Ruang Hidup Terampas, Generasi Terempas

Reporter: Illa Syahidah

Majelis Taklim Remaja Muslimah Leces menyelenggarakan Risalah Akhir Tahun bersama para pemuda Banjarsawah dan Leces pada hari Senin, 25 Desember 2023. Di awal acara, Kak Fila selaku host menyampaikan bahwa kondisi negeri kita saat ini sedang tidak baik-baik saja, negeri kita terempas.

Kak Fila menyebutkan, “Dalam kurun setahun ini banyak sekali kejadian yang dilakukan orang-orang terhadap desa-desa terpencil. Semua itu disebabkan karena ingin merampas tanah dan tempat tinggal mereka.

Narasumber pertama, Kak Illa Kusuma Ningrum menyampaikan tentang dampak perampasan ruang hidup yang terdiri dari Ancaman keamanan, trauma dan ketakutan. Hilangnya sumber penghidupan, relokasi dan penggusuran, dan bentang alam berubah seperti yang terjadi di Rempang, masyarakat di sana mengalami ketakutan dan rasa trauma. Mereka takut untuk melaut karena khawatir rumah yang mereka tinggali tiba-tiba digusur.

Narasumber kedua, Kak Afaf MS. menyampaikan bahwa di masa Khilafah, pembangunan infrastrukturnya juga sangat megah dan modern tanpa berutang sepeser pun dengan negara luar. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau membangun kanal dari Fustat ke Laut Merah untuk memudahkan akses perdagangan. Pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam) wajib dikelola negara. Pertama, pengelolaan sumber daya alam milik umum berbasis negara. Kedua, negara sebagai wakil rakyat wajib mengelola sebagai sumber utama APBN. Ketiga, haram menyerahkan penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam milik umum kepada pebisnis, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk kasus di Rempang, juga memperlihatkan bahwa mayoritas penduduk Rempang sebagai nelayan, akan kehilangan sumber penghidupan mereka karena penggusuran tersebut. Relokasi dan penggusuran menghilangkan ruang sosial dan tumbuh kembang anak-anak. Bentang alam berubah, dari hutan menjadi perkebunan, dan bekas tambang mengakibatkan bencana alam berulang dari banjir, karhutla, dan pemanasan global.

Diakhir penjelasan, narasumber kedua Kak Afaf MS. menyampaikan perbandingan Kapitalisme vs Islam. Kak Afaf menyebutkan bahwa kepemimpinan kapitalisme adalah membela para pemilik modal (pembisnis) dan kebebasan kepemilikan. Sedangkan tujuan kepemimpinan Islam adalah mengurus dan memelihara kepentingan rakyat. Kepemilikan dalam Islam ada 3 yaitu individu, umum dan negara. Tanah rakyat wajib dilindungi dan tidak boleh dirampas. Tanah dan kekayaan alam yang termasuk milik umum haram diserahkan pada individu.

Semua yang terjadi pada negeri kita hari ini ialah akibat dari serangan orang-orang yang ingin merampas dan menggusur tanah milik orang-orang yang tidak bersalah. Sehingga mereka seolah lupa dengan jati dirinya sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah, dan justru termakan dengan stigma negatif Islam dari sistem kapitalisme. Maka sudah saatnya kita semua sebagai pemuda Islam hari ini sadar bahwa ada potensi besar yang dimilikinya untuk diarahkan kepada kemuliaan Islam seperti mengkaji Islam intensif, menghadiri kajian-kajian Islam, dan menyebarkan Islam kepada penjuru dunia.

Acara dilanjut dengan tanya jawab oleh peserta. Setelahnya, acara ditutup dengan perenungan bersama dan doa.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi