Menulis Asyik dengan PUEBI #2

Oleh: Afiyah Rasyad

Pemakaian Huruf

Sudah lima jenis huruf dikupas di bagian pertama. Selnjutanya akan dibahas pemakaian huruf kapital dan kawan-kawannya agar lebih baik dalam menulis sebuah karya.

6. Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar memiliki tempat atau posisi dalam penulisannya. Tidak sembarang kata bisa dibubuhi huruf kapital. Pemakaian huruf kapital yang benar antara lain:

6.1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh:
Aku murojaah setiap hari.
Kita harus rajin belajar.
Apa maksudnya?

6.2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
Contoh:
Hamzah
Singa Padang Pasir
Aishaa Rahma
Nyai Dalang

Dengan catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair, mesin diesel, 5 ampere, 10 volt

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf
pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Contoh:
Umar bin Khothtob
Asma binti Abu Bakr
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan

6.3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Biasanya dalam kalimat langsung atau bentuk dialog.
Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita tahfidz?”

Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”

“Mereka berhasil menyelesaikan soal,” katanya.

“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

6.4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata
nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti
untuk Tuhan.
Contoh:
Islam, Kristen, Hindu, Budha, Majusi, Yahudi
Allah, Tuhan, Al Alim.
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Allah, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri petunjuk dan rahmat.

6.5. Ada dua bagian pada poin kelima. Antara lain:
a. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh:
Pangeran Diponogoro, Sultan Hasanuddin, Imam Hambali, Nabi Ibrahim, Raden Ajeng Kartini, Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora

b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan lepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Contoh:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga cepat sembuh, Ustadzah.
Terima kasih, Kiai.
Assalamu’alaykum, Dokter.
Mohon izin, Prof.

6.6. Huruf kapital diginakan huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wakil Presiden Budiono, Perdana Menteri Inggris, Profesor Suteki, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta), Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gubernur Jawa Timur, dll.

6.7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia, suku Dani, bahasa Arab

Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak dituli dengan huruf awal kapital.
Contoh:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan

6.8. Huruf kapital poin kedelapan dibagi menjadi dua, yakni:
a. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Syawwal, September, bulan Maulid, hari Jumat,
hari Lebaran, hari Natal

b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh:
Perang Badar, Baiat Aqobah Pertama, Fathu Makkah, Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

6.9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Jakarta, Asia Tenggara, Madinah, Pulau Sumatera, Amerika Serikat, Bukit Barisan, Jawa Barat, Dataran Tinggi Dieng Danau Toba, Jalan Madura, Ngarai Sianok, Jazirah Arab, Selat Lombok, Lembah Baliem, Gang Kesturi.

Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
berlayar ke teluk, mandi di sungai, menyeberangi selat, berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
jeruk bali (Citrus maxima), kacang bogor (Voandzeia subterranea), nangka belanda (Anona muricata).

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan
dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Contoh:
❖ Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
❖ Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis;
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

6.10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh:
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

6.11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
❖ Saya telah membaca buku Di Bawah Lindungan Ka’bah.
❖ Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa Dan Sastra.
❖ Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
❖ Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”

6.12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara

6.13. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh:
❖ “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
❖ Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
❖ “Silakan duduk, Dik!”

Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacauan.
Contoh:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

7. Huruf Miring
Penggunaan huruf miring digunakan dalam tiga hal, antara lain:
7.1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh:
❖ Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Al Waie menggelorakan semangat perjuangan.
❖ Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
❖ Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

7.2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh:
❖ Huruf terakhir kata abad adalah d.
❖ Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
❖ Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
❖ Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!

7.3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
❖ Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.

Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.

(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.

(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

8. Huruf Tebal
8.1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Contoh:
❖ Huruf dh, seperti pada kat Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
❖ Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.

8.2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Contoh:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Masalah
1.2 Tujuan

Menyenangkan bukan belajar tentang PUEBI ini, sekarang praktekkan!

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi