Mengambil Ibrah Dari Sebuah Perjalanan

Oleh. Lilik Solekah, S.H.I.
(Ibu Peduli Generasi)

Ramadan kedua, penulis melakukan safar dari silaturahim ke rumah orang tua dengan mengendarai bus umum. Namun, kali ini ada yang menyita perhatian penulis, bus ini tidak sembarangan bus.

Penulis menunggu kedatangan bus dari jam 14.00 karena tidak ingat tepatnya bus Pacitan-Surabaya ini lewat jam berapa. Penulis ambil wudhu karena khawatir tertinggal bis, maka nanti bisa salat asar dalam bus. Tepat pukul 15.30, bus lewat dan alhamdulillah penulis bisa ikut. Namun, tepat pukul 16.00 bus berhenti dan menginstruksikan pada penumpang untuk salat ashar, “Monggo wonten wekdal 10 menit kagem sholat ashar.” Artinya “Silakan, ada waktu 10 menit untuk sholat ashar.”

Selain itu juga, ketika masuk waktu salat magrib sopir, kernet, kondektur kumpul di depan, lampu bus dinyalakan, musik dihentikan, bus pun berhenti dan menginformasikan bahwa waktunya berbuka puasa serta salat magrib.

Dari sini, penulis merasakan ketenteraman sebagai penumpang, karena juga baru kali ini menemukan sopir bus umum beserta krunya menjalankan syariat Islam, menjaga waktu salat, menjalankan puasa semuanya. Dengan demikian, penulis berpikir lebih jauh, ini satu bus saja jika pemimpinnya muslim, taat syariat, maka akan menenteramkan seluruh penumpang. Apalagi jika itu adalah pemimpin negara yang menjaga seluruh isi dari negara terjamin dalam menjalankan syariat-Nya. Betapa negara akan benar-benar terjaga sebagai negara baldatun toyyibatun warobbun ghofur.

Bagaimana tidak, seorang sopir bisa menghentikan busnya kapan pun dia mau. Kepala negara pun begitu dia mampu mengeluarkan anggotanya apabila membuat keonaran atau kerusakan dalam negara. Dia bisa menginstruksikan seluruh syariat untuk dijalankan.

Berarti dari sini, bisa kita ambil ibrahnya bahwa seorang pemimpin negara itu memiliki kuasa besar untuk bisa diterapkan secara sempurnanya syariat Islam atau tidaknya. Ingatlah bahwa disebutkan dalam sebuah hadis sahih yang berbunyi:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maka, wahai para pemimpin negara, apakah kalian tidak takut dengan hari pertanggungjawaban nanti? Kondisi rakyat kini sangat memprihatinkan, hukum Islam tidak bisa diterapkan secara sempurna. Banyak kezaliman, pengeksploitasian, kecurangan, ketidakadilan di bawah pimpinanmu. Maka, segera kembalikan aturan yang kalian terapkan menjadi aturan Allah sebagai penyelesai segala persoalan.

Dan wahai penghuni bumi, sadarilah bahwa kita seperti ini karena sistem yang diterapkan bukan sistem Islam. Sistem sekulerlah yang diterapkan oleh penguasa dalam mengatur negara ini. Sehingga, kesempitan hidup sangat terasa di berbagai lini. Ketenteraman seolah menjadi barang langka. Maka, mari kita serukan bersama untuk kembali pada aturan Allah, “Fafirru Ilallah.”

Satu lagi, mumpung ini dibulan suci Ramadan, di mana bulan yang tepat untuk mengawali sebuah kebaikan. Terkadang orang yang tidak pernah jemaah, salat 5 waktu mau melangkah ke masjid terasa agak berat, namun saat Ramadan seringkali kita temui orang berduyun-duyun pergi salat jemaah agar salat tarawihnya ringan. Dari sini juga bisa kita ambil ibrah bahwa bulan Ramadan ini adalah moment yang tepat untuk memulai menerapkan Islam secara kaffah/secara sempurna. Maka, wahai para penguasa janganlah malu-malu untuk menerima kebenaran.

Dan catatan akhir dari penulis, yang sudah memulai menggunakan moment Romadhon ini dengan setuju syariah kaffah, bagi penguasa yang sudah tergerak untuk menerapkan syariah kaffah jangan hanya dalam bulan Rolamadan karena untuk memulai itu butuh perjuangan maka jangan mudah melepaskan. Ingatlah firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah)” dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” Inilah tafsir (QS. Al-Baqarah: 208).

Dibaca

 103 total views,  2 views today

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi