Notulensi Pertemuan Ulama Tahun 1924 di Mesir dan Indonesia
3 Maret 1924
Kh1l@f@h Islamiyah secara resmi dihapuskan di Turki pada 3 Maret 1924 dan segera menjadi persitiwa yang mengguncang dunia Islam. Di berbagai tempat muncul usaha agar bisa menegakkan kembali Kh1l@f@h. Di Indonesia saat itu, Kh1l@f@h langsung mencuri perhatian dan menjadi topik yang sering dibicarakan.
25 Maret 1924
Upaya simultan dilakukan oleh para ulama di Mesir untuk menjaga Kh1l@f@h. Pada 25 Maret 1924 di Kairo, mereka mengadakan pertemu- an yang menghasilkan tujuh belas poin penting, mencakup tentang penjelasan Kh1l@f@h sebagai ajaran Islam serta urgensinya bagi umat, masalah keabsahan Sultan Abdul Majid sebagai Kh1l@f@h, dan alasan perlunya Kongres Kh1l@f@h diadakan.
19-21 Mei 1924
Berita penghapusan Kh1l@f@h sudah sampai hingga ke Indonesia dan mendapat respons dari para ulama serta tokoh pergerakan Islam dalam Kongres Al-Islam 19-21 Mei 1924 yang diadakan di Garut. Mereka memahami bahwa mereka harus ikut campur dalam permasalahan Kh1l@f@h.
4-5 Oktober 1924
Di Surabaya, koalisi Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan Al-Irsyad serta para Kiyai dan Habaib mengadakan pertemuan khusus untuk membahas Kh1l@f@h. Pertemuan ini menegaskan tentang kebutuhan semua Muslim akan seorang Kh1l@f@h sebagai pemimpin mereka. Sebuah organisasi kemudian dibentuk sebagai hasil dari saran- saran dalam pertemuan yakni Central Comité Chil@f@t.
24-27 Desember 1924
Kongres Al-Islam kembali diadakan pada 24-27 Desember 1924 di Surabaya yang dihadiri oleh para ulama dan 68 organisasi Islam yang mewakili pimpinan pusat maupun cabang. Ada tiga keputusan yang dihasilkan. Pertama, wajib hukumnya terlibat dalam perjuangan khilafah. Kedua, akan didirikan Komite Kh1l@f@h di seluruh Indonesia. Dan terakhir, akan mengirimkan utusan dari Indonesia ke Kongres Kairo dengan membawa proposal Kh1l@f@h yang mereka cita-citakan.
Sumber:
Peran Surat Kabar Bandera Islam dalam Perjuangan Kh1l@f@h 1924-1927 (UI, 2013) Sejarah Perjuangan Kh1l@f@h: Sebuah Pengantar (ILKI, 2024)
desain: Ishaq