Generasi Muda Sedang Sakit, dengan Islam Kaffah Baru Akan Bangkit

Oleh. Dini Azra

Sabtu, 31 Desember merupakan hari istimewa yang ditunggu-tunggu oleh sebagian muslimah di Turen. Satu hari menjelang pergantian tahun baru Masehi. Jiwa-jiwa para perindu peradaban gemilang sedang berderap menantikan sebuah momen yang menggelorakan semangat juang. Di luar sana, mungkin banyak muslimah yang justru sibuk mempersiapkan acara malam tahun baru, dengan bakar-bakar makanan ala barbeque sambil begadang menyambut pergantian angka dengan aktivitas tak bermakna, bahkan bertentangan dengan syariat agama karena termasuk ‘Tasyabbuh bil kufar’. Namun, berbeda halnya dengan muslimah yang paham tentang Islam kaffah dan mempunyai kesadaran untuk menerapkannya.

Berbagai persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari demi suksesnya acara hari ini. Hingga tibalah saat hari-H yang dinanti. Para muslimah ini rela bangun lebih awal untuk mengurus keluarga terlebih dulu agar suami memberi restu untuk kepergiannya menuntut ilmu. Berbagai halangan dan kendala juga diantisipasi. Dengan niat Lillahita’ala, berangkatlah mereka ke tempat dilaksanakannya acara. Nonton bareng acara yang bertajuk Risalah Akhir Tahun yang kali ini mengusung tema, Peduli Generasi Pemimpin Umat. Perhelatan akbar ini disiarkan langsung dari Jakarta dan bisa disaksikan oleh peserta muslimah di berbagai penjuru nusantara melalui live di YouTube atau lewat media zoom di tiap titik nobar.

Sebelum acara dimulai, puluhan muslimah dari remaja, ibu-ibu muda hingga ibu-ibu yang menjelang usia senja sudah berkumpul dengan antusiasnya. Akhirnya acara pun dimulai pada pukul 08.30 WIB. Pada awalnya saat acara dibuka oleh host dan MC ada beberapa kendala seperti suara yang kadang hilang, link YouTube yang susah diakses hingga harus berganti link. Namun, setelah itu acara berjalan dengan lancar dan peserta nobar benar-benar fokus dan larut menyimak orasi dan pemaparan dari para narasumber.

Pemateri pertama adalah Dwi Hendriyati, S.Pd. Beliau adalah seorang guru SMA di Tangerang. Beliau menyampaikan terkait sistem pendidikan hari ini yang tidak mampu menghasilkan output sesuai harapan, yakni pemuda yang taat pada agama dan mau menjadi pemimpin perubahan. Hal itu dikatakan karena beberapa sebab, yaitu kurikulum, guru dan lingkungan. Kurikulum merupakan ruh dalam pelaksanaan pendidikan yang tentunya berpengaruh pada performa bangsa. Yang mana kurikulum saat ini sangat kental beraroma liberal dan berbasis sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga hasilnya adalah generasi muda yang jauh dari moral agama.

Sementara guru mulai terbaca disorientasi sebagai pendidik generasi. Mengajar seakan hanya sebagai pekerjaan untuk mentransfer ilmu kepada siswa saja, selain itu tugas mulia guru sebagai pendidik yang membangun karakter generasi pemimpin yang taat pada Allah teralihkan dengan berbagai administrasi yang dibebankan negara. Negara juga tidak mampu menjamin kesejahteraan guru sehingga guru juga harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan. Adapun lingkungan juga berpengaruh pada rusaknya generasi saat ini karena berbagai kerusakan yang ada. Bisa jadi seorang anak dari keluarganya sudah diprotect dengan didikan agama yang baik, tapi begitu terjun ke dalam lindungan yang buruk bisa jadi terpengaruh lingkungannya.

Pemateri kedua, Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowati seorang dosen dan pakar administrasi publik yang menyoroti penyebab kegagalan sistem pendidikan saat ini. Dikatakan oleh beliau sistem pendidikan hari ini dipengaruhi oleh kebijakan makro internasional. Sistem pendidikan di Indonesia sudah ada sejak negeri ini merdeka. Dimana, kelanjutan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi disetting mengaktifkan otak kiri saja yang berkaitan dengan ekonomi kapitalisme, sedangkan otak kanan yang memunculkan kesadaran sebagai generasi muslim yang harus mentaati agama tidak dianggap penting.

Guru maupun dosen disibukkan dengan berbagai administrasi, sedangkan mahasiswa hanya berpikir untuk segera lulus dan bekerja. Sehingga mindset yang terbentuk dari sistem pendidikan saat ini adalah produk tenaga kerja. Tidaklah membanggakan andaikan seorang bekerja di perusahaan besar dengan gaji tinggi sekalipun, karena hakikatnya ia hanya sebagai buruh. Ini akibat pengaruh sistem kebijakan ekonomi kapitalisme yang diterapkan.

Pemateri ketiga, Hj. Tingting Rohaeti, seorang pengasuh Pondok Pesantren di Purwakarta. Beliau mengamati perkembangan pendidikan di pesantren yang dinilai telah merusak para santri. Karena, tujuan utama pesantren untuk mendidik generasi muslim atau santri yang berakidah kuat dan memahami Islam secara kaffah kini terhalangi dengan seruan moderasi dan toleransi beragama yang tertuang dalam UU no 18 tahun 2019 tentang Pesantren yang harus berbasis moderat. Dimana, praktik toleransi dalam moderasi beragama ini telah mencampur adukkan perkara haq dan batil. Seperti muslim masuk ke dalam perayaan agama lain, dan orang kafir juga masuk ke rumah ibadah Islam. Padahal seharusnya toleransi itu umat muslim menjalankan agamanya sendiri, dan orang kafir beribadah sesuai keyakinannya tanpa ada yang mengganggu.

Selain itu, kebijakan pemberdayaan ekonomi di lingkungan pesantren juga sangat berpengaruh dengan tujuan utama membentuk generasi muslim yang berislam kaffah. Sebab, para santri tidak lagi fokus belajar agama tapi disibukkan dengan kegiatan ekonomi yang tentunya masih berbasis ekonomi kapitalis. Akhirnya, pesantren akan melahirkan para santri moderat pendukung sistem kapitalis-sekuler.

Pemateri keempat, Apri Hardiyanti, S.H., ketua Kornas Kohati Periode 2018-2020. Sebagai generasi muslimah muda beliau begitu bersemangat dengan orasinya yang menyampaikan keprihatinan serta pesan-pesan terhadap pemuda Islam. Hari ini, generasi muda hanya memikirkan hal-hal yang remeh temeh. Pemuda yang memiliki jiwa kritis terhadap sistem dan pemerintahan justru dipersekusi, dianiaya dan ditangkap. Mereka tidak dianggap berperan. Sedangkan pemuda yang memiliki pemahaman Islam secara kaffah justru distigma dengan berbagai tuduhan, radikal dan ekstremis. Akibatnya, banyak pemuda muslim yang takut mengenal agamanya sendiri dan malah terseret ke dalam arus sekularisme-liberalisme.

Pemateri kelima Ratu Erma Rachmayanti seorang pegiat dakwah. Menurut beliau saat ini tak ada tempat satupun yang aman bagi perlindungan anak-anak kita dalam sistem sekuler. Hanya sistem Islam yang dapat melindungi pemuda dan generasi dari berbagai pemikiran rusak, sebab dalam sistem Islam tugas negara adalah menjadi khodimul ummah, yaitu sebagai pelayan, pengatur dan pengurus umat serta menyediakan semua fasilitas untuk pendidikan generasi. Negara tidak akan memberi celah masuknya konten perusak generasi seperti pornografi dan hedonisme. Dan untuk melawan sekularisme ini bukan hanya dengan berdzikir, umat harus mencari solusi yang sudah ada yaitu dinnul Islam sebagai solusi dari setiap persoalan.

Sebuah kapal besar menuju perubahan dan kebangkitan telah tersedia bagi umat Islam. Namun, hanya orang-orang yang memahami Islam kaffah yang dapat ikut masuk ke dalamnya. Sebab, kapal besar ini akan berhadapan dengan kapal besar yang membawa pemahaman kafir yang menjadi musuh Islam. Kapal besar ini mempunyai visi Rahmatan lil alamin. Semoga kita semua menjadi bagian dari pejuang Islam kaffah. Untuk membangkitkan generasi muda yang sedang sakit ini, tidak lain dan tidak bukan hanyalah dengan memahamkan Islam secara kaffah. Dan itu adalah tugas kita semua para muslim/muslimah baik sebagai ibu, pendidikan, mubalighah maupun sebagai bagian dari masyarakat.

Demikian sebagian point yang disampaikan oleh para pemateri di acara hari ini. Sungguh acara ini membangkitkan ghirah dan semangat para muslimah yang mengikuti acara dari awal hingga akhir. Termasuk tokoh masyarakat yang diundang oleh panita, Dra. Shaleha seorang guru dan tokoh masyarakat, beliau membenarkan apa yang disampaikan para pemateri bahwa pemuda hari ini banyak yang belum tersentuh pemahaman islam yang benar. Setelah menyaksikan acara ini beliau merasa terpacu untuk memahamkan pemuda terhadap Islam, agar acara ini tidak sekadar ditonton tapi juga dipraktikkan.

#GenerasiMudaIslamPimpinPerubahan
#SelamatkanGenerasidenganIslam

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi