Oleh : KH. Hafidz Abdurrahman
Hari ini 29 Mei, 568 tahun lalu, tepatnya 1453 M, seorang pemuda berusia 22 tahun telah menorehkan sejarah. Mewujudkan Bisyarah (Kabar Gembira) Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallama ditaklukkannya Konstantinopel.
Bisyarah yang disabdakan Nabi 830 tahun sebelumnya itu menjadi kenyataan di tangan pemuda, Sultan Muhammad al-Fatih, yang ketika itu Kesultanan Utsmani belum menjadi Khilaf4h. Khilaf4h saat itu masih di tangan Bani Abbasiyah.
Pemuda itu dididik dan dipersiapkan sejak kecil. Dibiasakan dengan kebiasaan taat. Sejak baligh dia selalu shalat tahajud. Puasa sunah. Dididik oleh ulama terbaik pada zamannya. Al-‘Allamah Ak Syamsuddin dan al-Qurani. Dengan pendidikan yang disiplin. Muhammad hapal al-Qur’an, menguasai 9 bahasa, sirah, fiqih, politik tetapi juga tasawuf yang tinggi.
Itulah karakter penakluk Konstantinopel, yang disebut Nabi sebagai
فلنعم الأمير أميرها، ولنعم الجيش ذلك الجيش
Sebaik-baik panglima adalah panglimanya. Sebaik-baik tentara adalah tentaranya (Hr Ahmad)
Setelah Bisyarah ini, menunggu pembuktian dua Bisyarah berikutnya, kembalinya Khilaf4h dan Penaklukan Roma. Siapakah generasi berikutnya yang akan mendapatkan kemuliaan itu?