Wahai Kaum Muslim, Terimalah Takdir Kalian sebagai Umat Terbaik!

Oleh. Rizqi Awal
(Pembina Komunitas Hijrah)

Bismillah, segala puji hanya bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, yang telah menganugerahkan pada kita takdir yang agung, yakni sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Allah Swt. dalam kemuliaan-Nya, mengangkat kedudukan kita dan memberikan kita tanggung jawab besar, tugas mulia yang harus kita emban dengan penuh kesungguhan, yaitu menyeru kepada kebaikan (amar makruf) dan mencegah keburukan (nahi munkar). Tak ada kehormatan yang lebih tinggi selain kehormatan ini. Allah Swt. berfirman,

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)

Persatuan Umat adalah Kehormatan, dan Kehormatan Hanya Ada dalam Islam

Wahai kaum muslim! Kalian adalah umat terbaik, namun saat ini kita terpecah belah, terpisah oleh sekat-sekat yang asing dalam ajaran Islam. Sekularisme, liberalisme, nasionalisme, semuanya adalah jerat yang menjauhkan kita dari jalan yang lurus. Allah Swt. memerintahkan kita untuk bersatu dalam tali Allah yang kokoh, bukan dalam ikatan yang rapuh dan fana. Sebagaimana firman Allah,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Di mana kehormatan kita, jika kita mengabaikan persatuan? Di mana kebanggaan kita jika kita lebih mencintai dunia yang sementara ini? Kita bukanlah kaum yang rela menyerahkan kehormatan demi kesenangan duniawi. Tidakkah kita ingat, Rasulullah saw. pernah bersabda,

بَدَأَ الإِسْلامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam dimulai dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti semula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.” (HR. Muslim, No. 208)

Islam yang dulu dijunjung tinggi oleh para sahabat, yang menguasai dunia dengan khalifah sebagai pemimpin tunggal umat Islam, kini diasingkan, dicampakkan. Apa yang terjadi pada umat ini? Tidakkah kita ingin kembali kepada kejayaan Islam, sebagaimana Rasulullah saw. mengisyaratkannya, yaitu kejayaan yang akan kembali di bawah Khilafah ‘ala minhaj nubuwah?

Khilafah: Sebuah Seruan untuk Mengembalikan Martabat Umat

Wahai kaum muslim! Takdir kita adalah menjadi umat yang memimpin dunia dengan penuh keadilan. Di masa lalu, umat ini pernah hidup dalam satu kekuatan, satu Khilafah, yang menaungi berbagai bangsa di bawah satu panji Islam. Keadilan merata, keamanan menyeluruh. Lalu kita tergelincir, umat ini mulai terpikat oleh dunia, terpedaya oleh kilau sekularisme yang hanya membawa kehinaan.

Para ulama pun menyeru kita untuk kembali pada Islam yang kaffah. Seperti halnya Ibn Taimiyyah yang mengatakan dalam bukunya “Majmu’ Fatawa” (Juz 28, hal. 394), “Kaum Muslim tidak memiliki kemuliaan dan kebanggaan kecuali dengan mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dan mengembalikan hukum kepada syariat Allah dalam segala urusan mereka.”

Mari kita renungkan, bagaimana mungkin umat Islam bisa kuat jika kita masih berpegang pada hukum-hukum manusia dan bukan hukum Allah? Kekuatan umat ada dalam persatuan, dan persatuan hanya bisa terwujud dengan mengikuti aturan Allah dalam institusi Khilafah. Tanpa Khilafah, umat ini tak ubahnya seperti tubuh yang tercerai-berai tanpa kepala.

Beramar Makruf Nahi Munkar: Bukti Keimanan Kaum Muslim

Tak ada pilihan bagi kita selain kembali kepada tugas kita, yakni beramar makruf nahi munkar. Kebaikan harus ditegakkan, kemungkaran harus ditentang. Tidakkah kita ingin menjadi umat yang beriman? Bukankah iman kita tergantung pada pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar ini? Dalam haditsnya, Rasulullah saw. bersabda,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ

“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, No. 49)

Wahai kaum muslim, takdir kita adalah menegakkan yang benar, dan kita harus berani mengatakan yang salah itu salah, apa pun risikonya. Jangan biarkan kesombongan sekulerisme dan kebohongan dunia menipu kita.

Menanggalkan Dunia yang Fana dan Mengembalikan Kehormatan Islam

Allah Swt. berfirman,

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)

Kita harus segera meninggalkan kelekatan kita pada dunia yang fana ini, mengutamakan kehidupan yang sebenarnya, yaitu akhirat. Hidup di dunia ini adalah alat untuk mempersiapkan kehidupan akhirat yang kekal. Jangan terbuai dengan fatamorgana dunia yang akan binasa.

Mari Bangkit dalam Cahaya Iman dan Seruan Allah

Wahai kaum muslim, sudah saatnya kita bangkit! Kebangkitan Islam akan datang melalui tangan-tangan kalian. Umat ini sedang membutuhkan kebangkitan, bukan sekadar slogan, tetapi kebangkitan hakiki yang menegakkan hukum Allah di muka bumi ini. Dalam hadis shahih, Rasulullah saw. memberikan kabar gembira,

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

“Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad, No. 18406)

Marilah kita bersatu dalam barisan iman, mempersiapkan diri kita, keluarga kita, dan umat ini untuk menyambut kejayaan yang dijanjikan ini. Bukan dengan slogan semata, tetapi dengan tekad, amal, dan perjuangan.

Menegakkan Kembali Kejayaan Islam di Atas Dasar Al-Qur’an dan Sunnah

Wahai kaum muslim! Bangkitlah, sadarlah akan kehormatan yang telah Allah berikan kepada kalian sebagai umat yang terpilih, umat yang disiapkan untuk menegakkan keadilan di muka bumi ini. Umat Islam di masa lampau adalah umat yang disegani karena mereka memimpin dunia dalam segala hal: keilmuan, keadilan, ekonomi, dan pemerintahan. Semua itu dicapai bukan dengan tunduk pada hawa nafsu atau godaan duniawi, tetapi dengan mentaati syariat Allah yang mulia.

Para ulama terdahulu pun terus menyerukan agar umat ini kembali pada syariat. Al-Ghazali dalam bukunya “Ihya Ulumuddin” (Juz 2, hal. 308) mengingatkan, “Tidak ada keselamatan bagi umat ini kecuali mereka kembali kepada agama Allah dalam segala aspek kehidupan mereka.” Dalam Islam yang kaffah, semua urusan, mulai dari ibadah hingga pemerintahan, diatur berdasarkan wahyu Ilahi.

Lihatlah bagaimana Islam mengangkat derajat kaum muslim dengan aturan yang penuh keadilan. Dalam sistem Islam yang murni, semua manusia, baik miskin maupun kaya, dihargai berdasarkan takwa mereka kepada Allah. Dunia pernah menyaksikan bagaimana Khalifah Umar bin Khattab ra memimpin dengan keadilan, bagaimana beliau memperhatikan hak-hak rakyatnya hingga tidak seorang pun yang kelaparan. Demikianlah Islam yang harus kita tegakkan, agar setiap orang merasakan keadilan dan kemuliaan, serta terbebas dari ketidakadilan yang merajalela di era sekularisme ini.

Sekularisme: Jerat yang Menumpulkan Kekuatan Umat

Sadarlah, wahai kaum muslim! Sekularisme bukanlah jalan kita. Ia hanyalah sistem yang memisahkan manusia dari tuntunan Rabb-nya, menempatkan agama di tepi kehidupan, membiarkan hawa nafsu manusia mengatur segala urusan. Sekularisme telah menumpulkan akal kita, merampas kekuatan ummat, dan melemahkan keimanan kita. Ini adalah pengkhianatan besar terhadap amanah yang diberikan Allah Swt.

Mari kita renungkan firman Allah Swt.,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha: 124)

Sekularisme adalah bentuk dari berpaling dari peringatan Allah. Sistem ini menawarkan kenikmatan sementara, tetapi pada hakikatnya hanya membawa kita kepada kehancuran. Tidak ada kemuliaan dalam sekularisme, tidak ada kedamaian yang hakiki dalam aturan yang membuang perintah Allah. Jika kita terus mengikuti sistem ini, kita akan terus terpuruk, baik di dunia maupun di akhirat.

Menyeru Umat Kembali pada Sistem Khilafah

Khilafah bukanlah sekadar wacana atau impian utopis. Ini adalah solusi nyata, satu-satunya cara untuk mengembalikan kehormatan, keadilan, dan kesejahteraan yang pernah dirasakan oleh umat manusia. Khilafah adalah institusi yang menjaga agama kita, menegakkan hukum Allah, melindungi umat Islam, dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Imam al-Mawardi, dalam bukunya “Al-Ahkam al-Sulthaniyah” (hal. 4), menjelaskan pentingnya Khilafah dengan mengatakan, “Khilafah adalah pelindung agama dan pengatur dunia.” Khilafah mengatur setiap aspek kehidupan sesuai dengan syariat, memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan hak-hak setiap orang dijaga dengan sempurna.

Bagaimana mungkin kita mengabaikan panggilan ini? Bagaimana mungkin kita puas dengan kondisi umat yang lemah, tercerai-berai, dan dipermainkan oleh bangsa-bangsa lain? Umat Islam harus kembali pada Khilafah sebagai bentuk ketundukan kita pada Allah Swt. Khilafah bukan sekadar sistem politik, tetapi juga sarana untuk mengaktualisasikan amar ma’ruf nahi munkar di tingkat global. Rasulullah saw. pernah bersabda tentang pentingnya pemimpin bagi umat ini,

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai, di mana umat berperang di belakangnya dan berlindung padanya.” (HR. Bukhari, No. 2957)

Mari Wujudkan Kehidupan yang Mulia dengan Islam yang Kaffah

Kini, saatnya kita berdiri teguh, meninggalkan segala ikatan yang menghalangi kebangkitan kita. Jangan biarkan harta, tahta, atau dunia yang fana ini membuat kita lupa pada akhirat yang kekal. Jika kita memilih jalan Islam, maka Allah Swt. akan mencukupkan segala kebutuhan kita. Rasulullah saw. pernah bersabda,

مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا هَمَّ الْمَعَادِ كَفَاهُ اللَّهُ سَائِرَ هُمُومِهِ

“Barang siapa yang menjadikan kekhawatirannya hanya satu, yaitu kehidupan akhirat, maka Allah akan mencukupi seluruh kekhawatirannya.” (HR. Ibn Majah, No. 257)

Mari kita luruskan tujuan hidup kita! Kembalilah kepada Islam yang murni, kembali kepada Khilafah yang menaungi umat ini dengan penuh keadilan dan rahmat. Inilah takdir kita, menjadi umat yang memimpin, yang membawa cahaya kebenaran bagi dunia yang sedang gelap. Bersatulah, wahai kaum muslim! Singsingkan lengan baju, perbaiki niat, dan songsonglah kejayaan yang dijanjikan Allah untuk orang-orang yang beriman.

Seruan Kebangkitan Menuju Persatuan Islam

Wahai saudara-saudaraku seiman, umat yang Allah takdirkan sebagai terbaik! Mari kita terima takdir mulia ini dengan penuh kesungguhan dan kebanggaan. Mari kita tinggalkan sekularisme yang melemahkan, dan kita berjuang untuk menerapkan hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Kehidupan ini singkat, tetapi amal-amal kita akan tercatat abadi. Kembalilah pada Islam yang sempurna, kembalilah pada ajaran Rasulullah, dan bersama-sama kita wujudkan persatuan dalam Khilafah ala minhaj an-nubuwwah.

Semoga Allah Swt. memberi kekuatan kepada kita, melapangkan hati kita, dan memantapkan langkah-langkah kita menuju kebangkitan Islam yang sejati. Sesungguhnya janji Allah itu pasti, dan umat Islam yang berpegang teguh pada tali-Nya akan mengembalikan kehormatan dan kemuliaan yang pernah dirasakan di masa lalu. Bersatulah, wahai kaum muslimin, dan jadilah umat terbaik yang diridhai oleh Allah Swt.

Sumber: Rizqi Awal Channel

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi