Oleh. K.H. M Ali Moeslim
Bismillahirrahmanirrahim
Bulan Rabiul akhir atau Robiu Tsani merupakan bulan ke-4 dalam penanggalan kalender hijriyah. Asal-usul nama bulan Robiu Tsani/Rabiul Akhir sendiri yakni dikarenakan melihat kondisi musim di jazirah pada waktu itu. Musim rabi’ atau musim semi, musim semi terjadi selama dua bulan.
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di bulan Rabiul Akhir di antaranya adalah pengusiran Bani Nadhir dari Madinah.
هُوَ الَّذِيْٓ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِاَوَّلِ الْحَشْرِۗ مَا ظَنَنْتُمْ اَنْ يَّخْرُجُوْا وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مَّانِعَتُهُمْ حُصُوْنُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ فَاَتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوْا وَقَذَفَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُوْنَ بُيُوْتَهُمْ بِاَيْدِيْهِمْ وَاَيْدِى الْمُؤْمِنِيْنَۙ فَاعْتَبِرُوْا يٰٓاُولِى الْاَبْصَارِ
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung halamannya pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka, ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!” (QS. Al Hasyr ayat 2)
Tafsir Al-Muyassar menjelaskan, Dia-lah Allah Yang Mengeluarkan orang-orang yang mengingkari kenabian Muhammad dari kalangan Ahli Kitab, yaitu orang-orang Yahudi Bani An-Nadhir, dari tempat-tempat tinggal mereka yang bertetangga dengan kaum muslim di Madinah.
Ini adalah pengusiran pertama bagi mereka dari jazirah Arab ke Syam. Kalian (wahai kaum muslim) tidak menyangka bahwa mereka akan terusir dari negeri mereka dengan penuh kehinaan dan kerendahan karena mereka memiliki kekuatan besar dan pertahanan yang kokoh. Orang-orang Yahudi menyangka bahwa benteng-benteng mereka bisa melindungi mereka dari azab Allah dan tidak seorang pun mampu menaklukannya.
Tetapi, keputusan Allah yang tidak mereka duga datang. Allah menyusupkan rasa takut yang mendalam ke dalam hati mereka. Mereka merusak rumah-rumah mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri dan tangan-tangan kaum mukmin. Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang memiliki pandangan lurus dan akal yang kuat dari apa yang menimpa mereka.
Allah Swt. menurunkan surah Al-Hasyr secara keseluruhan. Dalam surat tersebut, Allah memaparkan pengusiran orang-orang Yahudi, mengungkap kedok orang-orang munafik, menjelaskan hukum yang bertalian dengan fa’i (harta rampasan perang yang didapat tidak melalui perang fisik), memuji kaum Mujahirin dan Anshar, menjelaskan tentang bolehnya menebang dan membakar pohon di daerah musuh demi kemaslahatan perang, dan bahwasanya hal itu tidak termasuk membuat kerusakan di muka bumi.
Yahudi Bani Nadhir sebenarnya bersikap diam. Namun, begitu melihat kekalahan umat Islam pada Perang Uhud, mereka mulai berani menyatakan permusuhan dan pengkhianatan.
Di antara bentuk pengkhianatan mereka adalah menjalin hubungan dengan orang-orang munafik dan kaum musyrik Makkah secara sembunyi-sembunyi, merupakan penghianatan besar terhadap piagam Madinah.
Meski sudah mengetahui pengkhianatan itu, Rasulullah saw. berusaha menahan diri. Namun, Yahudi Bani Nadhir semakin berani. Khususnya setelah peristiwa Raji’ dan Bi’ru Ma’unah yang menewaskan puluhan kaum muslim.
Puncak pengkhianatan mereka sampai pada rencana pembunuhan atas diri Rasulullah saw. Niat jahat itu benar-benar mereka rencanakan secara matang.
Rasulullah saw mengutus Muhammad bin Maslamah kepada Bani Nadhir untuk mengatakan kepada mereka, “Keluarlah dari Madinah. Janganlah hidup berdekatan denganku. Aku beri waktu sepuluh hari. Jika setelah itu aku melihat di antara kalian ada yang berada di Madinah, akan aku penggal batang lehernya!”
Bani Nadhir bersembunyi dalam benteng-benteng mereka sambil melempari kaum muslim dengan anak panah dan batu. Dalam hal ini, keberadaan kebun kurma sangat membantu orang-orang Yahudi. Rasulullah saw. memerintahkan agar membabat habis dan membakar kebun kurma tersebut.
Sementara itu orang Yahudi berperang sendirian. Mereka ditinggalkan Bani Quraizhah, dan dikhianati Abdullah bin Ubay dan sekutu-sekutunya dari Ghathfan. Tak seorang pun yang memberikan bantuan kepada mereka. Karena itu, Allah Swt. mengumpamakan mereka seperti setan.
Pengepungan berlangsung selama enam hari. Karena tak kunjung mendapat bantuan dari Abdullah bin Ubay dan sekutunya, akhirnya Bani Nadhir menyerah dan menyatakan diri keluar dari Madinah. Rasulullah saw. memperbolehkan mereka keluar membawa semua miliknya yang dapat diangkut, kecuali senjata.
Pelajaran penting dari peristiwa pengusiran Bani Nadhir adalah tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa hukuman mereka telah selesai dan tidak ada lagi yang tersisa. Karena, siksaan yang Allah Swt. sediakan bagi mereka di akhirat jauh lebih berat dan lebih mengerikan. Semua ini karena mereka telah menentang Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Mereka memusuhi dan memerangi Allah Swt. serta Rasul-Nya. Bahkan, bersegera dalam mendurhakai Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Demikianlah sunnatullah (ketetapan Allah Swt.) terhadap orang-orang yang menentang-Nya. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَمَن يُشَآقِّ ٱللَّهَ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
“Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”
Wallahu a’lam bishawab
Bandung: 7 Nov.2022 M/12 Rabiul Akhir 1444 H