Oleh. Z. Syifa
Sambutan masyarakat terhadap seruan untuk membela Palestina sungguh luar biasa. Mereka sudah merasa bahwa yang terjadi di bumi para nabi itu bukanlah sekedar masalah kemanusiaan yang butuh bantuan materi. Namun sejak ramai tagar #AllEyesOnRafah, makin membuat umat sadar bahwa yang terjadi di Palestina adalah genosida.
Bertempat di Paiton, tujuh puluhan ibu-ibu dan remaja putri dari Paiton dan sekitarnya mengikuti acara nonton bareng. Dipandu oleh Ustazah Agnes sebagai host, peserta diajak untuk kembali mengingat “Siapa Palestina” pada tayangan video pertama. Digambarkan di sana bahwa Allah menjadikan Palestina sebagai permata sejak Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam melakukan isra’ miktaj. Allah mengikat hati kaum muslim dengan menjadikannya sebagai kiblat pertama. Palestina diserahkan oleh pendeta Sophronius kepada Khalifah Umar bin Khattab dengan perjanjian agar tidak satupun Yahudi tinggal di Palestina. Sejak itu, Palestina menjadi pusat bagi negeri-negeri muslim. Umat Islam menjaganya hingga tahun 1914 atau perang dunia pertama, tanah Palestina dicaplok oleh Inggris melalui sebuah perjanjian hingga PBB mengijinkan menjadikannya sebagai pemukiman Yahudi.
Pada tayangan video kedua, Ustazah Ratu Erma menjelaskan dengan gamblang akar permasalahan juga solusi atas Palestina. Beliau menyampaikan bahwa sejak tujuh puluh lima tahun Palestina diduduki entitas Zionis Israel, umat Islam di sana dibunuh, dihancurkan, diusir bahkan tanahnya dirampas hingga tersisa tidak lebih dari dua puluh persen saja. Menurut beliau, ada beberapa fakta yang perlu diketahui terkait peristiwa yang saat ini terjadi di Palestina, yakni : Pertama, Palestina adalah negeri muslim milik umat Islam dan disana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengimami para nabi di masjid Al-Aqsa. Itu membuktikan adanya syariat kepemimpinan. Dilanjutkan pada masa khalifah setelahnya, Khalifah Umar bin Khattab membebaskan Palestina dan menjadikannya bagian negeri muslim. Jadi, persoalan pendudukan Palestina dan pembebasannya mutlak menjadi urusan umat Islam, bukan hanya Palestina atau orang Arab sekitarnya.
Kedua, problem Palestina adalah pendudukan dan perampasan. Solusinya adalah rebut kembali. Tidak ada solusi lain. Seperti persoalan dua orang ibu yang memperebutkan seorang bayi, tidak mungkin bayinya dibelah menjadi dua, tetapi diserahkan pada pemiliknya. Ketiga, konflik umat Islam versus kapitalis Barat. Konflik Palestina dengan Zionis Yahudi sejatinya adalah konflik dengan penjajah. Karena merekalah yang melahirkan Negara Israel, mensupport dengan dana, tentara, amunisi senjata, dan lain-lain.
Keempat, Tidak ada netralitas pada negara kapitalis barat terhadap Palestina. Termasuk hal yang naif jika seseorang berpikir bahwa Barat bersikap netral terhadap masalah Palestina. Kalau diperhatikan, usulan project politik Eropa dan Amerika pada Palestina adalah untuk menjaga hegemoni Yahudi, tidak untuk Palestina. Mereka mengajak dunia untuk memandang bahwa masalah Palestina adalah masalah yang hanya perlu dibantu dengan bantuan kemanusiaan.
Kelima, penguasa negeri muslim adalah agen negara kapitalis penjajah, jelas mereka tidak akan menyelesaikan masalah Palestina. Mereka akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh tuannya yaitu Barat Kapitalis. Keenam, bantuan dana dari negara pendonor adalah uang politik bagi kemajuan proyek mereka dan hegemoni Yahudi. Ketujuh, penguasa Negara Arab dan negara sekitarnya terbukti tidak mampu melumpuhkan tentara Israel yang lemah. Padahal kita tahu tentara Israel lemah dalam menghadapi anak kecil, apalagi ketika mereka nanti menghadapi menghadapi pasukan mujahid tentara Khilafah yang berkomitmen untuk membebaskan Palestina.
Kedelapan, tambal sulam arahan barat terbukti gagal. Usulan terhadap solusi Palestina yang selama ini dirundingkan, perdamaian, gencatan senjata, mengirim tentara dari berbagai negara untuk perdamaian terbukti tidak menyelesaikan masalah Palestina sebab sampai hari ini para Zionis Yahudi masih bercokol di Palestina.
Dengan melihat fakta tersebut, menurut Ustazah Ratu Erma, kunci dari persoalan ini adalah menegakkan Khilafah kedua berdasarkan metode Rasulullah yang akan memerintahkan tentaranya untuk membebaskan Palestina dari kezaliman di mana pun. Karena Khilafah adalah negara adidaya yang akan mensejahterakan seluruh umat manusia dengan penerapan syariat Islam.
Setelah penayangan video kedua, peserta diajak untuk melakukan digital movement sebagai upaya menyampaikan kebenaran, mengatakan pada dunia tentang Palestina dan solusi tuntas atas permasalahan yang menimpanya. Kemudian peserta diajak lagi untuk menyaksikan tayangan video ketiga. Dalam video tersebut digambarkan perjuangan Rasulullah bersama sahabat yang tergabung dalam hizbur Rasul dalam menyampaikan Islam. Sebab, dibutuhkan adanya jemaah dakwah yang membina kaum muslim untuk menjadi pejuang Islam yang tangguh yang siap membela Islam hingga Islam tersebar ke seluruh dunia. Maka Hizbut Tahrir sejak 1950 mengambil peran menjadi jemaah dakwah yang konsisten mengajak umat Islam untuk mengembalikan kehidupan Islam dibawah naungan Khilafah dengan mengikuti metode dakwah yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Hizbut Tahrir akan terus membersamai umat, mendidik umat agar menjadi bagian dari pembebasan Palestina di bawah komando Khilafah yang akan segera terwujud keberadaannya atas izin dan rida Allah Subhanahu Wa Ta’ala.