© Doni Riw
Perang tak hanya terjadi di Gaza, tetapi di seluruh dunia. Hanya beda bentuk saja.
Di Gaza mereka memerangi muslimin secara fisik. Di seluruh dunia, mereka memerangi muslimin dengan ide dan pemikiran.
Di Gaza, mereka mengirimkan tank, pesawat tempur, juga helikopter, untuk menjatuhkan roket serta bom penghancur gedung dan bangunan milik muslimin.
Di seluruh dunia, mereka mengirimkan beasiswa, seminar, pelatihan, film, dll untuk menjatuhkan ide pluralisme, demokrasi, HAM, dll. untuk menghancurkan akidah muslimin.
Saat muslimin ditembak peluru dalam perang fisik, dia gugur dalam keimanan, dia mati dalam keadaan terbaik; sayahid.
Saat muslimin ditembak ide kufur dalam perang pemikiran, fisiknya masih tetap hidup, tapi imannya mati.
Dia masih hidup tapi setuju bahwa semua agama mengajarkan kebenaran dalam perspektif masing-masing.
Dia masih hidup, tetapi setuju mengganti hukum Allah dengan hukum anggota dewan dengan alasan kebhinekaan.
Dia masih hidup, tetapi mentah-mentah menolak sistem pemerinthan warisan Rasulullah demi mempertahankan demokrasi dengan alasan kesepakatan nenek moyang.
Di Gaza, perang fisik membuat muslimin gugur sebagai mujahid.
Di seluruh dunia, perang pemikiran membuat muslimin masih tetap hidup, namun mati keimanannya.
Semoga Allah segera beri kesadaran kepada umat ini, bahwa perang pemikiran jauh lebih berbahaya dibanding perang fisik.
Anyer, 90124
IG @doniriw
