SATU DARI DUA KEBAIKAN

H. M Ali Moeslim

Bismillahirrahmanirriim

SEBUAH pidato yang dicatat oleh tinta emas sejarah ketika Abdullah bin Rawahah membakar semangat kaum muslim yang hanya berjumlah 3000 pasukan melawan musuh tentara Romawi yang jumlahnya jauh lebih besar yakni 200.000 pasukan;

“Demi Allah, sesungguhnya perkara yang kalian tidak sukai ini adalah perkara yang kamu keluar mencarinya, yaitu syahadah (gugur dimedan perang dijalan Allah Azza wa Jalla). Kita itu tidak berjuang karena karena jumlah pasukan atau kekuatan. Kita berjuang untuk agama ini yang Allah Azza wa Jalla telah memuliakan kita dengannya. Bergeraklah. Hanya ada salah satu dari dua kebaikan: kemenangan atau gugur (syahid) di medan perang.”

Dalam setiap pertempuran yang dilalui kaum muslimin dan meraih kemenangan sejak zaman Rasulullah SAW dan kekhalifahan, selalu saja jumlah pasukan kaum muslim lebih kecil dibanding dengan musuh musuhnya.

Misalnya dalam perang Badar, dalam perang ini, Rasulullah SAW memimpin pasukan muslim dengan jumlah 313 orang, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta dan 2 ekor kuda. Sedangkan kaum Quraisy 1000 orang, 600 senjata lengkap, 700 unta dan 300 kuda. Dalam perang Mu’tah jumlah pasukan muslim hanya 3000 sementara pasukan Byzantium Romawi 200.000. Begitupula dalam perang Khaibar jumlah pasukan muslim hanya 2000 melawan 10.000 musuh, adapun Jumlah pasukan Islam pada Perang Yarmuk adalah 45.000 orang. Mereka harus melawan pasukan Romawi yang jumlahnya 240.000 dan bersenjata lengkap. Begitupula dalam perang Qadisiyah di Iran, jumlah pasukan muslim hanya 30.000 melawan 130.000 pasukan kerajaan Sasaniyah Persia.

Kaum muslimin memahami benar kekuatan dan kemenangan itu atas izin Allah SWT, adapun usaha dan ikhtiyar maksimal duniawiyah untuk mewujudkannya. Bagaimana Rasulullah Saw dan para Khalifah serta panglima perang selalu berpesan untuk lebih meningkatkan “taqarrub” kepada Allah SWT dalam setiap kesempatan apalagi saat perang menghadapi musuh di depan pandangan mata.

Misalnya surat Khalifah Umar bin Khatab kepada panglima perang Sa’ad bin Abi waqash dalam perang Qadisiyah;

“ Amma ba’d. Maka aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang besertamu untuk selalu takwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena, sesungguhnya takwa kepada Allah adalah sebaik-baik persiapan dalam menghadapi musuh dan paling hebatnya strategi dalam pertempuran.
Aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang bersamamu agar kalian menjadi orang yang lebih kuat dalam memelihara diri dari berbuat kemaksiatan dari musuh-musuh kalian. Karena, sesungguhnya dosa pasukan lebih ditakutkan atas mereka daripada musuh-musuh mereka dan sesungguhnya kaum muslimin meraih kemenangan tidak lain adalah karena kedurhakaan musuh-musuh mereka terhadap Allah. Kalaulah bukan karena kedurhakaan musuh-musuh itu, tidaklah kaum Muslimin memiliki kekuatan karena jumlah kita tidaklah seperti jumlah mereka (jumlah mereka lebih besar) dan kekuatan pasukan kita tidaklah seperti kekuatan pasukan mereka. Karenanya, jika kita seimbang dengan musuh dalam kedurhakaan dan maksiat kepada Allah, maka mereka memiliki kelebihan di atas kita dalam kekuatannya, dan bila kita tidak menang menghadapi mereka dengan “keutamaan” kita, maka tidak mungkin kita akan mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.

Ketahuilah bahwa kalian memiliki pengawas-pengawas (para malaikat) dari Allah. Mereka mengetahui setiap gerak-gerik kalian karenanya malulah kalian terhadap mereka. Janganlah kalian mengatakan, “Sesungguhnya musuh kita lebih buruk dari kita sehingga tidak mungkin mereka menang atas kita meskipun kita berbuat keburukan.” Karena, berapa banyak kaum-kaum yang dikalahkan oleh orang-orang yang lebih buruk dari mereka. Sebagaimana orang-orang kafir Majusi telah mengalahkan Bani Israil setelah mereka melakukan perbuatan maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah bagi diri kalian sebagaimana kalian meminta kemenangan dari musuh-musuh kalian. Dan aku pun meminta hal itu kepada Allah bagi kami dan bagi kalian.

Tentu sejalan dengan janji Allah SWT yang akan memberikan kemenangan di dunia dan akhirat, sebagaimana dalam firman-NYA;

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Setidaknya kaum muslim mesti mengakulmulasi sifat sifat yang menjadi jalan untuk meraih kemenangan, sebagaimana Allah SWT berfirman;

1. Orang-orang yang beriman, hijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah, serta berjihad di jalan Allah, dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (QS. At- Taubah, 9:20)

2. Orang yang senantiasa bersabar atas segala sesuatu. Dalam surat Al-Mu’minuun ayat 111, Allah berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Aku memberi balasan (yang baik) kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.”

3. Orang yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, takut dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana telah Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an:

Artinya: “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkannya kemenangan.” (QS. An-Nuur, 24:52)

Wallahu a’lam bishawab

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi