Lahirnya Sistem Kehidupan Mulia

Oleh. K.H. M Ali Moeslim

Bismillahirrahmaanirrahiim

Rabiul Awwal adalah Bulan ketiga dari tahun Hijriyah. Rabi’ berarti musim semi berasal dari kata Raba’a. Alasan mengapa bulan ini dikatakan Rabi’ul awal karena pada bulan ini terjadi musim semi yang pertama.

Bulan ini pun dikenal juga dengan bulan maulid (kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw.). Peristiwa Maulid Nabi Muhammad saw. adalah momentum penting bagi umat Islam untuk mengenang lahirnya sosok manusia termulia penerang kehidupan.

Beliau penunjuk jalan hidup. Beliau mengangkat manusia dari kegelapan kehidupan menjadi cahaya tingginya peradaban kehidupan.

Justru momentum ini kita jadikan untuk memperkuat girah perjuangan, semangat jihad dalam menegakkan kalimat Allah Swt. Dengan kembali mengenang kelahiran Rasulullah, akan terbayang bagaimana jerih-payah perjuangan beliau dengan para sahabat dalam merintis dan menata peradaban Islam.

Mengingat kelahiran Nabi Muhammad saw., bukanlah merayakan ulang tahun beliau. Mengenang momentum kelahiran beliau adalah upaya memfokuskan kembali mata batin kita pada sosok manusia yang paling berjasa dalam hidup dan peradaban. Tidak lain agar kita mampu menjadikan beliau sebagai satu-satunya sosok pegangan, model perilaku, suri teladan, dan uswah terbaik dalam menapaki ragam sisi kehidupan.

Sungguh dalam diri Rasulullah terdapat suri teladan dalam berkeluarga dan memimpin masyarakat melakukan perubahan kehidupan. Allah Swt. berfirman:

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Baginda Nabi Muhammad saw. adalah manusia yang terbaik akhlaknya. Aisyah ra. menyebut akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Aisyah ra. juga berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Tidak pernah berlaku keji. Tidak mengucapkan kata-kata kotor. Tidak berbuat gaduh di pasar. Tidak pernah membalas dengan kejelekan serupa. Akan tetapi, beliau pemaaf dan pengampun.” (HR. Ahmad)

George Bernard Shaw (1950), Tokoh Irlandia, Pendiri London School of Economics, juga berkomentar, “Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian rupa hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia.”

Bukti kecintaan kita yang paling pertama dan sederhana kepada Rasulullah adalah banyak menyebut beliau, banyak bershalawat kepada beliau. Kecintaan kepada Nabi saw. adalah kewajiban. Beliaulah yang telah membawa kita ke jalan Allah Swt. Orang yang membaca shalawat pasti orang yang mencintai Nabi saw., tak mungkin orang yang membenci beliau.

Shalawat yang selalu kita lantunkan sebagai wujud kecintaan kita kepada Rasulullah inilah yang kiranya akan menjadikan orang mendapat syafaat dari beliau.

Ibnu Mas’ud ra. bertutur bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada Hari Kiamat adalah yang paling banyak shalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi)

Bukti kecintaan kita kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya adalah dengan mengikuti syariah beliau. Allah Swt. berfirman:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١

Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran[3]: 31)

Dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Mubarakfuri disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. mulai berhijrah meninggalkan Gua Tsur malam Senin tanggal 1 Rabiul Awal tahun I Hijriyah (16 September 622 M).

Beliau kemudian tiba di Quba Senin, tanggal 8 Rabiul Awal tahun 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana selama empat hari.

Momentum itu bisa dikatakan sebagai proklamasi tegaknya negara Islam di Madinah. Dan di bulan Rabiul Awal tersebut menjadi era baru fase dakwah setelah 13 tahun Rasulullah SAW berdakwah di Makkah dengan segala lika-liku dan suka duka rintangannya.

Peristiwa Hijrah Nabi saw. sebagai titik tolak lahirnya masyarakat Islam yang pertama di dalam sebuah Negara Islam pertama juga. Namun, peristiwa hijrah Nabi saw. ke Madinah tidak terjadi begitu saja, atau terjadi karena para pejuang Islam takut mati.

Peristiwa hijrah ini merupakan buah perjuangan Rasulullah saw. dan para sahabat. selama bertahun-tahun. Setelah sekian lama beliau berdakwah di Makkah –yang saat itu mayoritas masyarakatnya menolak– terbentuklah kader dakwah. Selanjutnya, terjadi pergolakan pemikiran dan politik. Kemudian disusul thalabun nushrah ke berbagai kabilah.

Termasuk saat Musim haji. Saat itu itu Allah membukakan hati kaum Aus dan Khazraj. Dari sinilah, perubahan menuju pembentukan Negara Islam pertama dan sekaligus masyarakat Islam pertama mulai tampak.

Wallahu a’lam bishawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi