Hafal dan Paham

Dulu sempat lihat ada diskusi, bagi anak kecil, manakah yang lebih utama antara hafal atau paham.

Hafalan dulu mumpung masih kecil, katanya. Paham dulu karena percuma hafal kalau tidak paham, kata yang lain.
Kalau kita tengok biografi para ulama, mereka memulai dengan hafalan, lalu memahami apa yang dihafal. Jadi selagi masih belia perbanyaklah hafalan. Mulai dari al-Quran, al-Hadits, dan Mutun berbagai bidang ilmu.

Saya punya guru bahasa arab, setiap menjelaskan nahwu, sharf dan balaghah semua syawahidnya adalah al-Quran, al-Hadits dan sya’ir-sya’ir. Semua mengalir secara langsung dari hafalannya.

Demikian juga dengan guru Hadits dan Tafsir saya. Hafalan al-Quran, Hadits dan kalam ulama seperti air hujan yang turun deras. Jadi hafalan itu menopang dalam pemahaman dan memudahkan dalam memahamkan orang lain.
Bagi pengemban dakwah, saat ia berhujjah akan makin kokoh dan meyakinkan.

Itulah yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Jama’ah al-Syafi’i dalam kitabnya, Tadzkirah al-Sami’ wa al-Mutakallim. Proses belajar itu dimulainya dari al-Quran sampai mutqin, lalu memutqinkan tafsirnya dan ulum syar’iyyah lainnya, mulai yang ringkas sampai yang lebih luas.

YRT

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi