Bumi Al-Quds di akhir zaman pasti akan kembali kepada pangkuan Islam, Yahudi Zionis akan mendapatkan ganjaran atas kejahatan-kejahatannya.
Isyarat kemenangan ini, bahkan telah ada di masa tatkala Rasulullah ﷺ dilahirkan ke dunia, dimana dalam riwayat yang shahih digambarkan bahwa ketika Rasulullah ﷺ dilahirkan, Sayyidah Aminah menyaksikan cahaya bersinar mengiringi kelahiran beliau ﷺ yang tampak menerangi istana-istana Negeri Syam, dari ‘Irbadh bin Sariyah, ia berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda:
«دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ وَبُشْرَى عِيسَى، وَرَأَتْ أُمِّي أَنَّهُ يَخْرُجُ مِنْهَا نُورٌ أَضَاءَتْ مِنْهُ قُصُورُ الشَّامِ»
“Aku adalah doa ayahku Ibrahim, kabar gembira Isa kepada kaumnya, dan mimpi ibuku yang melihat cahaya keluar dari dirinya sehingga terlihat jelas baginya istana-istana Syam.” (HR. Ahmad)
Al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali (w. 795 H) dalam Lathâ’if al-Ma’ârif (hlm. 87) menuturkan:
وخروج هذا النور عند وضعه إشارة إلى ما يجيء به من النور الذي اهتدى به أهل الأرض وزال به ظلمة الشرك منها
“Dan keluarnya cahaya ini ketika lahirnya Rasulullah ﷺ, menunjukkan pada apa yang akan datang bersamanya berupa cahaya yang menjadi petunjuk penduduk Bumi, yang dengannya sirna lah kegelapan kesyirikan.”
Kejadian luar biasa tanda awal kenabian (irhâsh) berupa keluarnya cahaya yang tampak menerangi Bumi Syam ketika Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan, menyisakan pertanyaan untuk direnungkan, ”Mengapa harus Bumi Syam?” Secara apik al-Hafizh Ibn Katsir menuturkan:
“Pengkhususan Negeri Syam dengan cahaya atasnya, menunjukkan tegaknya Din dan kenabiannya ﷺ di negeri-negeri Syam, oleh karena itu Syam di akhir zaman menjadi benteng pertahanan Islam dan umatnya, dan di negeri ini pula Isa bin Maryam a.s. turun ketika ia muncul di Damaskus di Menara Putih arah Timur di sana.”
Ibn Katsir pun menukil hadits dalam Shahîhain: Rasulullah ﷺ bersabda:
«ولا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ»
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku, yang tegak di atas perintah Allah, tidak membahayakan mereka siapapun yang mencela mereka, atau menyelisihinya, hingga tiba keputusan Allah dan mereka meraih kemenangan atas manusia.” (HR. Al-Bukhari, Muslim)
Dan mereka dalam Shahîh al-Bukhârî -dinukilkan Ibn Katsir- berada di Negeri Syam. Palestina, bagian dari negeri Syam itu sendiri.