Kemenangan Tersandera

Oleh. Afiyah Rasyad

Sejumput sedih dan bahagia menyeruak dalam dada dalam waktu yang sama. Sedih karena akan ditinggal bulan Ramadhan nan mulia, bahagia karena masuk gerbang Syawal hari kemenangan. Kebahagiaan tumpah ruah saat Idulfitri tiba. Meski pelaksanaannya berbeda, tak mengurangu rasa bahagia telah melalu proses sebulan menempa diri, akal, nafsu, dan jiwa. Harapan membuncah agar taqwa senantiasa tersemat di 11 purnama berikutnya.

Kaum muslim bersuka cita di hari kemenangan. Ketundukan pada titah Sang Pemilik alam untuk berpuasa di bulan Ramadhan sebagai konsekuensi keimanan berhasil dilakukan. Berbekal iman dalam dada, amalan Ramadhan tak disia-siakan begitu saja. Ridha Allah sellau diburu agar hidup meraih bahagia yang sebenar-benarnya.

Kemenangan yang dirasakan tiap insan yang bertaqwa, ternyata belum sempurna. Ada setitik celah kemenangan yang masih tersandera. Sebab, tiap muslim masih sering beda merayakannya. Lebih fatal, kaum muslim masih belum bebas menghamba pada Allah, Sang Maha Pencipta. Sekularisme masih kuat mencengkeram nadi-nadi syariat Islam.

Duhai, pilu nian kaum muslim di sleuruh dunia. Meski kemenangan datang tiap tahun bagi yang berkesempatan merayakannya, namun kemenangan hakiki belum diraih seutuhnya. Betapa tidak, kaum muslim masih terkotak dalam wilayah yang disebut-sebut nation state. Sehingga, setiap perkara yang menimpa kaum muslim di satu daerah, kaum muslim di daerah lain merasa bukan urusannya. Padahal setiap muslim adalah bersaudara.

Persatuan kaum muslim seakan jauh panggang dari api. Perjuangan penerapan syariat Islam secara kaffah seakan semakin berat dipikul oleh insan-insan yang sadar dan merindukan hidup dalam naungan Islam. Kemenangan di hari raya kali ini pun masih sama, ada ikatan simpul yang belum lepas dari pemikiran kaum muslim. Namun, setiap muslim yang telah bangkit pemikirannya tak boleh berkecil hati dan putus asa. Istiqomah berjuang adalah pilihan tepat nan istimewa.

Kemenangan yang tersandera harus segera dilepas agar kemenangan kembali utuh dirasakan umat manusia. Keranda-keranda kapitalisme sekularisme telah nyata di depan mata. Kebobrokan dam kedzalimannya telah dirasakan semesta. Maka, kaum muslim akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk melenyapkannya dan menggantinya dengan sistem Islam yang sempurna. Dengan demikian, kemenangan tak kan lagi tersandera.

Catatan 3 Syawal 1443 H (3 Mei 2022 M)

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi