Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim as

Reportase Kajian Ibu Shalihah (KAISHA)

Oleh. Wiela Rindah (Aktivis Muslimah)

Ahad, 25 Juni 2025, tepatnya 7 Dzulhijah 1444 H, acara Kajian Ibu Shalihah (KAISHA ) kembali digelar di kediaman Ibu Anto, Leces. Kali ini mengambil tema “Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim as.”

Hari yang cerah, secerah senyum ibu-ibu yang hadir di acara itu. Satu persatu mereka memasuki ruangan. Panita pun ramah menyambut para undangan.

Sampai akhirnya, Ibu Lili Herny sebagai moderator membuka acara. Acara dibuka dengan bacaan Al-Fatihah, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 100-111 oleh Ibu Irdiawati.

Tibalah acara yang dinanti-nanti, pemaparan materi yang disampaikan oleh Ustazah Irma Hidayati. Beliau adalah seorang praktisi Taman Pendidikan Qur’an, sekaligus seorang penulis ideologis.

Di awal pembahasannya, beliau memancing audiens dengan pertanyaan seputar nama-nama bulan yang ada dalam Islam. Riuh ibu-ibu menjawabnya, karena sebagian besar dari mereka tidak hafal. Kemudian beliau mengajak ibu-ibu mengingat nama bulan Hijriyah dengan cara melagukannya.

Lebih lanjut, Ustazah Irma menjelaskan keutamaan bulan Zulhijah dengan menyampaikan sebuah hadis dari Rasulullah saw.,

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

“Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Zulhijah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.”

Artinya,mulai dari tanggal 1 sampai dengan 10 Zulhijah, umat Islam diperintahkan untuk banyak melakukan amal saleh, bahkan amal saleh yang dilakukan di 10 hari pertama bulan Zulhijah lebih dicintai Allah daripada jihad fi sabilillah. Kecuali berjihad dengan jiwa dan harta dan terbunuh karenanya.

Ustazah Irma juga memaparkan bagaimana istimewanya Nabi Ibrahim di mata Allah, sehingga Allah menyampaikan kisah keteladanan beliau di 25 surah Al-Qur’an. Bahkan Allah menyebut Nabi Ibrahim dengan berbagai gelar spesial, di antaranya yaitu Khalilullah (kesayangan Allah) dan Abu Al Anbiya (bapaknya para nabi).

Disampaikan juga bagaimana kisah Nabi Ibrahim sejak beliau kecil, dan kisah pencariannya terhadap keberadaan Allah, dan juga kisah keberaniannya dalam melawan kekufuran, baik melawan ayahandanya sendiri maupun melawan Raja Namrud yang jahat. Sampai akhirnya beliau harus menghadapi maut karena upaya pembakaran dirinya dan Allah menyelamatkannya.

Selanjutnya, dipaparkan juga kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang patuh dan taat kepada Allah atas perintah menyembelih Nabi Ismail. Semua dijalaninya dengan ketaatan dan keikhlasan yang luar biasa. Ibrahnya bagi kita adalah sebagai muslim kita harus taat dan tunduk hanya kepada syariat Allah, bukan syariat manusia. Kita harus sami’na wa atha’na (mendengar dan patuh) kepada setiap perintah Allah dan larangan-Nya. Kita tidak boleh memilih-milih, syariat yang dirasa ringan akan dilaksanakan, sedangkan yang dirasa berat akan dipikirkan dulu, atau bahkan ditinggalkan. Seperti yang terjadi saat ini.

Faktanya saat ini, hukum manusialah yang berkuasa, sedangkan hukum Allah ditinggalkan. Manusia sudah terbiasa dengan kehidupan yang sekuler. Sehingga, kehidupan manusia terasa sempit dan banyak masalah. Karena itu, kita patut memperjuangkan kembali Islam agar diemban oleh negara sebagaimana zaman keemasannya dulu.

Setelah pemaparan materi selesai, sampailah pada sesi tanya jawab. Moderator mempersilakan audien bertanya. Mereka pun antusias menyampaikan pertanyaannya. Semua pertanyaan dijawab pemateri dengan jelas. Senyum semringah tampak tersungging di bibir mereka, menandakan mereka puas dengan jawaban pemateri.

Sampailah di penghujung acara, Ibu Utari dipersilakan membacakan doa. Acara KAISHA pun berakhir. Para undangan pun pulang dengan hati gembira.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi