Oleh. K.H. Hafidz Abdurrahman
Apa yang Allah lakukan kita tidak tahu, kecuali setelah terjadi. Apa yang terjadi, kita pun tidak tahu, apa maksudnya. Kalau menyenangkan, kita akan senang dan menyebutnya sebagai qadha baik. Kalau tidak, akan kita sebut qadha buruk
Padahal, dua-duanya dari Allah. Allah yang menetapkan apa yang kita anggap baik dan apa yang kita anggap buruk. Penilaian baik dan buruk itu hanya persepsi kita. Karena itu, jika kita berbaik sangka kepada Allah, semuanya kita anggap baik.
Apa yang kita anggap buruk itu sesungguhnya hanya persepsi kita, bahkan mungkin hanya sebentar. Namun, setelah semuanya tersingkap dan kita pahami, kita akan katakan itu adalah qadha baik.
Begitulah. Makanya, jangan pernah berburuk sangka kepada Allah, dalam hal apa pun. Termasuk soal rezeki. Justru rezeki terbesar dan terbaik adalah selalu husnudhan kepada Allah
Dengan husnudhan itu, hati menjadi lapang, tidak sempit. Materi boleh datang dan pergi, tetapi hati kita tetap. Sabar saat mendapat musibah dan syukur saat mendapatkan nikmat adalah bentuk husnudhan kepada-Nya
Itulah prasangka yang harus kita hidupkan dalam hati kita agar kita tetap dalam kebaikan. Di balik apa yang kita tidak tahu, Allah mengurus semua urusan kita, menjaga, dan memastikan semuanya dengan baik.