Kegundahan yang Berbeda

Oleh. H. M Ali Moeslim

Bismillahirrahmanirrahim

Berbeda kondisi gundahnya pemain sepakbola termasuk pelatih, crew manajemen, pengurus induk organisasi, dan penonton permainan sepak bola dalam berupaya meraih kemenangan. Penonton sepak bola maksimalnya menyampaikan saran dan kritik, serta memberi semangat dalam permainan, tentu berbeda dengan para pemain, pelatih, serta pengurus organisasi itu sendiri.

Bagi pemain dan pelatih paling tidak untuk meraih kemenangan mereka harus melakukan lima hal berikut; 1. Berlatih yang giat, 2. Istirahat yang cukup dan menjaga fisik agar tetap dalam kondisi prima, 3. Menjaga makanan dan pola makan, serta makanan yang bergizi seimbang, 3. Menyiapkan dan menggunakan taktik dan strategi yang jitu, 4. Menggonakan pola bertahan dan menyerang yang tepat, cepat, dan kuat, 5. Menyelesaikan pertandingan dengan sportif.

Begitu pula bagi pengurus induk organisasi sepak bola, mereka mesti mengelola organisasi dengan rapi, menyiapkan, dan menorganisasi tournamen tiap level dengan baik, persiapan bibit-bibit muda yang baik, sarana dan prasarana yang baik dan mumpuni untuk menciptakan para pemain sepak bola yang bagus dan tangguh.

Dalam perjuangan penegakkan Islam, Allah SWT. mengabadikan kegundahan para pengemban Islam pada masa Nabi dan para sahabat. Allah SWT. berfirman:

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (Q.S. Al-Baqarah: 214).

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi menyampaikan makna ayat bahwa Allah SWT. mengingkari kaum mukmin dan mereka sedang dalam keadaan kesulitan dan kesusahan bahwa mereka akan masuk surga tanpa ujian dan cobaan, baik dalam diri, harta, akan tetapi akan menimpa mereka apa yang telah menimpa orang-orang sebelum mereka dengan berbagai bentuk kesulitan dan penyakit, dan kegoncangan. Dimana hal itu adalah kegoncangan dan kekhawatiran dari berbagai hal yang menakutkan.

Sampai-sampai Rasul dan orang-orang mukmin yang bersamanya mempertanyakan datangnya pertolongan yang dijanjikan kepada mereka. “Kapankah datang pertolongan Allah?” Maka, Allah Ta’ala menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya: “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”

Lalu pelajaran dari ayat ini bahwa ujian dengan berbagai beban dari syariat, seperti jihad dengan mengorbankan jiwa, harta, merupakan hal yang penting sebagai jalan masuk ke dalam surga. Anjuran untuk mengambil teladan dan contoh dari orang-orang shalih dalam beramal dan bersabar. Kemungkinan untuk terjadi hal-hal yang manusiawi pada diri rasul, seperti kekhawatiran dan merasa lambat datangnya janji ilahi yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Penjelasan mengenai ujian yang menimpa Rasulullah Saw. dan para sahabatnya berupa kesulitan dan kesusahan, tatkala sedang berjihad dan diboikot oleh orang-orang musyrik.

Paling tidak ada beberapa kunci meraih kemenangan yang digali dari Al-Qur’an:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡ‍ٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ٥٥

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih di antara kalian bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Siapa saja yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nur: 55)

Di dalam ayat ini, Allah menjelaskan kriteria hamba-hamba-Nya yang shalih yang layak mendapatkan kemenangan dan mewarisi bumi. Pertama, beriman. Kedua, melakukan amal shalih. Yang dimaksud amal shalih di sini adalah menerapkan syariah Islam. Ketiga, menyembah Allah. Keempat, tidak menyekutukan Allah dengan yang lain, baik dalam peribadatan, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, sanksi hukum ataupun yang lain.

Wallahu a’lam bishawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi