ISLAM ITU ADIL, DEMOKRASI ITU ZALIM

Oleh: Zakariya al-Bantany

Di negara demokrasi itu sangat banyak sekali yang namanya pengadilan dan gedung pengadilan serta petugas pengadilan serta aparat penegak hukum keadilan.

Namun, keadilan di dalam negara demokrasi itu faktanya tidak ada. Sebab, keadilan dalam negara demokrasi itu hanyalah ilusi belaka dan mitos yang tersimpan di dalam kotak pandora hitam penuh noda dan fatamorgana.

Jadi, sangat wajar dalam negara demokrasi itu, hukum itu laksana pisau yang tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, bahkan parahnya kini hanya tajam ke Islam tapi tumpul ke kafir.

Keadilan itu hanya ada pada Islam. Sebab, Islam adalah keadilan itu sendiri. Selain Islam pasti zalim dan bathil.

Karena itulah, demokrasi itu pasti zalim dan bathil serta kufur.

Jadi, mustahil demokrasi itu adil dan mustahil pula bisa mewujudkan keadilan.

Maka, hanya Islam yang adil dan mampu mewujudkan keadilan itu sendiri. Sebab, Islam bersumber dari Dzat Yang Maha Adil, yaitu Allah SWT Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta, manusia, dan kehidupan.

Allah itu Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang dan Allah itu Maha Tahu apa yang terbaik bagi umat manusia, kehidupan dan alam semesta. Maka itulah, Allah menurunkan dan memilih Islam sebagai agama, ideologi, dan sistem kehidupan yang terbaik dan paripurna bagi umat manusia, kehidupan dan alam semesta tersebut.

Oleh karena itu, Islam memiliki fikrah (blueprint/konsepsi)nya berupa seperangkat sistem peraturan hidup (an-Nidzham) yang menjadi solusi tuntas real untuk mewujudkan keadilan itu sendiri. Yaitu, Syariah Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan (dari perkara akidah, ibadah, makanan, minuman, pakaian, nafsiyah, akhlaqiyah, hingga mu’amalah [politik, ekonomi, sosial, budaya, pergaulan hidup pria-wanita, pendidikan, kesehatan, hukum, peradilan, persanksian, pertahanan dan keamanan]).

Dan Islam pun memiliki thariqah (roadmap/metodologi)nya untuk menerapkan Syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan, yaitu berupa kiyan siyasiy (institusi politik) yang disebut Khilafah/Imamah (Daulah Islam) sehingga terwujudlah keadilan tersebut di muka bumi dan di alam semesta.

Dan ini pernah terbukti selama lebih dari 13 abad lamanya tatkala Khilafah/Imamah (Daulah Islam) masih ada dan memimpin peradaban dunia sejak masa Rasulullah Saw mendirikan Daulah Islam yang pertama di Madinah dan beliau menjadi kepala negara pertamanya. Dan kemudian dilanjutkan masa Khulafaur Rasyidin (Khilafah Rasyidah pertama), Khilafah Umayyah, Khilafah Abbasiyah, hingga Khilafah Utsmaniyah yang berakhir pada 03 Maret 1924 masehi.

Jadi, sangat wajar dan logis bila banyak ilmuwan dan sejarawan Barat yang secara objektif meneliti sejarah Khilafah. Akhirnya mereka berkesimpulan mengakui keadilan dalam negara Khilafah Islam dan mereka pun memuji Khilafah Islam tersebut.

Mereka di antaranya seperti:

1. Thomas Walker Arnold (Sejarawan Kristen)

T.W. Arnold ini adalah seorang orientalis dan sejarahwan Kristen. Meski dia beragama Kristen, ia ternyata memuji kerukunan beragama dalam negara Khilafah. Dalam bukunya, The Preaching of Islam : A History of Propagation Of The Muslim Faith, ia banyak membeberkan fakta-fakta kehidupan beragama dalam negara Khilafah. Ia berkata:

“The treatment of their Christisn subject by of Ottoman emperors–at least for two centuries after their conquest of greece–exhibits a toleration such as was at that time quite uknown in the rest of Eroupe (Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Khilafah Turki Utsmani–selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani–telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa).”( The Preaching of Islam : A History of Propagation Of The Muslim Faith,1896,hlm. 134)

Dia juga berkata:

“….Kaum kalvinis Hungaria dan Transilvania serta Negara Utaris (Kesatuan) yang kemudian menggantikan kedua negara tersebut juga lebih suka tunduk pada pemerintah Turki daripada berada dibawah pemerintahan Hapsburg yang fanatik: kaun protestan Silesia pun sangat menghormati pemerintah Turki dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam… kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen dibawah pemerintahan Sultan”.

Orientalis Inggris ini juga berkata:

“Ketika Konstantinopel dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya pelindung gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras dan untuk itu dikeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh uskup dan penerusnya. Hal yang tak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan sendiri. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para gubernur yang tidak adil…”

2. Will Durant (Sejarawan Barat)

Will Durant adalah seorang sejarahwan barat. Kalau T.W. Arnold tadi memuji kerukunan beragama negara Khilafah, Will Durant justru memuji kesejahteraan negara Khilafah. Dalam buku yang ia tulis bersama Istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, ia mengatakan:

“Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka”

3. Mary McAleese (Presiden ke-8 Irlandia)

Orang ketiga yang memuji negara Khilafah adalah Mary McAleese. Ia adalah Presiden ke-8 Irlandia yang menjabat dari tahun 1997 sampai 2011 . Selain Presiden, Ia juga anggota Delegasi Gereja Katolik Episkopal untuk Forum Irlandia Baru pada 1984 dan anggota delegasi Gereja Katolik ke North Commission on Contentious Parades pada 1996. Meski dia beragama kristen Katolik, namun tak disangka, ia memuji kedermawanan negara Islam (negara Khilafah).

Dalam pernyataan persnya, ia memuji bantuan Khilafah Turki Utsmani ke negaranya, Irlandia, sekitar tahun 1847. Bantuan itu dikirimkan ke Irlandia saat terkena musibah kelaparan hebat (The Great Famine), yang membuat 1 juta penduduknya meninggal dunia. Terkait bantuan itu, Mary McAleese berkata:

“Sultan Ottoman (Khilafah Utsmani) mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini,”

Untuk mengenang jasa Khilafah tersebut, kini Irlandia menggunakan logo Khilafah Turki Utsmani (Bulan Sabit) di Club Sepak Bolanya. “Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita,” katanya.

4. Karen Amstrong (Mantan Biarawati)

Tak hanya dari kalangan sejarahwan dan presiden saja yang memuji Khilafah. Namun kalangan mantan biarawati pun takjub akan Khilafah. Siapa dia? Dialah Karen Amstrong. Dia adalah mantan biarawati sekaligus penulis terkenal.

Tak beda jauh dengan T.W. Arnold, penulis Amstrong ini juga memuji kehidupan beragama yang ada dalam negara Khilafah (baca: peradaban Islam). Dalam negara Khilafah, agama selain Islam mendapatkan perlakuan yang sangat baik. Bahkan menurut Karen Amstrong, kaum Yahudi menikmati zaman keemasan di Andalusia. “Under Islam, the Jews had Enjoyed a golden age in al-Andalus” tulis Karen Amstrong.

[http://m.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2017/10/19/53842/empat-orang-barat-ini-memuji-negara-khilafah/]

So my brothers, do you still want democracy or do you just choose the Khilafah..?!

Wis Khilafah wae, titik tidak pakai koma.

Wallahu a’lam bish shawab. []

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi