Pemuda Agen Perubahan

Reporter: Dewi Ratna Sari

Perhelatan akbar nonton bareng: Risalah Akhir Tahun telah terlaksana (Sabtu, 31/12/2022). Lebih dari 75.000 peserta bersiap bergabung dengan peserta di wilayah lain di seluruh nusantara, baik online maupun offline. Nobar kali ini bertajuk “Peduli Generasi, Pemimpin Umat”. Agenda berlangsung streaming.

Berikut catatan nobar dari satu titik, dari wilayah Dampit, Malang. Peserta yang hadir sebanyak kurang lebih 100 orang, terdiri dari pelajar, ibu rumah tangga, guru, dan tokoh.

Acara dipandu oleh MC Yuli Kusumadewi, Host Nanik Wijayanti, serta dihadiri oleh 5 narasumber. Yakni, Ibu Dwi Hendriyanti, S.Pd, Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS, Ibu Hj. Tingting Rohaeti, Ibu Apri Hardiyanti, SH, dan narasumber kelima Ibu Ratu Erma Rachmawati.

Awal diskusi dibuka dengan video pemantik tentang potensi besar pemuda, akan tetapi terjajah dengan penjajahan gaya hidup dan kepentingan materialistis semata. Sebagai muslim yang cerdas kita tetap bisa optimis untuk menyelamatkan para pemuda, tentunya dengan amunisi yang shahih yakni Islam Kaffah.

Pemaparan pertama oleh Ustadzah Dwi Hendriyanti, S. Pd. Beliau guru SMA di Tangerang Banten. Menurut beliau pendidikan hari ini memiliki akar permasalahan yang kompleks, terutama dari sisi guru. Guru disibukkan dengan administrasi sekolah, sehingga mengajar hanya dijadikan formalitas (mengajar lalu pulang) saja. Hal ini menyebabkan sulitnya transfer behaviour kepada siswa. Oleh karena itu, mental yang terbentuk di lingkungan sekolah pun sangat rapuh karena tidak adanya ikatan yang kuat antara siswa dan guru, kecuali hanya formalitas :

Narasumber kedua adalah, Prof. DR. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS. Beliau adalah dosen dan pakar administrasi publik, memaparkan bahwa di dunia perguruan tinggi pun faktanya tidak lebih baik dari pendidikan menengah.

Di dunia kampus mahasiswa hanya dididik untuk dihidupkan otak kirinya saja dan dibentuk sebagai mesin fotocopi, yang hanya sibuk copy-paste. Beliau menegaskan kepada orang tua, untuk tidak boleh hanya berpuas diri dengan pencapaian sarjana si anak lalu mendapatkan perkerjaan yang bonafit, di kantor ataupun pabrik dengan gaji tinggi (misal, 60 juta per bulan).

Hal ini dikarenakan, pemuda tidak hanya dicukupkan dengan hal tersebut, tidak cukup hanya sebagai buruh. Sebab, potensi pemuda jauh lebih revolusioner daripada itu. Masa depan umat ada di tangan pemuda, terlebih Allah Swt. akan menanyai di akhirat nanti, apa peran selama hidup untuk solusi permasalahan umat di negeri ini. Semua ini perlu bekal untuk bisa menjawabnya.

Berbahagialah mereka para orang tua yang memiliki anak dan dididik sebagai pembawa perubahan bagi umat, sehingga hidup benar-benar untuk Allah, bukan hanya fokus mencari materi semata.

Narasumber ketiga adalah Hj. Tingting Rohaeti, pengasuh Pondok Pesantren Purwakarta. Beliau memaparkan bahwa di pesantren pun banyak hal miris yang diterima dari rezim hari ini. Fitnah silih berganti menerpa pesantren. Pesantren dituduh radikal, intoleran, bahkan dituduh sebagai sarang teroris. Padahal sebutan tersebut sangat tidak berdasar.

Mereka yang sudah melakukan mega korupsi, perampasan SDA, tapi malah cuci tangan dengan memutarbalikkan fakta. “Lantas siapakah yang sebenarnya radikal? Siapakah yang intoleran? Kita tentu bisa menjawabnya dengan lantang sekarang”, tambah beliau.

Hj.Tingting juga memaparkan beberapa hal yang harus dilakukan seorang mubalighah untuk para santri, diantaranya ialah:

Pertama, memahami ajaran Islam Kaffah

Kedua, mendakwahkan Islam Kaffah

Ketiga, berani dalam berdakwahberdakwah.

Beliau menutup dengan semboyan epik yakni, “Berjuang kita akan mati, tidak berjuang kita pun akan mati, oleh karenanya mending kita mati dalam berjuang”. MashaAllah.

Narasumber keempat adalah uhti Apri Hardiyanti, SH, selaku Ketua Kornas Kohati Periode 2018-2020. Beliau memaparkan bahwa, peran pemuda dalam percaturan politik hari ini hanya dihargai suaranya saat pemilu, tidak lebih. Sedangkan pemuda yang beriman dan bertakwa justru dilabeli radikal, intoleran, dan pemuda yang kritis dikriminalisasi.

Oleh karenanya, beliau mengajak agar pemuda tidak segan atau takut untuk mengkaji Islam Kaffah, karena inilah yang dapat menguatkan mental, pemikiran dan jiwa pemuda untuk terselamatkan dari ide-ide sekuler hari ini, dan tentunya sebagai hujjah di hadapan Allah kelak.

Pemaparan diitutup oleh narasumber kelima yakni ustadzah Ratu Erma Rachmayanti, seorang aktivis dakwah. Beliau menyampaikan bahwa memang pada hari ini tidak ada tempat yang aman dari serangan pemikiran sistem sekuler hari ini.

Beliau juga, memaparkan solusi tuntas dari permasalahan mengakar dunia, adalah dengan mengganti akar demokrasi kapitalis ini dengan Islam. Bagaimana caranya? Beliau mengkalasifikasikan menjadi beberapa point penting, yakni,

Pertama, Team Work, yakni kerjasama tim dakwah dengan umat

Kedua, kesadaran konfrontatif (kesadaran untuk melawan kekufuran),

Ketiga, role model (profil pemuda sebagai panutan),

Keempat, perlawanan opini. Seharusnya, sebagai pemuda kita harus mensyukuri anugerah yang Allah berikan, yakni dengan menolong agama-Nya, bukan hanya mengejar materi semata, yang kedudukannya hina disisi Allah.

Ustadzah Ratu Erma menutup dengan seruan terhadap pemuda bahwa “Kalian adalah generasi umat, yang Allah Swt. haramkan dari kekalahan.. Kalian adalah adalah bagian dari umat yang Allah Swt. dan Rasul-Nya tidak ridha kalian menjadi sia-sia dan terabaikan”.

Acara pun tak cukup berhenti pada pemaparan luar biasa dari para narasumber, akan tetapi ditutup dengan testimoni para tokoh dan juga peserta, baik offline juga online.

Testimoni pertama, peserta dari titik kabupaten Malang tepatnya dari Dampit. Disampaikan uhti Elsha Lutfiana, beliau adalah seorang ibu rumah tangga. Menurut beliau, sangat bangga dan sangat suka dengan tema “Selamatkan Generasi Muda”, dikarenakan beliau menjadi tahu bahwa, kita harus mencetak generasi peradapan dan harus menjadi pribadi yang kuat dan tangguh untuk memimpin perubahan.

Testimoni kedua yakni dari Ibu Dita, beliau adalah seorang guru SD di Malang Selatan. Menyampaikan kesan pesan bahwa selama mengikuti kegiatan, beliau merasa sangat antusias dan berkesan sekali dengan materi yang disampaikan karena sesuai dengan kondisi yang terjadi dengan pemuda kita saat ini. Beliau juga mendoakan mudah-mudahan dengan diselenggarakannya kegiatan seperti ini selain bisa menambah ilmu juga harapan kedepan bisa membawa perubahan yang lebih baik. MasyaAllah.

Terakhir, tak lupa senantiasa kita langitkan bersama agar tahun depan sudah kita saksikan tegaknya kemenangan yang akan memuliakan seluruh makhluk dan membawa rahmat bagi seluruh alam. Aamiin. Wallahu a’lam bis shawab.

#GenerasiMudaPemimpinPerubahan
#SelamatkangenerasiDenganIslam

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi