PERCAYA MEDIA DARIPADA KITAB SUCI

Oleh. H. Ali Muslim

Bismillahirrahmanirriim

ISLAMOPHOBIA didefinisikan sebagai phobia terhadap Islam atau penganut Islam. Islamophobia adalah sebuah paham yang membenci dan takut kepada Islam. Takut tersebut, dikarenakan oleh banyak hal, misalnya Islam diopinikan dan dikesankan sebagai agama yang ekstrim, suka perang, berdarah-darah dan hal-hal negatif lainnya.

Jalan untuk menggiring Islamophobia terus saja dilakukan oleh musuh musuh islam dan tentunya orang-orang yang sebenarnya mengaku muslim, namun karena jabatan atau kekuasaaan atau ketak-tahuan, mereka tidak merasa tenang jika seorang muslim menjalankan syariat islam secara kaffah.

Jangankan menjalankan secara kaffah, baru menyerukannya saja, mereka menentangnya, mengkriminalisasi dan monsterisasi ajaran Islam, mereka terus menyebarkan pendapat yang hanya berdasar pada pemikiran pribadi atau golongan saja, tetapi bukan melihat pada hukum atau dalil syariat itu sendiri sebagai pedoman umat muslim menjalankan aturan kehidupannya, mereka “meminjam” mata dan telinga orang lain.

Istilah radikal dan moderat saja adalah istilah politik, dipaksakan untuk menjadi istilah keagamaan, artinya ketika syariat islam diartikan dalam kacamata berbagai versi (feminis muslim, islam moderat, islam liberal, islam nusantara, dsb) tentu akan banyak perubahan makna dari hukum-hukum Islam kaffah yang dimaksud, arti dan pemahaman sebuah ibadah, tata cara, adab dan hukum, sosial, budaya dan politik hanya sesuai dengan kebutuhan mereka saja. Al Quran, hadist dan ijma sahabat dan qiyyas syar’i para mujtahid bukan lagi pedoman mutlak bagi para muslim dalam melihat satu perkara.

Sungguh, Islam hanyalah satu di dunia ini, agama universal dengan pedoman sumber syariat al-Quran dan Hadist bagi umatnya yang tidak pernah terbagi-bagi dalam bentuk apapun.

Menurut Hidayati (2019), setidaknya terdapat empat hal penyebab munculnya perilaku Islamofobia.

Pertama adalah media. Seperti yang kita tahu masyarakat kini amat dekat dengan media. Bahkan lebih akrab dengan media daripada dengan sanak saudara. Di Amerika bahkan ada istilah, bahwa orang-orang lebih percaya media daripada kitab sucinya.

Fungsi media sebagai sumber informasi membuatnya sangat dibutuhkan oleh segenap masyarakat. Namun Islam dan Muslim senantiasa menjadi objek domain headline negatif di media mainstream di seluruh dunia. Maka tak heran setiap kali ada serangan teror, biasanya akan disematkan pada Islam dan Muslim, namun kebalikannya bila ada serangan pada muslim dan masjid di Barat, hal ini tidak akan (atau jarang sekali) menjadi headline di media manapun.

Kedua, agama sebagai kendaraan politik. Islam mengatur segala lini kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Termasuk pengaturan di dalam sistem politik juga ada. Sayangnya, agama acapkali hanya dijadikan alat untuk mendapatkan atau melanggengkan kekuasaan, namun enggan bahkan mencampakkan aturan-Nya ketika telah berkuasa.

Ketiga, ketidak-tahuan masyarakat. Sistem kehidupan sekuler yang menjadi nadi dunia hari ini mengakibatkan muslim jauh dari ajaran agamanya sendiri. Sehingga mudah sekali disusupi oleh pemikiran-pemikiran asing dan melihat agamanya sendiri sebagai monster karena dianggap tidak mampu menjawab tantangan zaman. Salah satu contohnya adalah kegagalan sistem pendidikan sekuler yang hanya mampu menelurkan lulusan trampil namun minim ketakwaan.

Keempat, ketakutan akan kebangkitan Islam. Bukan rahasia lagi bila Islam memang akan bangkit seperti yang difirmankan oleh Allah dalam QS. An-Nur ayat 55,

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Begitupula hadits Nabi yang menguatkan akan kembali bangkitnya islam dengan tegak kembalinya khilafah Islam.

…..ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ» ثُمَّ سَكَتَ

. … Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian Beliau diam.

Tentu melawan Islamophobia sangat tidak tepat dengan melakukan sikap dan perbuatan yang menyalahi syariah misalnya dengan membuat tafsiran istilah “wasathan” dengan moderasi, atau toleransi dalam aqidah, atau menerima seluruh peradaban atau hadlarah asing yang bertolak belakang dengan islam, atau sinkritesme beragama.

Justeru saatnya memahamkan lebih jelas dan mendalam untuk mengkaji islam bukan sekadar memenuhi dahaga intelektual, akan tetapi untuk menjadi ilmu yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan nyata dalam setiap aspek kehidupan, seluruh umat terikat, terkait dan terpimpin seluruh kehidupannya dengan syariat islam. Termasuk mengikuti bagaimana metode Rasulullah SAW dalam melakukan perubahan masyarakat agar menjadikan islam sebagai ideologi kehidupannya, kaidah dan qiyadah/kepemimpinan berfikirnya.

Allah SWT berfirman;

وَقُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا ﴿٨١﴾

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.

Wallahu A’lam Bishawab

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi