BAGAIMANA KITA AKAN MENJAWAB?


TIDAKKAH hati kita bergetar kala mendengar atau membaca hadits ini?

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggung jawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya? tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya? tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakan? serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya? ” (HR. Tirmidzi).

Bagaimana hal ini dapat kita persiapkan dengan maksimal? Jika sistem dan tata aturan kehidupan tidak menjalankan syariat islam secara kaffah?

Mari kita bayangkan saat kita sebagai muslim meninggal dunia, mayat kita ingin diurus dengan cara Islam bukan dengan cara agama lain atau ideologi lain, toh karena tata cara pengurusan mayat tidak ada dalam ideologi kapitalisme, apalagi komunisme, begitupula menyerahkan kepada suara terbanyak sebagaimana prinsif demokrasi.

Selanjutnya saat kita berada di alam kubur, bukankah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, itu bertanya tentang siapa Tuhan kita? Tentu berat atau bingung menjawabnya saat kita mengakui Allah sebagai Sang pencipta, namun tata aturannya dibuang ke tong sampah, karena prinsif sekulariame, yakni pemisahan agama dan kehidupan itu membuang aspek ibadah dalam kehidupan di luar ritual dan spiritual.

Begitu pula malaikat alam kubur akan bertanya tentang siapa Nabinya? Alangkah berat jika kita tidak menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam segala aspek kehidupan, karena sistem kehidupan yang sedang dijalani bakal hidangan prasmanan, yang suka diambil, yang tidak suka diabaikan, misalnya sistem pemerintahan merujuk pada Montesqui sebagai bapak trias politika*, atau atau sistem Demokrasi produk pilosuf Yunani, seperti Plato dan Phitagoras.

Bagaimana selanjutnya kita akan ditanya tentang apa imammu? Tentu sangat berat jika al qur’an kitab suci kita tidak dijadikan imam atau sumber hukum dalam mengatur kehidupan secara keseleruhan.

Kemudian, kitapun akan dihisab dan diadili oleh Allah dalam konteks kesesuaian perbuatan dengan syariat Islam, bagaimana kalau kita terbiasa mengabaikan syariat islam karena syariat islam tidak dijalankan atau diterapkan dalam setiap aspek kehidupan?

Agama kita itu Islam bukan agama lain, bukan HAM, bukan pula sesuai kesepakatan atau berdasar suara yang terbanyak. Jadi mengapa kita membela sistem yang bukan syariah? Atau ideologi kapitalisme atau sosialisme-komunis?

Apakah dengan kita membela sistem kehidupan lain itu bisa mendatangkan pahala dan bisa menghantarkan kita ke surga dan bisa mencegah kita masuk neraka ?

Bukankah Allah SWT sudah berfirman:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?.” (QS. Al-Maidah: 50)

Begitu pula firman Allah SWT yang lain;

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Maidah: 47)

Firman Allah SWT yang lain;

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Wallahu a’lam bishawab

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi