Momen Maulid Nabi, Meneladani Kepemimpinannya

Oleh. Ernita S
(Kontributor MazayaPost.com)

Saat ini memasuki bulan bulan Rabiulawal atau sering disebut dengan bulan Maulid. Pada bulan ini, bagi umat Islam menjadi bulan yang penuh sukacita karena kelahiran Nabi Muhammad saw. Di mana pengikut Nabi Muhammad saw. Sangat banyak, tidak kurang dari satu setengah miliar seluruh manusia yang telah tersebar di dunia yang merayakan momen ini.

Diutusnya Rasulullah di tengah-tengah kehidupan manusia adalah nikmat terbesar dari Allah Swt. kepada manusia. Karena Rasulullah merupakan teladan terbaik (uswatun hasanah) bagi umatnya yang menelusuri jalan menuju Allah Swt. Beliaulah menjadi petunjuk bagi orang yang tersesat dan penerang bagi yang salah jalan.

Selain itu, pada perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. adalah momen penting untuk memperingati sosok manusia paling mulia, pembawa rahmat bagi semesta. Dialah laki-laki pilihan Allah yang memiliki amanah untuk menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. Beliau merupakan kecintaan Allah yang seharusnya menjadi kecintaan umatnya.

Cinta kepada Rasulullah tidak cukup hanya sekadar klaim semata, tetapi membutuhkan bukti melalui ketakwaan dengan menjalankan segala perintah Allah Swt., mengamalkan seluruh isi kitab Al-Qur’an dan selalu mencontoh Rasulullah. Dengan demikian, cinta terhadap Nabi Muhammad saw. dapat dibuktikan secara nyata.

Cinta (mahabbah) bagian dari amalan hati yang mengharuskan ada tanda kecintaan seseorang terhadap orang dicintainya. Tanda kecintaan tersebut dengan meneladani dan mengikuti (ittiba Rasulullah). Sehingga bagi setiap muslim harus menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai teladan dalam kehidupannya.

Sebagaimana Allah memerintahkan kaum muslim untuk meneladani dan mengamalkan yang dibawa oleh Rasulullah, sebagaimana firman-Nya,

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘالْعِقَا

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS Al-Hasyr: 7)

Pada ayat tersebut, terdapat seruan untuk mengambil apa saja yang dibawa oleh Rasulullah kepada umatnya tanpa terkeculi. Sebaliknya, umatnya diperintahkan untuk meninggalkan semua yang dilarang oleh Rasulullah. Oleh karena itu, setiap kaum muslim harus mengambil apa yang telah dicontohkan Rasulullah.

Rasulullah sepanjang hidupnya melakukan berbagai aktivitas seperti menikah, berkeluarga, berperang, dan memimpin negara. Mencintai Rasulullah bermakna meneladani beliau dalam segala hal termasuk pada hal kepemimpinan yang telah dicontohkan. Sehingga, inilah hakikat kepemimpinan yang harus diikuti oleh umatnya.

Sebagaimana telah diketahui bahwa periode dakwah Rasulullah selama kurang lebih 23 tahun sejak beliau diutus. Hal ini terbagi menjadi dua bagian periode dakwahnya. Pertama pada periode Makkah dan yang kedua periode Madinah.

Pada periode Makkah, dakwah Rasulullah selama 13 tahun yang hanya memiliki peran sebagai pengemban dakwah. Adapun setelah hijrah ke Madinah dan beliau mendirikan Daulah Islam untuk pertama kalinya. Rasulullah juga sebagai kepala negara (penguasa) yang menjalankan fungsi kekuasaan dengan menerapkan syariat Islam.

Selain melaksanakan syariat Islam, Rasulullah juga mengemban risalah Islam ke luar negeri melalui dakwah dan jihad. Peristiwa ini berlangsung selama sekitar 10 tahun hinga rasulullah wafat. Sehingga salah satu yang terpenting dari Rasulullah yang harus dicontoh adalah keteladanan kepemimpinannya.

Pada dasarnya, Rasulullah telah memberi teladan dalam kepemimpinan kepada umatnya dengan akad Baiat Aqabah kedua yang dilakukan oleh kaum muhajirin kepada Rasulullah. Hal tersebut adalah simbol pengangkatan Rasulullah sebagai kepala negara di Madinah Munawaroh. Dari sinilah, Rasulullah mengajarkan kepemimpinan (imarah) sejak beliau resmi menjadi kepala negara.

Kepemimpinan Rasulullah sebagai kepala negara telah banyak dijelaskan di berbagai kitab sirah dan kitab fikih siyasah. Seperti Rasulullah memimpin rakyatnya secara adil dan penuh kasih sayang, serta mengurus dan melayani kebutuhan rakyat yang beliau pimpin, baik untuk muslim maupun nonmuslim.

Rasulullah juga sebagai kepala negara telah mengadili berbagai perkara yang terjadi di masyarakat. Adapun sumber hukumnya hanya menggunakan syariat Islam bukan menjalankan hukum-hukum yang lain. Karena dengan syariat Islam, pasti hukumnya adil yang bersumber dari Allah Yang Maha Adil.

Sebagai kepala Daulah Islam, Rasulullah mengangkat para wali (gubernur), para kadi (hakim), dan para amil. Nabi Muhamamd saw. juga mengutus beberapa utusan (duta) yang bertugas untuk mengajak pemimpin di seluruh jazirah Arab agar masuk Islam. Serta beliau mengangkat panglima perang dan sering menjadi pemimpin langsung disejumlah perang (jihad)

Adapun setelah sepeninggalnya Rasulullah, kepemimpinan kaum muslim berpindah ke tangan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai Khalifatur Rasul (pengganti Rasul). Sejak saat itulah, Abu Bakar resmi menjalankan kepemimpinan dalam Daulah Islam. Sehingga, kemimpinan Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah dan dilanjutkan oleh para sabahat sebagai bentuk ittiba kepada rasul.

Oleh karena itu, momen Maulid Nabi Muhammad saw adalah kecintaan umatnya kepada beliau yang harus dibuktikan secara nyata dengan menaatinya. Selain itu, pentingnya generasi muslim mengikuti thariqah (jalan hidup) Rasulullah dalam segi kehidupan. Hal ini dapat diwujudkan melalui penerapan syariat Islam secara kaffah. Wallahualam bisawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi