DEMOKRASI MENISCAYAKAN POLITIK DINASTI

Muhammad Ayyubi ( Dir. MSC )

Fakta empiris yang tidak terbantahkan. Seolah menjadi pola tetap dalam perpolitikan demokrasi yakni adanya politik dinasti.

Sebagian kecil dari contoh itu adalah keluarga Syahrul Yasin Limpo, Keluarga Pramono Anung, Keluarga Megawati dan terakhir adalah keluarga Jokowi yang mempraktekkan politik dinasti.

Kecenderungan para pejabat yang masih aktif akan menempatkan anaknya, istrinya, adiknya atau keponakannya untuk menduduki jabatan tertentu dengan memanfaatkan pengaruh kekuasaanya.

Tren ini akhirnya dibaca oleh para politikus daerah, maka tidak bisa dicegah bagiamana mereka menerapkan pola yang sama dengan pendahulunya. Yakni politik dinasti.

Karena mereka tahu bahwa tanpa kuasa mustahil akan duduk dalam singgasana pemerimtahan. Dan mereka pun tahu bagaimana mudahnya mendapatkan uang negara dari berkuasa.

Naluri mencintai keturunan dan mempertahankan kekuasaan berkilnadan menjadi satu dalam diri penguasa untuk tetap mempertahankan kekuasaan hingga tujuh turunan.

Maka tidak ada cara untuk menghentikan politik dinasti ini kecuali dengan merobohkan pohon politik demokrasi di mana para politikus palsu bertengger di sana.

Dan kemudian menggantikannya dengan sistem politik islam yang hanya akan memilih orang orang paling baertaqwa, paling cerdas, paling adil dan paling beriman untuk menjadi wakil umat.[]

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi