Refleksi Hijrah dalam Kehidupan

Oleh: Ummu Ara

Pagi yang cerah, tepatnya Ahad, 30 Juli 2023. Kajian Ibu Shalihah kembali digelar. Sesuai dengan momen Muharram, kali ini Kaisha mengusung tema “Refleksi Hijrah dalam Kehidupan”. Acara bertempat di rumah Ibu Anto, salah satu warga di Leces.

Hadir sebagai pemateri Ustadzah Cicik Juwariah, beliau adalah seorang guru sekaligus pengasuh Ponpes Tahfidz An-Nahdhah yang juga aktivis dakwah muslimah di wilayah Kecamatan Leces.

Silih berganti ibu-ibu undangan berdatangan memenuhi ruangan. Panitia dengan ramah menyambut mereka.

Acara pun dimulai. Ibu Wiwik sebagai moderator acara menyapa hadirin dengan hangat. Acara diawali dengan membaca basmalah dan dilanjutkan dengan pembacaan Tilawah Al Quran surat At-Taubah ayat 20 oleh Ananda Zahra.

Tibalah acara yang dinanti, yaitu penyampaian materi oleh Ustadzah Cicik. Beliau mengajak hadirin melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum materi disampaikan. Hadirin pun menyambut dengan semangat dan gembira.

Ustadzah Cicik menjelaskan tentang asal muasal kalender Islam. Berdasarkan keputusan Khalifah Umar Bin Khattab, perhitungan tahun Islam adalah dari sejarah hijrahnya Rasulullah Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah. Hal ini karena disyariatkan hijrah merupakan pemisah antara yang haq dan yang batil. Di samping itu, karena peristiwa hijrah itu juga merupakan awal berdirinya negara Islam.

Pemateri juga menjelaskan berbagai definisi hijrah, salah satunya menurut Ustadz Taqiyyudin An-Nabhani, yaitu hijrah adalah keluar dari darul kufur menuju darul Islam.

Kewajiban hijrah dinyatakan Allah dalam surat At Taubah ayat 20,

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”

Lebih lanjut pemateri menjelaskan tentang keutamaan bagi orang yang berhijrah, yaitu:

pertama, Sebagai bukti keimanan yang benar.
Kedua, pahalanya tak ternilai.
Ketiga, mendapat rizki melimpah.
Keempat, mendapat rahmat (kasih sayang) Allah. Kelima, mendapat maghfiroh (ampunan) Allah. Keenam, mendapat surga (jannah).

Ustadzah Cicik pun menjelaskan bahwa hijrah itu tidak mudah, bahkan penuh dengan tantangan, di antaranya adalah:

Pertama, dari mind set (pola pikir) lama yang tak Islami. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu (QS. Al Baqarah: 208)

Kedua, tantangan hijrah dari keluarga. Allah berfirman:

” Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS. At Taubah: 23)

Ketiga, tantangan hijrah dari teman pergaulan lama.

Lebih lanjut pemateri juga memaparkan tentang refleksi hijrah untuk saat ini. Beliau menjelaskan bahwa, Rasulullah dan para sahabat saat itu meninggalkan Mekah menuju Madinah demi meninggalkan darul kufur menuju ke darul Islam. Hijrah Rasulullah membawa dirinya dan para sahabat keluar dari Makkah – yang di sana kaum Muslim tidak bebas menghamba pada Allah – menuju Madinah di mana kaum Muslim bebas menghamba pada Allah.

Maka kondisi itu pun juga bisa kita terapkan dalam kehidupan kita saat ini. Ketika kita berhijrah, maka harus ada perubahan dari kondisi kita yang jauh dari Allah, yang sering bermaksiat, menjadi kondisi dekat dengan Allah dan menjauhi maksiat. Bahkan di level masyarakat dan negara.

Ustdzah menegaskan di akhir penjelasannya, bahwa perjalanan hijrah haruslah diikuti dengan iman. Saat ini kondisi kaum muslimin tengah berada dalam keterpurukan. Hukum-hukum Allah dicampakkan, syariat-Nya diabaikan. Maka, sebagai bentuk keimanan kita kepada Allah’ kita wajib memperjuangkan kembali tegaknya Islam di muka bumi ini. Dengan semangat hijrah, kita harus berjuang untuk menerapkan kembali Islam secara kaffah.

Di sesi tanya jawab, hadirin pun antusias bertanya dan pemateri pun menjawabnya dengan gambalng dan tuntas mengakar.

Kemudian, acara diakhiri sekitar pukul 11.00 Wib dengan pembacaan doa. Dilanjutkan moderator menutup acara dengan doa kafaratul majelis.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi