Ini adalah anggota-anggota DPR Indonesia yang sedang menunjukkan solidaritasnya kepada Palestina dengan mengenakan syal khas Palestina.
Kita apresiasi kepeduliannya. Namun, gambar di syal itu, justru bukan menunjukkan bendera Palestina, tapi bendera Uni Emirat Arab. Mirip, tapi beda bentuk.
Pertanyaannya, kenapa bendera negara-negara Arab bisa serupa desainnya?
Siapa sih yang menciptakan bendera-bendera itu?
Dulu, wilayah Timur Tengah, tak kenal pemisahan wilayah dan kebangsaan. Sebab, mereka semua bersatu di bawah Islam dalam naungan otoritas Khilafah ‘Utsmaniyyah. Masalah muncul ketika imperialis Inggris tertarik dengan minyak-minyak di Irak, tapi mereka dilarang oleh Khalifah Abdul Hamid II untuk mengeruk kekayaan alam umat Islam.
Akhirnya, sebagaimana ungkapan Khalifah Abdul Hamid dalam catatan hariannya,
“Aku menggagalkan ambisi Inggris mengeruk minyak bumi, maka Inggris memunculkan isu dan sentimen Khilafah Arab.”
Isu Khilafah Arab yang dimunculkan Inggris, digunakan untuk memecah belah persatuan umat Islam, yakni mengadu domba antara orang Arab dengan otoritas ‘Utsmaniyyah yang sosok Khalifahnya berasal dari bangsa Turki, bukan dari bangsa Arab.
Inggris kemudian mengirim agen-agennya ke Timur Tengah, seperti Mark Sykes, Wilfrid Scawent Blunt, dan Lawrence of Arabia. Mereka semua pergi ke kepala suku-suku Arab maupun tokoh-tokoh berpengaruh lainnya untuk memprovokasi mereka agar memberontak kepada Khilafah.
Bahkan, Mark Sykes membuat bendera sendiri yang dia maksudkan untuk mengglorifikasi bangsa Arab dengan bendera ini, di mana warna hitam mewakili ‘Abbasiyyah, warna putih mewakili Umayyah, warna hijau mewakili Khulafaur Rasyidin di mana semua khalifahnya dulu berkebangsaan Arab, beda dengan ‘Utsmani yang para khalifahnya berkebangsaan Turki.
Sementara segitiga merah, melambangkan Bani Hasyimiyah, dinasti dari pemimpin Hijaz, Syarif Husayn, yang memang dipanas-panasi Inggris untuk memberontak kepada Khilafah, sebagaimana perkataan Sultan Abdul Hamid II,
“Inggris ingin memuluskan rencana pemberontakan itu, dengan merangkul Amir Hijaz.”
Dari situ, orang-orang Arab yang memberontak kepada Khilafah, akhirnya punya simbol. Dan simbol buatan Mark Sykes ini, kemudian menginspirasi seluruh bendera negara-negara Arab setelah Khilafah ‘Utsmaniyyah runtuh.
Walhasil, saat ini Timur Tengah terpecah belah dengan meninggikan benderanya masing-masing.
Dan ketika sekarang Palestina diserang Zionis, negara-negara Arab disekitarnya merasa urusan Palestina, bukan urusan dalam negerinya. Karena beda bendera.
Dari perbedaan bendera inilah, Palestina masih terus dijajah. Seandainya seluruh Timur Tengah bersatu di bawah satu bendera, satu otoritas, dan satu kekuatan; sebagaimana zaman Khalifah Abdul Hamid II dulu, maka penderitaan umat Islam di Palestina sudah tidak ada lagi. Sebab, yang perlu kita ingat adalah: pembentukan negara Yahudi di Palestina oleh Gerakan Zionis, baru bisa dilakukan setelah Khilafah runtuh dan seluruh Timur Tengah punya bendera masing-masing.
Itulah mengapa, kita harus bersatu, dan punya simbol bendera yang menyatukan kita semua.
Penulis: Nicko Pandawa
Sejarawan, Penulis Buku, Pegiat Komunitas Literasi Islam
Sumber: https://literasiislam.com/bendera-negara-negara-arab-buatan-inggris/