Jaber al Hayan itu Bapak kimia, BUKAN PENEMU ATOM!

Prof. dr. Ing. Fahmi Amhar
Al-Khawarizmi itu Pembuat algoritma, BUKAN KOMPUTER!
Al-Jazari itu Penemu mesin otomatis, BUKAN CHIP ROBOT!
Istilah “atom” ada sejak zaman filsuf Yunani kuno Demokritos (460-370 SM), tapi sebatas teori filsafat, tidak ada realitasnya dalam kimia maupun fisika. Jasa Jaber al Hayan adalah menjadikan kimia sebuah ilmu empiris, bebas dari mitos, tahayul dan sihir. Jaber menemukan berbagai senyawa baru dan unsur-unsur baru. Unsur yang dimaksud Jaber sudah lebih maju daripada sebelumnya, yang menganggap unsur di dunia hanyalah air, api, udara, dan tanah. Jaber menyebut sebagai unsur itu “zat dasar”, “zat aktif”, ‘zat hijau” dan “zat akhir”. Pemahaman ini kemudian diperbaiki oleh John Dalton. Namun John Dalton menggunakan beberapa temuan Jaber seperti metode eksperimen kimia, alat destilasi, notasi kimia, dan konsep transformasi materi. Teori dan model atom terus berkembang, sampai akhirnya manusia bisa membuktikan dan memanfaatkan keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom, seperti elektron, proton, netron, dan positron. Sekarang ini banyak partikel sub-atomik yang diselidiki secara teori maupun eksperimental di dunia fisika kuantum.
Cobalah Anda belajar kimia modern, biar tahu definisi “senyawa” semacam Air, Asam Sulfat, atau Besi-baja, dengan “unsur” seperti Hidrogen, Belerang, atau Besi dsb.
Komputer baru ditemukan di pertengahan abad-20, dan baru mencapai bentuk seperti saat ini setelah orang dapat meminiaturisasi transistor. Dalam satu chip komputer ada jutaan transistor. Dan tentu saja, semua baru bisa ada setelah ada listrik! Zaman al-Khawarizmi, praktis listrik belum ditemukan. Dia hanya menemukan algoritma, langkah-langkah sistematik untuk mengurasi sebuah persoalan matematis.
Demikian juga al-Jazari. Dia benar menemukan mesin otomatis, seperti jam mekanik yang bila telah diputar bisa berjalan sendiri sampai beberapa hari. Namun tentu saja, al-Jazari belum menemukan robot seperti yang kita pahami, apalagi chip-nya.
Jadi, mari kita mengenal dan bangga dengan prestasi para ilmuwan muslim di masa lalu. Ternyata Islam tidak menghambat kemajuan sains dan teknologi. Namun kita juga jangan over, sampai akhirnya mengarang sesuatu yang tidak ada. Itu bisa termasuk berbohong, melanggar syariat, dosa! Malu kita!
.
Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi