Kematian yang Pasti, Kehidupan yang Tak Pasti

Oleh. K.H. Hafidz Abdurrahman, M.A.

Ketika manusia dilahirkan di muka bumi ini semuanya menangis. Kecuali Rasulullah yang dilahirkan tidak menangis. Beliau dilahirkan dalam keadaan bersujud dan tidak menangis.

Lahir di dunia memang bukan pilihan manusia, tetapi bagian dari qadha dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tetapi, dunia yang penuh ketidakpastian itu sering menipu kita. Dunia menutupi dan membelokkan kita dari tujuan hidup yang abadi, yaitu kehidupan setelah kematian.

Berbagai fitnah dan ujian berhasil menutupi pandangan kita, hingga akhirnya kita tertipu. Iblis pun berhasil mentalbis (memakeup) dunia dan isinya seolah begitu indah dan memesona, hingga kita lupa pada akhirat.

Itulah dunia. Allah sudah memberikan isyarat, seperti kehidupan dan kematian yang datang silih berganti. Sekarang ada yang mati dan lahir, besok pun sama. Sekarang orang lain, esok mungkin kita.

Kadang kematian begitu tiba-tiba, sampai kita lupa menyiapkan bekal terbaik untuk ke sana. Maka, berbahagialah orang yang istiqamah di jalan-Nya, tak goyah oleh ombak, gelombang, dan badai kehidupan dunia

Saat di penghujung, dia bisa melihat ke belakang dan ke depan. Di belakang, dia bisa katakan kepada dunia, “Selamat tinggal dunia” dengan tersenyum. Tanpa kesedihan. Begitu juga saat melihat ke depan, Akhirat, dia pun bisa tersenyum.

Kata Nabi, “Orang Mukmin saat wafatnya, mendapat kabar gembira dengan surga.” Dia tersenyum.

####

Selamat jalan Mbak Wahyuningsih, semoga keikhlasan, dedikasi, dan seluruh keistiqamahanmu membersamai dakwah selama 32 tahun dibalas oleh Allah dengan jannah-Nya.

Al-Faqir adalah saksi kebaikan dan kemuliaanmu, sejak kuliah hingga akhir hayatmu.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi