Pengajian Mar’atus Sholihah

Oleh. Z Syifa
(Kontributor MazayaPost.com)

Bertempat di Klinik Safa Marwah, puluhan ibu-ibu dari berbagai kalangan menghadiri kajian bulanan yang diinisiasi oleh dokter Maharani selaku pemilik Klinik Safa Marwah. Acara yang berlangsung sampai zuhur tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu Nyai Aminah Zuhriyah dan Ustadzah Aliyah. Pada pertemuan perdana ini, Nyai Aminah memberikan nama yang indah yaitu Majelis Taklim Mar’atus Sholihah dengan harapan semoga kelak menjadi wanita sholihah pencetak generasi rabbani.

Pada kesempatan pertama, Nyai Aminah menyampaikan bahwa duduknya kita di majelis ilmu akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah Subhanahu wa Taala. Dan satu bab ilmu yang dipelajari di majelis ilmu itu setara dengan salat sunah seribu rakaat. Beliau juga menyampaikan bahwa seseorang dapat dikatakan bahagia jika mendapatkan empat hal: pertama, mempunyai istri yang sholihah. Wanita sholihah itu mempunyai ciri jika dipandang menyenangkan, jika diperintahkan ia taat dan jika suaminya tidak bersamanya maka ia bisa menjaga kehormatan. Kedua, kebahagian itu ketika mempunyai anak yang berbakti pada orangtua. Ketiga, kebahagiaan lainnya ketika mempunyai tetangga atau teman yang baik. Dan yang terakhir ketika dimudahkan mencari rezeki di negerinya sendiri.

Pemateri kedua adalah Ustazah Aliyah. Beliau menyampaikan bahwa kita hidup itu pasti ingin bahagia. Namun faktanya, banyak di antara kita para wanita yang justru ketika mendapatkan kebahagiaan berupa keberlimpahan materi menjadi sombong. Sehingga gambaran wanita sholihah seperti di atas sulit didapatkan. Maka untuk menjadi sholihah, diperlukan ilmu sehingga wanita akan menyadari bahwa dirinya adalah ummu wa robbatun bait. Karena mulianya tugas sebagai ibu, maka dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar.

Faktanya media sosial secara tidak langsung justru menjadi musuh dalam mendidik mereka. Maka menjadi tugas negara untuk mengatur regulasi terkait tayangan medsos agar membantu tugas ibu. Tak hanya itu, jika dilihat problem hidup yang menimpa para wanita justru bersumber dari sistem kehidupan yang ada.

Pada sesi diskusi, Bu Julia bertanya bagaimana tips menghadapi gempuran info tentang adanya budaya patriarki. Menanggapi hal tersebut, Nyai Aminah menyatakan bahwa menuntut ilmu itu dari buaian sampai liang lahat. Kewajiban lain dari wanita yaitu taat pada suami, sehingga diamnya dia di rumah suaminya berpahala, pendidikan tinggi yang dia miliki justru sangat berguna untuk mendidik anak-anaknya.

Ditambahkan oleh Ustazah Aliyah bahwa istilah patriarki yaitu seolah wanita ditindas dan suaminyalah yang menindas disebabkan kurangnya ilmu. Ketidakpahaman dan biasa mendengar istilah tersebut akhirnya membuat para wanita dan ibu tidak tenang. Maka penting bagi wanita untuk mengubah pemahamannya sesuai dengan Islam agar tidak terpengaruh dan dia mampu menjadi wanita sholihah yang kokoh berdiri diatas syariat-Nya.

Sebagai penanya berikutnya, Bu Ana menyampaikan apa yang harus dilakukan seorang ibu agar anaknya tidak ikut arus remaja hari ini yang rusak. Nyai Aminah menanggapi hal tersebut dengan menyampaikan bahwa yang bisa dilakukan ibu adalah menguatkan akidah anak, sebab jika akidahnya kuat maka akhlak dan kepribadiannya bagus. Dan menyadari bahwa anak adalah titipan, sehingga harus memperlakukan anak sebagai sahabat, dengan demikian orang tua akan mudah mengarahkan anak. Yang tidak boleh dilupakan bahwa orang tua adalah cermin bagi anak, sehingga sebagai orang tua hendaknya mensholihkan dirinya terlebih dahulu sebelum mensholihkan ananda. Untuk itu, menurut Ustazah Aliyah bahwa mendidik anak itu dibutuhkan faktor pendukung selain ibu yang sholihah juga masyarakat yang saling mengingatkan atau amar makruf nahi munkar dan juga adanya negara yang menerapkan sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahualam bisawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi