Membersihkan Kesyirikan, Mungkinkah?

Alhamdulillah, pagi yang cerah bersamaan dengan kencangnya angin gending yang berembus, tidak mematahkan semangat para ibu-ibu sholihah untuk datang menghadiri Majelis Ta’lim Islam Kaffah pada Ahad, 28 Agustus 2022 di Mushola Al Hikmah Leces, Probolinggo. Sehingga, kita yg hadir semakin mantap dalam menuju ketaatan yang hakiki.

Dalam kesempatan ini, diawali dengan pembukaan yang dibawakan oleh ustadzah Afida Rahma, dilanjutkan dengan pembacaan ummul kitab dan tilawah yang dibawakan oleh Ustadzah Suhaiseh, yaitu surah An-Naml ayat 59-65. Kemudian lanjut materi dengan tema, Membersihkan Kesyirikan, Mungkinkah?

Pada kesempatan kali ini, Ustadzah Maya Kristanti S.H. selaku pemateri memaparkan bahwasannya di zaman yang sudah modern ini, masih marak masyarakat yang percaya, bahkan meminta pertolongan kepada seorang dukun. Fakta inilah yang kita dapati di masyarakat sehingga kesyirikan yang ada pada saat ini berlabel budaya bahkan sudah bersertifikat. Contohnya saja yang baru-baru ini Indonesia sebagai tuan rumah dalam perlombaan internasional mendatangkan pawang hujan. Seolah-olah hujan tersebut ada di bawah kendali Mbak Rara sang pawang hujan. Tak tanggung-tanggung, biaya yang dikeluarkan pun sampai ratusan juta rupiah. Akan tetapi anehnya, hujan tetap turun. Masih banyak lagi contoh-contoh yang lain yang ada di tengah-tengah masyarakat. Mengapa hal ini bisa terjadi yang justru di tahun 2022 ini zaman yang serba canggih dan modern, perdukunan masih saja tetap eksis?

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor: pertama, karena akidahnya lemah. Kedua, pemahamannya kapitalistik. Ketiga, sekularisme. Keempat media yang mendukung.

Selain faktor yang empat ini, pemateri juga memaparkan akibat yang ditimbulkan dalam kehidupan masyarakat yang membuat praktik perdukunan itu tetap eksis, yaitu rusaknya akidah dalam diri manusia yang dapat memicu kebodohan, kekufuran, bahkan yang lebih parah lagi sampai pembunuhan.

Pemateri juga menjelaskan bagaimana Islam memandang? Dalam surah Luqman ayat 34, Allah berfirman:

“Sesungguhnya, Allah pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Begitupula firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 48:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya (syirik) dan Dia mengampuni dosa selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.”

Adapun hukum mengunjungi dukun, dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad bersabda sebagai berikut:

“Barangsiapa yang mengunjungi seorang a’raf atau peramal (dukun) dan percaya dengan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad (Al Qur’an).”

Bagaimana seharusnya peran negara dalam menyikapinya:

1. Menutup media-media yang mempertontonkan kesyirikan.
2. Menguatkan aqidah dengan mencerdaskan dari segala sisi, pendidikan, media, dan sarana prasarana.
3. Menindak tegas praktik kesyirikan.

Selanjutnya, pemateri menutupnya dengan mengajak para hadirin untuk membekali anak-anak dengan agama, menanamkan aqidah.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, serta pemberian doorprize bagi para peserta yang sudah berpartisipasi dalam sesi tanya jawab. Terakhir, pembacaan doa yang dibawakan oleh Ustadzah Karyumi. Host menutupnya dengan doa kafaratul majelis. [Rep. Yuni]

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi