Bersama Umat Songsong Tegaknya Islam

Oleh. Z.Syifa

Hadirnya kami di negeri ini, kau anggap sebagai apa?
Hingga rela kau biarkan puluhan perusahaan swasta terlibat dalam aneka proyek penambangan batubara.
Lalu tiada yang tersisa untuk kami, kecuali kerusakan lingkungan, sumber air, pertanian, hingga berdampak kepada polusi udara.
Wahai penguasa negeri,
Atasnama investasi, kau gadaikan keselamatan hidup kami.
Tak ada kesejahteraan untuk kami, karena kesejahteraan justru kau berikan untuk oligarki

Begitulah penggalan puisi berjudul “Kau Anggap Sebagai Apa” karya Yuli Kusumadewi yang dibawakan oleh Ustadzah Kholis dalam pembukaan acara RATU (Risalah Akhir Tahun) 2023 bertempat di Masjid Nawawi Paiton pada 30 Desember 2023. Acara yang dihadiri oleh sekitar 300 muslimah yang terdiri dari tokoh masyarakat, praktisi pendidikan serta ibu-ibu dari berbagai mejelis taklim dari Gending hingga Paiton kali ini mengambil tema “Kapitalisme Petaka Bagi Perempuan dan Generasi, Islam Perisai Hakiki.”

Wajah asli kapitalisme, sebuah sistem hidup yang merampas hidup perempuan dan generasi digambarkan dengan gamblang oleh Ustadzah Fatratin Azizah. Beliau memaparkan bahwa adanya PSN (Proyek Strategis Nasional) semacam Proyek Jalan Tol (Tol Probowangi dan lainnya), Ibukota Negara (IKN), Ecocity dan sebagainya yang dicanangkan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian rakyat, pada faktanya justru PSN menimbulkan kerusakan lingkungan, kehilangan tempat tinggal dan sumber penghidupan, lingkungan yang tidak nyaman, menghadapi bahaya intimidasi, polusi udara juga terjadinya konflik (ganti rugi tidak sesuai). Semua diakibatkan oleh penguasa negeri ini yang dikuasai oleh Oligarki, kebijakan dibuat untuk mendukung segelintir orang dengan mengabaikan kepentingan rakyat seluruhnya termasuk didalamnya para perempuan dan generasi. Semua terjadi karena sistem kapitalisme yang masih mencengkeram negeri ini khususnya dan negeri muslim pada umumnya.

Selain itu,
Ustazah Fatratin menjelaskan bahwa solusi hakiki untuk keluar dari permasalahan-permasalahan diatas dengan kembali pada aturan Allah yakni Islam sebab Islam mempunyai sistem aturan yang jelas. Sebagai contoh konsep kepemilikan dalam Islam yang terdiri dari kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum yang masing-masing tidak boleh merugikan satu sama lainnya sehingga peristiwa perebutan lahan seperti yang terjadi di Rempang yang jelas itu milik individu tak boleh diambil paksa oleh negara.

Sistem aturan Islam hanya bisa diterapkan secara sempurna tidak di negara dan sistem demokrasi saat ini. Sebagaimana penjelasan Ustazah Aliyah bahwa hanya Khilafah, institusi yang akan menerapkan Islam secara menyeluruh. Sebab selama kurang lebih 13 abad sejarah mencatat dengan tinta emas kesejahteraan yang dirasakan oleh seluruh umat manusia dibawah naungan Khilafah. Khilafah adalah warisan Rasulullah. Sepeninggal beliau, para sahabat meneruskan misi beliau untuk melanjutkan kehidupan Islam dan menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dengan dakwah dan jihad. Bermula dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah pada generasi awal yang masuk Islam, kemudian para sahabat yang menerima didikan langsung dari Rasulullah tersebut menyampaikan kembali kepada yang lainnya dengan beragam respon yang diterima. Hingga turunlah Wahyu dari Allah yang memerintahkan Rasulullah untuk berhijrah dan menegakkan syariatNya dengan mendirikan Daulah Madinah. Setelah wafatnya beliau hal itu diteruskan oleh para sahabat terpercaya. Karena menggantikan Rasulullah dalam mengurusi umat bukan dalam hal kenabian, maka mereka disebut dengan khalifah (pengganti) dan negaranya disebut Khilafah. Maka sudah saatnya bagi muslimah sebagai pendidik generasi bergabung bersama untuk menyuarakan Islam dan Khilafah ini. Yang perlu dipahami bahwa melanjutkan kembali kehidupan Islam ini, sebagaimana yang pernah dicontohkan Rasulullah, semua butuh pengorbanan dan kesabaran.

Dalam sesi tanya jawab, Bu Echa mempertanyakan sebegitu miskinkah kita sehingga proyek PSN ini dikuasai oleh Asing. Menanggapi pertanyaan tersebut, Ustazah Fatratin menjelaskan bahwa kondisi kita yang dikuasai oleh Oligarki menjadikan para pengusaha bekerjasama dengan penguasa membuat kebijakan yang menguntungkan para pemodal. Baik itu pemodal Asing sekalipun. Sehingga PSN dengan mudahnya jatuh ke tangan Asing, menguntungkan mereka, rakyat tetap sengsara. Kalaupun rakyat menikmati PSN ini hanya sedikit sekali, dibanding para pemodal.

Ustadah Aliyah menyatakan bahwa kita saat ini ada pada fase kedua yaitu tafa’ul ma’al ummah yang didalamnya berupa aktivitas interaksi dan perjuangan. Yakni mengajak untuk memahami Islam dan kemudian bersama jamaah dakwah memperjuangkan tegaknya Islam. Hal ini menanggapi pertanyaan kedua dari Bu Indah yang bertanya kondisi saat ini kita ada pada fase apa. Menyambung penjelasannya, Ustazah Aliyah memberikan alternatif pada para peserta untuk ikut kajian intensif agar lebih memahami syariat-Nya dan bisa menjadi pejuangnya.

Melihat fenomena di tengah masyarakat saat ini yang mendekati masa pemilu, banyak para caleg yang memberikan sesuatu, dan Bu Yulia menanyakan hukum menerima pemberian tersebut. Menanggapi hal itu, ustadzah Fatratin menyatakan sebenarnya hukum asal benda itu mubah, tetapi karena benda tersebut diberikan dengan maksud tertentu, ada udang dibalik batu, yaitu harapan agar rakyat memilih para caleg tersebut ketika pemilu yang akan datang, maka hal itu sama dengan risywah atau suap. Dan hukum risywah adalah haram.

Risalah Akhir Tahun 2023 ini memberikan gambaran arah perubahan yang harus dilakukan oleh muslimah khususnya dengan segala potensi yang mereka miliki, ke arah perubahan yang hakiki yaitu kembali pada Islam. Bersama berjuang menegakkan syariat-Nya dalam naungan Khilafah.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi