“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian).” HR. Tirmidzi
Dua bungkus kain kafan ini (untuk Ummi dan untuk Abi) sudah saya potong-potong sesuai ukuran tubuh kami. Masing-masing juga disertai potongan beberapa utas tali, disertai satu plastik besar berisi kain panjang beberapa lembar.
Kk dan Adek (setelah mereka cukup besar) sudah pernah Ummi beritahu perihal ini, “Nak, jika qadarullah suatu saat maut menjemput Ummi atau Abi, kain kafan sudah Ummi siapkan di lemari”, sambil menunjukkan tempatnya pada mereka.
Menyiapkan kain kafan untuk diri sendiri, membeli kainnya sendiri ke toko kain (harta berupa barang yang kita bawa saat kematian tiba hanyalah kain kafan, dan diutamakan utk membeli kain kafan dari harta si mayit), memilih kain yang tidak terlalu tipis, memotong-motongnya sesuai keperluan dan ukuran tubuh, membuat potongan kerah untuk kain yg menyerupai gamis/jubah, menjahit jelujur kain yang di model jilbab lalu memasukkan tali pengikatnya, membuat potongan untuk kain cawat dan lain sebagainya – saya teringat betapa hikmat suasana hati saya saat itu.
Setelah selesai saya menaruhnya di lemari pakaian kami yang setiap kali membuka lemari untuk mengambil pakaian maka kain kafan ini selalu terlihat.
Dunia begitu melalaikan. Kenikmatan hidup, kesenangan, kesibukan dengan pekerjaan, dan sebagainya seringkali menyita waktu dan membuat kita lalai beribadah dan lupa mengingat mati.
Kita sibuk mencari uang dengan alasan untuk membahagiakan keluarga namun terjerat untuk menumpuknya semakin tinggi dan lupa menyiapkan tabungan utk hari akhir dan lupa bahwa tugas utama kita sebagai Ayah dan Ibu adalah mendidik anak2 agar tumbuh shalih shalihah, membersamai mereka, membangun kedekatan emosional, menguatkan cinta, membuat sebanyak-banyaknya kenangan indah bersama mereka.
Karena saat kita meninggalkan dunia ini, rekan kerja, sahabat, tetangga sangat mungkin hanya mendoakan kita di “hari itu” saja, namun pasangan hidup, anak2, keluarga kita – merekalah yang akan selalu ingat untuk mendoakan kita setiap saat dan setiap harinya.
Sebagai manusia tentu kita sadar bahwa kapan, dimana dan bagaimana kematian itu datang adalah masih rahasia Allah, kamipun tidak tahu apakah kain kafan ini yang akan kami gunakan nantinya, namun setidaknya kami berikhtiar dan meniatkan ini sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah untuk lebih sering mengingat kematian.
Jikapun qadarullah kain kafan ini yang nanti akan kami gunakan, insyaAllah semoga dengan sudah mempersiapkannya akan memudahkan anak2 dan kerabat dalam mengurus jenazah kami nantinya.
Wallahu a’lam.
Baarakallahu fiik
* Dikutip dari Safarni Husain (Ummu Hilmy)
* sumber: FB Brother Ichal Aydogan