Oleh. PP
(Kontributor MazayaPost.com)
Pada Ahad, 17 November 2024, diadakan acara kajian remaja yang berlokasi di pondok pesantren ideologis. Acara yang dimulai pukul 08.00 itu dihadiri oleh para santri yang salihah, insyaallah. Meskipun cuaca sedang sedikit mendung, akan tetapi hal itu tidak menjadi alasan bagi para santri untuk menuntut ilmu.
Acara dimulai dengan ditemani oleh para mc yang kece-kece. Dilanjutkan oleh pemaparan materi yang disampaikan oleh Ustazah Hikmah. Beliau menjelaskan tentang berapa bahayanya dunia saat ini, tentang bagaimana kita terus mengonsumsi hal-hal yang mengundang maksiat, tentang di mana saja bisa terpapar hal yang dilarang oleh-Nya. Semua itu beliau sampaikan untuk menarik minat para santri sehingga memunculkan pertanyaan. Benar saja, pertanyaan dari para santri pun dimulai.
Pertanyaan pertama, apakah ketika kita di dalam rumah saja bisa bermaksiat? Apa saja contohnya dan bagaimana cara menghindarinya?
Ketika kita di dalam rumah saja, tidak menutup kemungkinan untuk tidak bermaksiat. Karena maksiat itu ada banyak jenisnya. Bagi yang tetap di rumah, tetapi mengakses medsos dan internet, adalah yang paling besar berpeluang untuk bermaksiat. Contohnya bisa dari tontonan, terus bacaan, dan masih banyak lagi.
Maksiat itu bisa dilakukan oleh siapa saja, baik oleh perempuan, laki-laki, orang tua, remaja, bahkan anak kecil. Maksiat bisa saja terjadi tanpa kita sadari. Melihat aurat wanita bagi laki-laki itu adalah maksiat pun sebaliknya. Hal-hal kecil semacam itu terkadang disepelekan oleh banyak orang. Apalagi jika hal itu sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat sekitar.
Contohnya, bagi masyarakat pacaran adalah suatu hal yang biasa maka ketika seseorang tidak memiliki pacar akan dianggap tidak laku, jelek, kuno, dan beberapa anggapan lainnya. Pun ketika seorang tunangan membonceng tunangannya, berkholwat dan intinya ‘pdkt’ katanya.
Padahal dalam Islam, mendekati zina adalah maksiat. Mereka beranggapan bahwa hal itu bukan maksiat karena bukan termasuk 7 dosa besar. Seperti zina, mencuri, membunuh, dan lain sebagainya.
Pertanyaan kedua, “Apakah membonceng pada sepupu itu diperbolehkan? Padahal di rumah nenek saya hanya ada sepupu laki-laki saja. Kami bertiga tinggal serumah.”
Secara syariat Islam, sepupu bukanlah mahram sehingga tidak boleh berduaan apalagi boncengan. Jika memang tinggal serumah dengan yang bukan mahram, maka alangkah baiknya jika dibuat tabir atau sekat agar tidak bercampur-baur di satu ruangan. Jika memungkinkan untuk membuat 2 lantai atau lebih, maka lebih dianjurkan, agar dapat tinggal perlantai.
Pertanyaan ketiga, “Pacaran itu maksiat, jadi bagaimana cara untuk menyadarkan teman yang tidak mau putus hubungan?”
Apakah menurut kalian batu yang ditetesi air terus dapat berlubang? Jawaban bisa. Jadi, jika ingin menyadarkan seseorang maka jangan bosan-bosan, jangan cuma sekali dua kali. Nasihati dia sampai berubah menjadi lebih baik. Ingat, kalau kita berbuat baik, insyaallah pasti dibantu Allah. Jika dia enggan untuk putus maka beritahu dia apa itu cinta yang sesungguhnya. Bagaimana waktu yang dihabiskan untuk berbuat dosa dan banyak nasehat lainnya yang bertujuan untuk menyadarkan. Begitu kata beliau.
Di tengah acara para panitia memutuskan untuk ice breaking. Karena para santri sepertinya sudah mulai mengantuk. Apalagi suasana makin dingin dan mendung makin kelabu, sangat mendukung sekali untuk tidur. Ketika permainan dimulai di saat itulah para santri mulai fokus dan menjaga konsentrasi. Karena jika tidak, mereka akan mendapat hukuman karena salah langkah. Memang siapa yang mau dihukum. Begitu mungkin pikir mereka.
Ketika ada yang melanggar aturan maka harus dihukum. Yap, mau tidak mau, itu adalah konsekuensi. Para santri yang dihukum pun pasrah. Hukumannya tidaklah berat. Hanya bernyanyi lagu daerah masing-masing. Para santri heboh karena keunikan dari bahasa yang tidak biasa. Benar-benar menguras tawa.
Waktu menujukkan pukul 10.30 yang artinya acara berakhir. Setelah acara berakhir para panitia segera membagikan konsumsi, dan kemudian bersalam-salaman. Setelah mendapat pencerahan dari Ustazah Hikmah hari ini sepertinya dapat memberikan sedikit dorongan untuk para santri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin.