Bantu Aku, Ayah Ibu

Oleh. Afiyah Rasyad
(Aktivis Peduli Umat)

Lukisan kebahagiaan berpacu dengan waktu
Seolah tampak pada masa kanak-kanakku
Teknologi canggih menemani hariku
Yang dikemas menjadi hadiah untukku
Hingga aku bisa berselancar dengan dunia baruku
Mulai video, game online, dan searching yang seru

Anak saleh dambaan asamu
Kepahitan fakta jauh dari itu
Dilepas memoriku pada game terbaru
Dititipkan anganku pada video kesukaanku
Kau pun sibuk dengan aktivitas rutinmu
Pekerjaanmu tak boleh diganggu
Keasikanmu tak boleh diganggu
Kau memang mengurus dan merawatku
Namun, kesibukanmu lebih menyita waktumu
Maka dibiarkanlah gadget, TV, HP menemaniku

Saat ku terjatuh, terkilir, tergores, terluka, berdarah
Kau heboh histeris menjerit sembari kalimat thoyyibah berhias di lisanmu
Kauobati dan nasihati aku agar tak alpa dan mengulang kecerobohanku
Tapi …. Saat otakku terluka oleh hal yang melenakan
Saat aku ketagihan game online
Saat aku asik bersenandung bersama tontonan video
Kauasik dengan aktivitasmu
Kaubiarkan luka itu
Malah kau perparah dengan arahanmu
Untuk menonton TV serial kesukaanku
Saat kuganggu kau dalam sibukmu
Malah seringnya kau memberiku HP agar tak lagi mengganggumu
Tak merengek meminta waktumu
Untuk membacakan cerita
Untuk bermain bersamaku

Ayah, Ibu … aku ingin bersamamu
Masa-masa indah denganmu
Ingin bermain ayunan
Ingin melihat hamparan lautan
Ingin melihat gunung menjulang
Ingin mengejar ayam
Ingin salat bersama
Ingin mengaji bersama
Ingin larut dalam kesibukanmu

Inginku dalam jiwa dan ragamu
Bukan, bukan hanya sosok ayah ibu di depanku
Lantas sibuk dengan kertas apalah itu
Atau asik mengobrol di HP canggihmu
Dan aku hanya menyaksikan diam membisu
Atau juga ikut sibuk dengan game online seru

Inginku bersama dalam seluruh pori-pori napasmu
Bukan, bukan sekadar repot dengan pekerjaan rumah
Lantas aku mendekat tapi tak kauizinkan untuk membantu

Sehingga rasaku menilai
Sosokmu ada tak bersama jiwamu
Ragamu hadir tak beserta hatimu
Kau sadari ataukah tak sadari itu
Aku tak tahu

Ayah, ibu
Inginmu besar atasku
Saleh, ya sekali lagi anak saleh
Tapi kau lepas jiwa dan ragaku di lingkungan tidak saleh
Kaubiarkan bermain dengan teman yang tidak saleh
Dirawat oleh asisten yang tidak paham apa itu saleh
Berat ayah, berat ibu
Itu teramat berat buatku

Ayah, ibu
Bantu aku
Bantu aku taat pada Pencipta dan Pengatur hidupku
Memahami agamaku dengan pantaun totalitas darimu
Bermain dengan benar atas kebersamaan dan arahanmu

Bantu aku ayah
Bantu aku ibu
Menjadi anak saleh
Yang belajar kesalehan pertama kali darimu
Yang dihiasi kesalehan oleh pengawasanmu
Yang ditaburi kesalehan dengan asuhanmu

Bantu aku ayah
Bantu aku ibu
Menjadi hamba Allah yang taat
Tanpa tapi tanpa nanti
Menjadi hamba Allah yang saleh
Saat aqil baligh menyapaku
Saat taklif hukum jatuh padaku
Menjadi hamba Allah yang saleh sejak dini
Hingga usia mumayyizku, dan aqil baligku
Hingga ajal tiba
Agar aku mampu meringankan dosamu
Agar aku mampu berlutut membawakan mahkota surga untukmu
Agar aku mampu menjauhkan api neraka darimu
Agar Allah meridaimu

Ayah, ibu bersamailah kesalehanku dengan kesalehanmu

27 Juni 2017

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi