Reporter. Lilik Solekah
Pagi yang sedikit mendung karena semalam suntuk diguyur hujan, tetapi tidak menyurutkan semangat ibu-ibu Majlis Ta’lim Islam Kaffah untuk menimba ilmu, tepatnya pada Ahad, 29 Januari 2023 Pukul 09.00-11.00 di Musholla Al Hikmah, Leces. Musholla didatangi ibu-ibu ibu dari daerah sekitar Leces, dari Sumber Kedawung, Bantaran, hingga Lumbang. Mereka juga berasal dari latar belakang yang berbeda, ada dari praktisi pendidikan, dari praktisi hukum, ibu rumah tangga, pengasuh pondok pesantren, mompreneur, dan lain sebagainya.
Praacara diisi dengan Sholawat Asyghil bersama yang dipimpin oleh Bu Nyai Dewi, kemudian acara dibuka dengan Ustadzah Katmining sebagai pemandu acaranya. Acara pertama tilawatil Qur’an beserta sari tilawahnya yang dibacakan oleh Bu Nyai Dewi.
Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pemandu acara menyerahkan waktu pada pemateri yaitu Ustadzah Wahidatut Tammah, S.Pdi. yang biasa dikenal dengan Ustadzah Tutut.
Beliau memaparkan fakta beberapa waktu lalu, ramai perbincangan tentang perselingkuhan menantu dengan mertua perempuannya. Padahal, keduanya sama-sama memiliki pasangan. Selain itu, ada fenomena ganjil ayah menghamili anaknya. Belum lagi fakta perceraian yang marak di usia pernikahan baru.
Pemateri menanyakan sebenarnya apa penyebab dari semua itu? Yaitu ada beberapa faktor termasuk pergaulan yang dibebaskan dalam sistem negeri ini yang menjadi penyebab dari kerusakan tatanan sosial dan keluarga. Ditambah Akidah yang lemah di manusianya sehingga berakibat minimnya ilmu kerumahtanggaan, timbullah ketidakharmonisan, melihat rumput tetangga kok lebih hijau. Karena kurang adanya komunikasi intensif dengan pasangan maka coba lirik tetangga, kedua saling senyum, selanjutnya saling sapa, tukar nomor ponsel, selanjutnya entah ke mana. Karena tidak ada ilmu, tidak ada namanya saling nasihat menasihati dalam kebaikan, maka kecurigaan pasangan dibalas dengan hal yang sama. “Awas ya, aku juga bisa mendapatkan yang lebih darimu.” Akhirnya sama-sama menjadi gila. Keduanya Laporan pada medsosnya masing-masing dan jadilah selebritis dadakan.
Nah, lo, lantas apa solusinya?
Islam ini agama yang sempurna, mengatur segalanya sesuatunya dengan sangat terperinci soal interaksi sosial sehingga terwujud keberkahan dalam keluarga dan ketentraman hidup bermasyarakat. Sehingga, berumah tangga juga wajib memiliki ilmunya, berinteraksi juga ada ilmunya, karena semua tingkah laku kita sekecil apapun setelah baligh dan berakal, maka dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Ada beberapa solusi mutakhir untuk menciptakan keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah;:
Pertama, pasangan suami istri harus memiliki akidah yang kokoh, jika sudah meyakini bahwa Allah Penciptanya, maka tidak akan melanggar perintah-Nya, termasuk menjauhi dari hal yang menerapkan zina.
Suami istri saling menjaga dari api neraka, suami istri akan belajar hak dan kewajibanya terhadap pasangan sebelum meniti jenjang pernikahan.
Kedua, benteng keluarga dan masyarakat. Sebagai keluarga, tidak menguping pembicaraan pribadi pasangan suami istri. Sebagai masyarakat, saling menjaga, tidak mengulik-ulik aib tetangga, apalagi menambahi bumbu, berpakaian syar’i jika keluar rumah, tidak tebar pesona pada suami atau istri tetangga maupun di medsosnya. Sehingga, akan menutup celah perzinaan. Selain itu, ada kewajiban masyarakat saling menasihati dalam kebaikan.
Terakhir, pemateri memaparkan solusi akhir dari itu semua adalah negara. Negaralah yang bisa menyaring & memonitoring media social. Negara mampu mem-banned situs yang menyebutkan L613T itu sudah menandakan bahwa negara sebenarnya mampu menghentikan konten receh, konten porno, konten pencarian pacar online. Karena asas dalam mengurus negara adalah kapitalisme, maka itu tidak dilakukan. Mengapa? Karena konten tersebut justru bisa menghasilkan pundi-pundi uang.
Maka dari itu, pemateri mengajak hadirin untuk sama-sama menjaga keutuhan rumah tangga dengan terus belajar ilmu agama dan tidak berhenti di situ, tetap mengajak tetangga sanak saudara untuk belajar bersama.
Setelah selesai pemateri memaparkan solusi, tiba saatnya sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta dengan 6 pertanyaan dari penanya yang berbeda. Acara kemudian diakhiri dengan pembagian doorprize dan doa oleh Ustadzah Mariyati.