Bendera Negara-Negara Arab Buatan Inggris?

Ini adalah anggota-anggota DPR Indonesia yang sedang menunjukkan solidaritasnya kepada Palestina dengan mengenakan syal khas Palestina.

Kita apresiasi kepeduliannya. Namun, gambar di syal itu, justru bukan menunjukkan bendera Palestina, tapi bendera Uni Emirat Arab. Mirip, tapi beda bentuk.

Pertanyaannya, kenapa bendera negara-negara Arab bisa serupa desainnya?

Siapa sih yang menciptakan bendera-bendera itu?

Gambar atas: bendera Pemberontakan Arab. Didesain pada 1916 oleh Diplomat Inggris, Mark Sykes untuk menciptakan rasa persatuan khusus orang-orang Arab. Bendera ini digunakan dalam pemberontakan melawan otoritas Khilafah ‘Utsmaniyyah di masa Perang Dunia pertama

Dulu, wilayah Timur Tengah, tak kenal pemisahan wilayah dan kebangsaan. Sebab, mereka semua bersatu di bawah Islam dalam naungan otoritas KhilafahUtsmaniyyah. Masalah muncul ketika imperialis Inggris tertarik dengan minyak-minyak di Irak, tapi mereka dilarang oleh Khalifah Abdul Hamid II untuk mengeruk kekayaan alam umat Islam.

Akhirnya, sebagaimana ungkapan Khalifah Abdul Hamid dalam catatan hariannya,

“Aku menggagalkan ambisi Inggris mengeruk minyak bumi, maka Inggris memunculkan isu dan sentimen Khilafah Arab.”

Isu Khilafah Arab yang dimunculkan Inggris, digunakan untuk memecah belah persatuan umat Islam, yakni mengadu domba antara orang Arab dengan otoritas ‘Utsmaniyyah yang sosok Khalifahnya berasal dari bangsa Turki, bukan dari bangsa Arab.

Inggris kemudian mengirim agen-agennya ke Timur Tengah, seperti Mark Sykes, Wilfrid Scawent Blunt, dan Lawrence of Arabia. Mereka semua pergi ke kepala suku-suku Arab maupun tokoh-tokoh berpengaruh lainnya untuk memprovokasi mereka agar memberontak kepada Khilafah.

Faisal I (tengah), anak dari Syarif Hussein, amir Mekkah yang menjadi pemimpin peristiwa pemberontakan Arab. Faisal berfoto bersama Thomas Edward Lawrence (sebelah kirinya), agen Inggris, yang menjadi salah satu tokoh kunci yang memicu pemberontakan Arab atas Khilafah ‘Utsmaniyyah. Dalam foto tersebut, Lawrence mengenakan penutup kepala khas Arab
Wilfrid Scawen Blunt. Pria Inggris berbahaya yang berhubungan dengan Jamaludin al-Afgani dan Muhammad Abduh, ulama berpengaruh di berbagai negeri muslim.Ia mendorong diserukannya isu “Khilafah Arab”, yakni memecah dan “memerdekakan” berbagai negeri muslim di sekitar Arab dari perlindungan dinasti ‘Utsmaniyyah yang bukan Quraisy, agar kaum muslimin mau menerima kepemimpinan Eropa yang menjajah negeri-negeri kaum muslimin.

Informasi lebih lengkap dapat dibaca di buku “Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda” yang diterbitkan Komunitas Literasi Islam. Baca bukunya dengan klik berikut https://linktr.ee/kli.books

Bahkan, Mark Sykes membuat bendera sendiri yang dia maksudkan untuk mengglorifikasi bangsa Arab dengan bendera ini, di mana warna hitam mewakili ‘Abbasiyyah, warna putih mewakili Umayyah, warna hijau mewakili Khulafaur Rasyidin di mana semua khalifahnya dulu berkebangsaan Arab, beda denganUtsmani yang para khalifahnya berkebangsaan Turki.

Sementara segitiga merah, melambangkan Bani Hasyimiyah, dinasti dari pemimpin Hijaz, Syarif Husayn, yang memang dipanas-panasi Inggris untuk memberontak kepada Khilafah, sebagaimana perkataan Sultan Abdul Hamid II,

Inggris ingin memuluskan rencana pemberontakan itu, dengan merangkul Amir Hijaz.”

Pasukan yang membawa bendera pemberontakan. Bendera saat ini tersimpan di Martyrs’ Memorial, Amman, Yordania

Dari situ, orang-orang Arab yang memberontak kepada Khilafah, akhirnya punya simbol. Dan simbol buatan Mark Sykes ini, kemudian menginspirasi seluruh bendera negara-negara Arab setelah Khilafah ‘Utsmaniyyah runtuh.

Walhasil, saat ini Timur Tengah terpecah belah dengan meninggikan benderanya masing-masing.

Dan ketika sekarang Palestina diserang Zionis, negara-negara Arab disekitarnya merasa urusan Palestina, bukan urusan dalam negerinya. Karena beda bendera.

Dari perbedaan bendera inilah, Palestina masih terus dijajah. Seandainya seluruh Timur Tengah bersatu di bawah satu bendera, satu otoritas, dan satu kekuatan; sebagaimana zaman Khalifah Abdul Hamid II dulu, maka penderitaan umat Islam di Palestina sudah tidak ada lagi. Sebab, yang perlu kita ingat adalah: pembentukan negara Yahudi di Palestina oleh Gerakan Zionis, baru bisa dilakukan setelah Khilafah runtuh dan seluruh Timur Tengah punya bendera masing-masing.

Itulah mengapa, kita harus bersatu, dan punya simbol bendera yang menyatukan kita semua.

Penulis: Nicko Pandawa
Sejarawan, Penulis Buku, Pegiat Komunitas Literasi Islam

Sumber: https://literasiislam.com/bendera-negara-negara-arab-buatan-inggris/

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi