Bumi Al-Quds membara. Kaum Muslim berduka. Ribuan kaum Muslim Palestina in syâ Allâh menjadi syuhadâ’ dalam kobaran perang menghadapi penjahat Zionis Yahudi la’natulLâhi ‘alayhim. Kejahatan Zionis pun dipertontonkan di depan mata dunia, mengulang tragedi berdarah di belahan Bumi Syam, Suriah sebelumnya, yang disikapi dunia tanpa aksi nyata, bagaikan tontonan film perang yang dianggap angin lalu saja. Apa aksi mereka yang diamanahi kekuasaan, berikut sederet potensi kekuatan militer di barak-barak mereka? Umat ini bagaikan unta yang mati kehausan. Padahal di punggungnya air tersimpan, seperti ungkapan Al-Imam Ibn Muflih al-Hanbali (w. 763 H) dalam Al-آdâb al-Syar’iyyah (III/104):
كَالْعِيسِ فِي الْبَيْدَاء يَقْتُلُهَا الظَّمَا #
وَالْمَاء فَوْقَ ظُهُورِهَا مَحْمُولُ #
Bagaikan unta di padang pasir mati kehausan
padahal air di punggungnya tersimpan
Namun, adakah secercah harapan bagi kaum Muslim di akhir zaman? Apa balasan bagi kejahatan Yahudi? Ash-Shâdiq al-Mashdûq, Rasulullah saw. menegaskan sisi yang kontras. Masa depan kaum Muslim ditutup dengan kemenangan. Sebaliknya, kaum Yahudi terhina karena menjadi pengikut Dajjal. Al-Jazâ’ min jins al-’amal. Balasan sesuai dengan jenis perbuatan.
Palestina: Pusat Kekhilafahan Akhir Zaman
Rasulullah saw. telah mengabarkan tegaknya kembali Khilafah yang ber-manhaj kenabian pada akhir zaman. Ini dipertegas dengan khabar tegaknya Kekhilafahan yang menjadikan Negeri Syam, khususnya Palestina, sebagai pusat Kekhilafahan. Salamah bin Nufail ra. Berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
عُقْرُ دَارِ الْإِسْلَامِ بِالشَّامِ
Pusat Dâr al-Islâm adalah di Negeri Syam (HR ath-Thabarani).
Al-Imam ash-Shan’ani (w. 1182 H) dalam Syarh al-Jâmi’ al-Shaghîr (VII/246) menguraikan bahwa seakan-akan Nabi saw. menunjukkan bahwa ibukota Khilafah tersebut terjadi pada masa tersebarnya fitnah. Negeri Syam ketika itu menjadi tempat paling aman. Kaum Muslim di dalamnya paling selamat. Hadis ini pun mendorong kaum Muslim untuk berpatokan pada Negeri Syam pada masa munculnya fitnah, sebagaimana banyak ditunjukkan oleh sejumlah hadis. Negeri Syam yang dimaksud adalah Palestina, Rasulullah saw. bersabda:
يا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ أَرْضَ الْمُقَدَّسَةِ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَة يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنَ النَّاسِ مِنْ يَدِي هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ
Wahai putra Hawalah, jika engkau melihat Kekhalifahan telah berdiri di Tanah yang Suci (Palestina), maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Pada saat itu Hari Kiamat lebih dekat kepada umat manusia daripada tanganku ini ke kepalamu (HR Abu Dawud).
Mengomentari hadis ini, Asy-Syaikh Sa’id Hawa dalam Al-Asâs fî as-Sunnah (II/1025) menuturkan bahwa zhahir hadis ini mengabarkan Khilafah akan tegak dengan ibukotanya adalah Al-Quds. Isa bin Maryam as. akan menuju al-Quds setelah ia diturunkan di Damaskus. Ini menunjukkan bahwa Palestina pada saat itu dalam genggaman kaum Muslim dan bahwa Negara Yahudi akan sirna.
Khilafah yang dimaksud bukan Khilafah yang mengembalikan Palestina ke pangkuan Islam pada masa Khalifah ‘Umar bin al-Khaththab ra., melainkan Khilafah pada akhir zaman. Kekhilafahan al-Imam al-Mahdi. Ini ditandai kalimat, “Pada saat itu Hari Kiamat lebih dekat kepada umat manusia…” Hal ini memastikan bahwa Bumi Al-Quds Palestina akan terbebas dari kaki-kaki kotor Zionis Yahudi dan para pendukungnya. Pada masa itulah kaum Muslim hidup dalam keberkahan dengan tegaknya syariah Islam secara total (kâffat[an]) dalam kehidupan, juga tegaknya masa futûhât dan jihad. Abu Sa’id al-Khudhri ra. berkata bahwa Nabi saw. pernah bersabda:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَة حَتَّى تَمْتَلِيئَ الأَرْضُ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا، ثمَّ يَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيَتِيْ أَوْ عِتْرَتِيْ فَيَمْلَؤُهَا قِسْطًا وَعَدْلا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا
Tidaklah terjadi Hari Kiamat, kecuali setelah muka bumi dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan. Setelah itu keluarlah seorang lelaki dari kalangan keluargaku (Ahlul Bait), atau keturunanku, sehingga dia memenuhi dunia ini dengan keseimbangan dan keadilan, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan (HR Ibn Hibban, Ahmad dan al-Hakim).
Kebinasaan Yahudi Pendukung Dajjal
Tiada suatu kaum yang congkak melainkan ditutup masa hidupnya dengan kebinasaan kecuali Yahudi. Dari dulu hingga akhir zaman sejarah kehidupan mereka dipenuhi catatan-catatan hitam nan kelam, dari mulai membunuh para nabi, hingga menjadi punggawa Dajjal pada akhir zaman. Rasulullah saw. bersabda:
يَتَّبِعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُود أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَة
Akan menjadi pengikut Dajjal dari golongan Yahudi Ashfahan sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka mengenakan jubah (HR Muslim).
Bagaimana kesudahan mereka? Tak akan jauh dari ‘tuannya’, Dajjal, yang binasa bi idznillâh di tangan Isa bin Maryam as. Yang didukung al-Imam al-Mahdi dan kaum Muslim. Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُم الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَر وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يا مُسْلِمُ يا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
Tidaklah terjadi Hari Kiamat hingga kaum Muslim akan berperang dengan Yahudi. Kaum Muslim akan memerangi mereka hingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Lalu batu dan pohon tersebut berkata, “Wahai Muslim, wahai hamba Allah, di sini ada Yahudi bersembunyi di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia,” kecuali pohon Gharqad, karena ia adalah pohon Yahudi (HR Muttafaqun ‘alayh).
Menurut Al-Imam Ibn ‘Allan asy-Syafi’i (w. 1057 H) dalam kitab syarh-nya atas Riyâdh al-Shâlihîn (VIII/644), perkataan pohon tersebut adalah ungkapan lisan yang ia ucapkan dengan kekuasaan Allah hingga ia bisa berbicara. Artinya, ia dipahami secara hakiki sebagai lisân al-maqâl, bukan sekadar lisân al-hâl (majâzî). Asy-Syaikh Abu al-‘Ala al-Mubarakfuri (w. 1353 H) dalam Tuhfat al-Ahwadzi (VI/410), menukil perkataan Al-Hafizh al-Nawawi (w. 676 H), menjelaskan: “Al-Gharqad: adalah jenis dari pohon berduri yang dikenal tumbuh di area-area sekitar Baitul Maqdis. Di sanalah terjadi peperangan mengalahkan Dajjal dan Yahudi.”
Sejalan dengan keterangan bahwa Dajjal akan terbunuh di Palestina, Syaikhul Islam Ibn Hajar al-Haitami (w. 974 H) dalam Al-Shawâ’iq al-Muhriqah (II/480) mengutarakan bahwa al-Imam al-Mahdi akan keluar membantu Isa as. yang akan membunuh Dajjal di pintu Ludd di Bumi Palestina. ‘Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنا حَىٌّ كَفَيْتُكُمُوهُ وَإِنْ يَخْرُجْ بَعْدِي فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ إِنَّه يَخْرُجُ فِي يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِينَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا وَلهَاَ يَوْمَئِذٍ سَبْعَة أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا حَتَّى يَأْتِي الشَّام مَدِينَةً بِفِلَسْطِينَ بِبَابِ لُدٍّ، فَيَنْزِلَ عِيسَى عَلَيْه السَّلاَمُ فَيَقْتُلَه ثُم يَمْكُثَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً إِمَاماً عَدْلاً وَحَكَماً مُقْسِطا
Jika Dajjal telah keluar dan saya masih hidup maka saya akan membela (menjaga) kalian. Namun, Dajjal keluar setelah masaku. Sungguh Rabb kalian ‘Azza wa Jalla tidaklah buta sebelah (bermata satu). Dajjal akan keluar di tengah kaum Yahudi Ashbahan hingga ia datang ke Madinah dan turun di tepinya. Madinah pada waktu itu memiliki tujuh pintu. Pada setiap pintu terdapat malaikat penjaga. Lalu keluar sejelek-jelek penduduknya kepada Dajjal hingga akhirnya ia pergi ke Negeri Syam, di Palestina memasuki gerbang Ludd. Lalu Isa as. turun dan membunuh dia. Kemudian Isa as. tinggal di bumi selama empat puluh tahun menjadi pemimpin dan penguasa yang adil (HR Ahmad).
Wa mâ tawfîqi illâ bilLâh. [Irfan Abu Naveed]