimah menjadi ummu warobbatul bayt, yaitu menjadi seorang ibu dan manager rumah tangga harus siap dan terus belajar.
Di tengah masyarakat menjadi anggota masyarakat
misal, mengadakan acara, ikut berperan dalam kegiatan/acara, memiliki peran anggota masyarakat, ikut nimbrung di masyarakat/bersosial.
Adapun tantangan dan peluang sebagai muslimah sejati di zaman modern, ada tantangan sekaligus peluang. Tantangannya yaitu modernisasi, bagaimana iman kita kokoh tidak ikut budaya Barat yaitu dengan belajar.
Sementara peluang sebagai muslimah sejati dari modernisasi adalah Dakwah. Dakwah akan menjadi amal jariah bagi kita, sehingga jangan bosan-bosan untuk berdakwah, beramar-makruf nahi mungkar. Menurut Ustazah Hikmah, menjadi muslimah sejati penting karena akan mengubah peradaban. Jika muslimah baik, generasinya baik, peradaban baik. Begitu pula sebaliknya, jika muslimah buruk, generasinya juga buruk, peradaban juga buruk.
Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi game dipandu oleh Kak Laili. Game/sesi permainan ini sebagai ice breaking agar peserta tidak bosan dan mengantuk. Game pertama ini berpasangan, sehingga peserta harus berpasangan berjumlah 2. Dalam game ini, bermain menjauh dan mendekat dan sangat melatih konsentrasi, namun peserta terlihat antusias, seru dan menikmati. Dilanjut kedua game/permainan yang agak serius yaitu
sambung ayat, yang dipimpin Ustazah Hikmah,
sambung ayat ini dimulai pembacaan ayat surah Al-Baqarah ayat 24-30 yang kemudian dilanjutkan oleh peserta/santri berjumlah 6 orang bernama
Keisha, Zulfa, Nadia, Najwa, Cholida, Ela.
Setelah sesi game, dilanjutkan pada sesi pertanyaan
dari Ustazah Hikmah untuk peserta. Dalam sesi ini, jika peserta dapat menjawab dengan benar akan diberi doorprize oleh panitia. Dalam sesi ini, ada beberapa pertanyaan dan jawaban yang diajukan.
Demikian serangkaian acara Kamilah Bepapako berjalan dengan menarik dan dihadiri oleh 29 peserta remaja muslimah. Acara ini ditutup jam 10:30 dengan pembacaan doa oleh Ustazah Afi.