Lo Gue End #2

Emaknya Abdurrohman

Meski tak ada rona kesedihan di wajah Rikha saat bercerita tentang keputusannya, namun aku menyelami pandangannya yang sendu. Aku tahu, kondisi ini menjadi beban, mengingat ke depannya dia akan melakukan perannya yang baru sebagai singgel peren.

Kutatap dia dengan lembut dan rasa salut. Prahara rumah tangganya tergerus oleh kejamnya sistem kapitalis. Kemelut yang terjadi akibat kapitalis memandang kebebasan berekspresi tanpa harus ada campur tangan aturan agama. Sehingga Doni dengan bar-bar melakukan pelecehan seksual pada muridnya sejak kelas 4, dan dijima’ saat kelas 6 pada awal Januari.

Tentu kabar Doni membuat Rikha panas, sehingga di akhir Desember melayangkan gugatan cerai. Karena kejadian sekarang bukanlah yang pertama yang diketahui. Maka dia berpikir harus berpisah, karena komitmen pernikahan yang dibangunnya bersama Doni dulu bukan seperti ini.

Komitmen pernikahan yang diciderai bahkan dikhianati oleh Doni membuat Rikha hilang kepercayaan seketika. Dia berpikir masa depan dirinya dan anaknya. “Bagaimana mungkin aku menjalani pernikahan dengan pezina, dan bagaimana anakku nanti berkumpul dengan ayah yang seperti itu,” jauh sekali cara pikirnya. Justru hal ini yang membuatku salut.

Komitmen yang dibangunnya mungkin tidak 100% berlandaskan aqidah Islam. Namun, Rikha lebih menjaga kemuliaan diri dan anaknya dengan Islam daripada mempertahankan hubungan dengan laki-laki yang disebut sebagai pakaiannya. Baginya kehilangan laki-laki yang juga ayah dari anaknya lebih baik bagi masa depan diri dan anaknya.

Di tengah maraknya pelakor, perselingkuhan dan bahkan praktek prostitusi yang diridloi istri ketimbang mereka dipoligami, Rikha justru menjaga iffahnya. Dia teringat janji Allah, bahwa pezina dengan pezina, orang baik dengan yang baik pula.

Bahkan, di tengah proses perceraian. Meski Rikha enggan mediasi, dia masih memberi petuah pada Doni. Disuruhnya Doni menyelesaikan dengan baik, bertanggung jawab atas muridnya. Naas, keluarga muridnya justru melaporkan setelah kejadian awal Januari itu.

Ketika kabar Doni ditangkap sampai ke telingan Rikha. Dia masih berbaik hati membuat pernyataan permohonan maaf, bahwa dia semakin yakin dengan pilihannya, dan dia juga meminta maaf tidak bisa menemani dan mensupport Doni sebagai seorang istri lagi. Dia berpesan agar Doni tabah dan bertaubat di bui. Dengan ketegasan, dia kembali mengulang, maaf kita cerai. Istilah kasarnya, sorry, lo, gue end.

Ah, Rikha kau tetap hambel dan simpel seperti waktu SMA. Beban apa pun bagimu kecil, karena Allah-lah Yang Mahabesar. Aku banyak belajar darimu.

Barokallahu laha waahliha

Based on true story…

#CurahanHatiseorangIstri
#Pernikahan
#MbokPreneurIndonesia

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi