Menulis Asyik dengan PUEBI #3

Oleh: Afiyah Rasyad

Literasi memang tidak bisa lepas dari PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Sekalipun tulisan itu karya-karya sastra. Maka sangat penting bagi penulis untuk memahami kegunaan PUEBI dalam menuangkan idenya.

Di bagian 1 dan 2 sudah membahas tentang Penggunaan Huruf, maka di bagian 3 ini sudah memasuki bagian kedua dari empat pembahasan PUEBI, yakni tentang Penulisan Kata.

Penulisan Kata

1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.

2. Kata Berimbuhan
2.1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh:
berjalan, berkelanjutan, mempermudah, gemetar, lukisan, kemauan, perbaikan, dll.

Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh:
sukuisme, informan, wartawan, surgawi, dll.

1.2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
adibusana,antarkota, antibiotik, infrastruktur, proaktif,
inkonvensional, purnawirawan, kontraindikasi, saptakrida, kosponsor, semiprofesional, mancanegara, subbagian, multilateral, swadaya, biokimia, narapidana, dll.

Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoj:
non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro-Barat, non-ASEAN, anti-PKI, dll.

(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu
kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
anak-anak, biri-biri, buku-buku, cumi-cumi, hati-hati, kupu-kupu, kuda-kuda, kura-kura, lauk-pauk, berjalan-jalan, mondar-mandir, mencari-cari, ramah-tamah, terus-menerus, sayur-mayur, porak-poranda, serba-serbi, tunggang-langgang

Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Contoh:
surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku → rak-rak buku
kereta api cepat → kereta-kereta api cepat

4. Gabungan Kata
4.1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh:
duta besar, model linear, kambing hitam, persegi panjang, orang tua, rumah sakit jiwa, simpang empat, meja tulis, mata acara, cendera mata ,dll.

4.2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru

4.3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis
terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh:
bertepuk tangan, menganak sungai, garis bawahi, sebar luaskan, dll.

4.4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan

4.5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Contoh:
acapkali, hulubalang, radioaktif
adakalanya, kacamata, saptamarga
apalagi, kasatmata, saputangan

5. Pemenggalan Kata
5.1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
bu-ah, ma-in, ni-at, sa-at

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Contoh:
pan-dai, au-la, sau-da-ra, sur-vei, boi-kot

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh:
ba-pak, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir, mu-sya-wa-rah

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Contoh:
Ap-ril, cap-lok, makh-luk, man-di, sang-gup, som-bong, swas-ta

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Contoh:
ul-tra, in-fra, ben-trok, in-stru-men

Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Contoh:
bang-krut, bang-sa, ba-nyak, ikh-las, kong-res, makh-luk, masy-hur, sang-gup

5.2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di
antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
ter-bawa mempertanggungjawab-kan
per-buat me-rasakan
makan-an merasa-kan
letak-kan per-buatan
pergi-lah perbuat-an
apa-kah ke-kuatan
kekuat-an

Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Contoh:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir

(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Contoh:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk

(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Contoh:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.

5.3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Setiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Contoh:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi
fotokopi foto-kopi fo-to-ko-pi
introspeksi intro-speksi in-tro-spek-si

5.4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Contoh:

Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.

5.5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf
atau lebih tidak dipenggal.
Contoh:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.

Sampai disini dulu ya. Nantikan menulis asik dengan PUEBI di bagian 4.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi