Cendikiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan, ketika seseorang memutuskan pergi dari jalan dakwah, artinya sama seperti memutuskan untuk menjauh dari Allah Swt.
“Meninggalkan dakwah berarti menjauh dari Allah,” ungkapnya dalam Kajian Inspirasi Dakwah: Wajibnya Adopsi Pemikiran untuk Melaksanakan Tugas Jamaah di kanal YouTube Ngaji Subuh, Rabu (23/10/2024).
Ia mengatakan, tidak dipungkiri bahwa setiap manusia pasti menghadapi berbagai macam ujian kehidupan. Namun menurutnya, menjadikan masalah sebagai dasar untuk menjauh dari Allah adalah sebuah kesalahan besar.
“Alih-alih persoalan itu selesai, eh yang terjadi malah enggak selesai, wong dia makin jauh dari sumber penyelesaiannya kok,” ungkapnya.
Jika dilihat, imbuhnya, seseorang yang bisa dekat dengan penguasa di dunia saja, kehidupannya akan terjamin, yang semula tidak punya apa-apa akhirnya bisa punya segalanya. Karenanya saat sedang menghadapi masalah mestinya membuat seseorang makin mendekatkan diri kepada penguasa alam semesta dengan menggiatkan dakwah.
“Mestinya kalau kita punya masalah itu, justru makin membuat kita dekat dengan Allah. Kalau dakwah, ya, makin giat dakwahnya,” tuturnya.
Ia mengingatkan agar apa pun kesulitan yang sedang dihadapi, jangan sampai menjauhkan diri dari jalan dakwah. Sebaliknya, justru makin mendekat dan giat berdakwah. Karena itu ia berpesan agar seorang muslim selalu ingat akan janji Allah bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang menolong agama-Nya.
“Kalau ingin ditolong oleh Allah maka tolonglah agama Allah,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa dalam kehidupan, siapa pun tidak akan pernah lepas dari persoalan. “Dakwah itu beriring dengan kehidupan. Dan kehidupan siapa pun itu, tidak pernah lepas dari persoalan,” tambahnya.
Ia juga mengungkap bahwa ujian setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang diuji persoalan ekonomi, persoalan keluarga seperti hubungan suami istri, ada juga persoalan anak, persoalan kesehatan, dan masih banyak persoalan lainnya. Karenanya ia mengingatkan, ketika tengah dihadapkan pada suatu masalah, mestinya dipahami bahwa orang lain juga menghadapi ujian.
“Dan seberat-berat persoalan yang kita hadapi itu, tidak akan pernah lebih berat dari apa yang dibayangkan oleh Nabi,” tambahnya lagi.
Dengan demikian, lanjutnya, apa pun tantangan yang sedang dihadapi, seorang muslim hendaknya tidak sampai mundur dari jalan perjuangan atau jalan dakwah, karena ketika berakhir dengan kemenangan ataupun kebinasaan seperti yang baru saja terjadi pada Yahya Sinwar, pasti akan bernilai kebaikan di sisi Allah Swt.
“Saya bolak-balik katakan, dalam dakwah itu bekalnya hanya tiga. Pertama, sabar, kedua sabar, ketiga sabar,” pungkasnya. []Tenira
sumber:TintaSiyasi.id