Bukan Cinta Abal-abal

Reportase Kamilah, Minggu (16/10/2022) pagi menjelang siang yang cerah lebih dari remaja putri dari Kraksaan, Paiton, Pakuniran, dan Kotaanyar penuh semangat mengikuti talkshow yang diselenggarakan oleh Kamilah Kraksaan-Papako.
Peserta terdiri dari remaja muslimah yang duduk di level kelas 5 dan 6 SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

Tepat pukul 09.30 WIB, acara dibuka oleh kak Anita. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ukhti Hilya. Kemudian, Kak Anita mengajak peserta untuk melakukan senam jari agar lemas semua otot sehingga aliran darah dalam tubuh menjadi lancar. Di samping itu, acara pun menjadi bertambah meriah.

Tak berapa lama, acara inti pun dimulai. Dengan dipandu oleh Kak Fitri, ada dua narasumber yaitu Kak Mey dan Dokter Dzakiyah dihadirkan ke hadapan para peserta.

Diawali oleh kak Mey, menurut beliau yang dimaksud dengan Bukan Cinta Abal-abal sesuai tema talkshow ini adalah cinta karena Allah Swt. bukan cinta karena nafsu. Apa itu cinta karena Allah Swt? Cinta karena Allah Swt adalah cinta yang akan membuat seseorang bisa hidup bahagia dan terhindar dari perbuatan maksiat. Sebaliknya, bukan cinta yang di awali dengan pacaran karena dalam Islam tidak ada istilah pacaran (haram hukumnya). Bahkan bisa membuat yang bersangkutan hidup menderita. Mungkin saja awalnya bahagia tapi kebahagiaan itu hanya sesaat karena di dalamnya ada kemaksiatan.

Kak Mey juga menjelaskan seseorang tidak akan merasakan manisnya iman jika bapak-bapak, anak-anak, harta benda, dan perniagaan di dunia ini lebih dicintai dari pada Allah Swt dan Rasul-Nya. Jadi di sini, kita harus mencintai Allah Swt. dan Rosul-Nya di atas yang lainnya.

Di zaman ini, banyak yang salah menaruh rasa cinta, bukan rasa cintanya yang salah, tapi yang salah adalah cara kita mencintai. Padahal, semua sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw., sekaligus sebagai teladan bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Sedangkan pemateri kedua, yaitu Dokter Dzakiyah menjelaskan, bahwa menurut ilmu kedokteran mencintai itu adalah seperti kita cinta pada diri-sendiri. Seseorang yang mencintai dirinya sendiri pasti akan menjaga dan berusaha membuat dirinya sehat seperti, makan teratur, istirahat teratur, dan lainnya. Bukan malah menyakiti dirinya, misalnya dengan tidak makan karena putus cinta. Maka itu namanya tidak mencintai diri-sendiri karena bisa menyebabkan dirinya sakit.

Dokter Dzakiyah juga menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingin mengapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka ia harus mencintai Allah Swt. dan Rasul-Nya di atas yang lainnya. Bertepatan dengan momen Maulid Nabi saw. seperti sekarang ini, maka kita harus jadikan Nabi Muhammad saw. sebagai teladan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Yaitu untuk mengubah masyarakat yang jahiliyah menjadi masyarakat yang islami.

Lalu, aktivitasnya seperti apa saja yang bisa dilakukan sebagai bukti mencintai Rasulullah? Menurut dokter Dzakiya, tidak hanya dengan mencontoh aktivitas ibadah ritualnya saja, tapi juga dalam berekonomi, berniaga, sosial kemasyarakatan, dan bernegara. Karena, akhlak Nabi Muhammad saw. adalah Al-Qur’an.

Menginjak sesi berikutnya, yaitu tanya jawab yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta paham/tidak dengan materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. Kak Fitri sebagai moderator mengajukan pertanyaan pada peserta dan meminta tanggapan kepada peserta yang hadir. Salah satunya tanggapan dari Dik Hilya yaitu kita wajib mencontoh pribadi Rasulullah saw. dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Ada juga yang menanggapi bahwa kita harus saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah Swt. dengan bersumber pada keteladanan Nabi Muhammad saw.

Dokter Dzakiyah menegaskan, agar kehidupan masyarakat islami bisa terwujud, maka kita harus terlibat dengan dakwah berjama’ah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah saw. Pertama-tama, Rasulullah saw. membina para sahabat di rumah Akrom selama 3 tahun, kemudian baru terjun ke masyarakat. Pertama, kaum yang tersentuh dakwah Rasulullah saw. adalah kaum Aus dan Khazrad, akhirnya bisa mengubah masyarakat yang jahiliah menjadi masyarakat yang Islami.

Selanjutnya Kak Mey menambahkan tentang bagaimana cara memilih jemaah dakwah agar tidak salah yaitu dengan mengubah pemikirannya.
Semua itu dilalukan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk belajar tentang Islam.

Acara talkshow ini dijeda dengan penampilan dari siswi-siswi SPB Khoiru Ummah berupa sholawat bersama. Sebelum acara ditutup ada sesi tanya jawab sebagai cara untuk memuaskan peserta. Salah satu pertanyaannya adalah bagaimana caranya mencintai karena Allah Swt. dan bukan mencintai karena nafsu?
Kedua narasumber langsung menjawab, jangan terlalu kepo tentang seseorang jika memang belum siap untuk menikah. Sebaliknya, kita bisa mengalihkannya dengan cara berpuasa dan menjaga pandangan.

Memilih jodoh dalam Islam ada kriterianya:
1. Dari fisiknya
2. Dari hartanya/tetap berpenghasilan
3. Dari keturunannya
4. Dari agamanya
Kriteria ke-4 ini yang utama.

Selanjutnya Dokter Dzakiyah mengajak peserta untuk bersama-sama belajar memantaskan diri supaya dicintai oleh Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. Sehingga kelak mendapatkan jodoh terbaik menurut Allah Swt.

Akhirnya tepat pukul 11.30 WIB, acara ditutup oleh Kak Fitri dengan membaca istigfar dan do’a penutup majelis bersama-sama.

Reporter: Ummu Fitri
(Pembina Generasi Milenial)

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi